Fenomena Pagar Laut yang Makin Banyak: Daratan yang Hilang Ditelan Laut
Dalam beberapa tahun terakhir, Fenomena Pagar Laut atau tanggul penahan air semakin banyak dibangun di berbagai wilayah pesisir, terutama di Indonesia. Fenomena ini bukan sekadar proyek pembangunan infrastruktur, tetapi menjadi bukti nyata bahwa daratan yang dahulu kokoh kini perlahan berubah menjadi lautan. Kenapa fenomena ini terjadi? Apa penyebab daratan hilang ditelan laut?
Banyak daerah di pesisir Indonesia yang dulunya merupakan pemukiman, area pertanian, atau hutan bakau kini berubah menjadi bagian dari lautan. Wilayah seperti Pantai Utara Jawa (Pantura), pesisir Sumatra, dan Kalimantan mengalami abrasi parah yang menyebabkan hilangnya daratan secara signifikan. Beberapa desa bahkan sudah tenggelam dan hanya menyisakan puing-puing bangunan yang terendam air.
Pembangunan pagar laut menjadi solusi darurat untuk menghambat masuknya air laut ke daratan yang masih tersisa. Namun, mengapa daratan ini bisa tenggelam dan berubah menjadi laut?
Abrasi atau pengikisan pantai adalah salah satu penyebab utama daratan berubah menjadi laut. Ombak yang terus menghantam garis pantai mengikis lapisan tanah dan menggerus daratan sedikit demi sedikit. Tanpa perlindungan alami seperti hutan bakau, abrasi semakin cepat terjadi.
Perubahan iklim global menyebabkan pencairan es di kutub, yang berkontribusi pada kenaikan permukaan air laut. Dalam beberapa dekade terakhir, permukaan laut di Indonesia naik sekitar 3-8 mm per tahun. Akibatnya, wilayah pesisir yang rendah menjadi semakin rentan terhadap genangan air laut permanen.
Di beberapa kota besar seperti Jakarta dan Semarang, penurunan permukaan tanah (subsiden) menjadi faktor utama daratan tenggelam. Pengambilan air tanah secara berlebihan menyebabkan tanah semakin turun, sehingga air laut lebih mudah masuk ke daratan. Bahkan, di beberapa wilayah, permukaan tanah turun hingga 10-20 cm per tahun.
Mangrove dan hutan pantai berperan besar dalam melindungi garis pantai dari abrasi. Tanpa akar mangrove yang kuat, tanah lebih mudah tergerus ombak dan akhirnya tenggelam.
Hilangnya daratan akibat masuknya air laut membawa dampak besar bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat:
Pagar laut atau tanggul menjadi solusi instan untuk menahan masuknya air laut ke daratan. Namun, solusi ini bukan tanpa masalah.
Untuk mencegah semakin banyak daratan yang berubah menjadi laut, berbagai langkah harus segera dilakukan:
Fenomena Pagar Laut semakin banyak karena semakin banyak daratan yang berubah menjadi laut akibat abrasi, kenaikan permukaan air laut, penurunan tanah, dan penggundulan hutan bakau. Jika tidak, kita mungkin akan kehilangan lebih banyak daratan di masa depan, dan banyak wilayah yang kita kenal sekarang akan menjadi bagian dari lautan.
By : Hendra Sitepu
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit refluks gastroesofagus adalah kondisi medis kronis yang terjadi ketika…
Piala Dunia 2026 tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga ikut terseret ke dalam isu politik…
Di balik tanah yang basah dan berlapis lumut, di lorong-lorong gelap yang tak pernah disentuh…
Kolagen atau protein struktural adalah protein utama dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai perekat alami…
Pendahuluan Fenomena perjudian online (judol) kian marak di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jakarta Barat (Jakbar).…
"Negara ASEAN tidak hanya kaya budaya dan sejarah, tetapi juga menghadirkan fenomena menarik seperti pertumbuhan…