Ledakan hebat di wilayah Israel setelah serangan rudal balistik dari Iran dalam gelombang ke-14.
Iran Lancarkan Gelombang ke-14, Konflik antara Iran dan Israel kembali mencapai titik kritis ketika Iran meluncurkan gelombang ke-14 serangan rudal balistik ke berbagai wilayah di Israel. Serangan ini terjadi pada dini hari, menargetkan lokasi strategis termasuk Tel Aviv dan Beersheba. Iran menyatakan bahwa serangan ini merupakan bentuk pembalasan atas serangan udara Israel sebelumnya terhadap fasilitas penting Iran. Ketegangan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun kini memasuki fase yang lebih mematikan.
Pemerintah dan militer Iran menyatakan bahwa serangan ini merupakan bagian dari operasi militer besar yang diberi nama “Janji Sejati III”. Dalam operasi ini, Iran meluncurkan ratusan rudal balistik dan drone bersenjata dari berbagai titik dalam negeri. Mereka menegaskan bahwa serangan ini adalah bentuk peringatan keras terhadap setiap negara yang berani melanggar kedaulatan Iran. Tindakan ofensif ini memperlihatkan bahwa Iran tidak hanya bereaksi, tetapi juga berinisiatif untuk menunjukkan kekuatan militernya di kawasan.
Israel menanggapi serangan ini dengan mengaktifkan sistem pertahanan Iron Dome dan langsung meluncurkan jet-jet tempur untuk membalas. Beberapa rudal berhasil dicegat, namun sebagian besar menghantam target dan menyebabkan kerusakan serius serta korban jiwa. Pemerintah Israel mengutuk serangan tersebut sebagai agresi yang tidak dapat diterima. Dalam pernyataan resminya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan membalas dengan kekuatan penuh. Reaksi cepat ini menunjukkan kesiapan Israel dalam menghadapi ancaman militer skala besar.
Dampak dari gelombang ke-14 ini sangat besar terhadap warga sipil. Di Israel, ratusan orang luka-luka dan puluhan lainnya dalam kondisi kritis. Rumah sakit penuh sesak dan banyak warga mengungsi ke tempat perlindungan darurat. Di Iran, masyarakat juga hidup dalam kekhawatiran akan serangan balasan Israel yang mungkin menyasar wilayah padat penduduk. Krisis kemanusiaan mulai terlihat dengan meningkatnya jumlah korban dan minimnya akses terhadap bantuan medis. Kedua negara kini sama-sama mengalami beban berat akibat konflik yang terus memburuk.
Para ahli militer menilai bahwa serangan ini adalah bagian dari strategi Iran untuk menciptakan efek gentar dan menguji kekuatan pertahanan Israel. Dengan mengintensifkan serangan rudal, Iran ingin menegaskan bahwa mereka memiliki kapasitas tempur yang mumpuni. Di sisi lain, Israel juga dipaksa untuk memikirkan ulang taktik militernya dan memperkuat kerja sama pertahanan dengan sekutunya. Jika konflik ini terus berlangsung, maka risiko perang regional terbuka akan semakin besar.
Komunitas internasional tidak tinggal diam. Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, dan PBB menyerukan gencatan senjata dan dimulainya kembali dialog diplomatik. Mereka khawatir bahwa konflik ini akan menyebar dan memicu perang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Meski tekanan internasional terus meningkat, baik Iran maupun Israel belum menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan agresi. Kini dunia menanti, apakah diplomasi akan kembali berbicara atau justru kekuatan senjata yang menentukan arah sejarah berikutnya.
Buah Semangka bukan hanya buah penyegar di cuaca panas, tapi juga superfood yang menyimpan 7…
Kondisi jalan rusak di Gorontalo memaksa warga mengangkut jenazah dengan motor menuju rumah duka. Potret…
DPRD desak Pemko Medan bangun pompa air di titik rawan banjir, langkah penting untuk tanggulangi…
Fobia adalah ketakutan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu yang bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari. Artikel…
"Temukan 10 buah-buahan penyerap racun yang membantu detoks alami tubuh. Dari lemon, apel, hingga buah…