PolitikTrending

Fenomena Pagar Laut yang Makin Banyak: Daratan yang Hilang Ditelan Laut

Dalam beberapa tahun terakhir, Fenomena Pagar Laut atau tanggul penahan air semakin banyak dibangun di berbagai wilayah pesisir, terutama di Indonesia. Fenomena ini bukan sekadar proyek pembangunan infrastruktur, tetapi menjadi bukti nyata bahwa daratan yang dahulu kokoh kini perlahan berubah menjadi lautan. Kenapa fenomena ini terjadi? Apa penyebab daratan hilang ditelan laut?

Dulunya Daratan, Kini Tenggelam

Banyak daerah di pesisir Indonesia yang dulunya merupakan pemukiman, area pertanian, atau hutan bakau kini berubah menjadi bagian dari lautan. Wilayah seperti Pantai Utara Jawa (Pantura), pesisir Sumatra, dan Kalimantan mengalami abrasi parah yang menyebabkan hilangnya daratan secara signifikan. Beberapa desa bahkan sudah tenggelam dan hanya menyisakan puing-puing bangunan yang terendam air.

Pembangunan pagar laut menjadi solusi darurat untuk menghambat masuknya air laut ke daratan yang masih tersisa. Namun, mengapa daratan ini bisa tenggelam dan berubah menjadi laut?

Penyebab Daratan Menjadi Laut

1. Abrasi yang Tidak Terkendali

Abrasi atau pengikisan pantai adalah salah satu penyebab utama daratan berubah menjadi laut. Ombak yang terus menghantam garis pantai mengikis lapisan tanah dan menggerus daratan sedikit demi sedikit. Tanpa perlindungan alami seperti hutan bakau, abrasi semakin cepat terjadi.

2. Kenaikan Permukaan Air Laut

Perubahan iklim global menyebabkan pencairan es di kutub, yang berkontribusi pada kenaikan permukaan air laut. Dalam beberapa dekade terakhir, permukaan laut di Indonesia naik sekitar 3-8 mm per tahun. Akibatnya, wilayah pesisir yang rendah menjadi semakin rentan terhadap genangan air laut permanen.

3. Penurunan Permukaan Tanah (Subsiden)

Di beberapa kota besar seperti Jakarta dan Semarang, penurunan permukaan tanah (subsiden) menjadi faktor utama daratan tenggelam. Pengambilan air tanah secara berlebihan menyebabkan tanah semakin turun, sehingga air laut lebih mudah masuk ke daratan. Bahkan, di beberapa wilayah, permukaan tanah turun hingga 10-20 cm per tahun.

4. Hilangnya Vegetasi Penahan Abrasi

Mangrove dan hutan pantai berperan besar dalam melindungi garis pantai dari abrasi. Tanpa akar mangrove yang kuat, tanah lebih mudah tergerus ombak dan akhirnya tenggelam.

Dampak dari Hilangnya Daratan

Hilangnya daratan akibat masuknya air laut membawa dampak besar bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat:

  • Permukiman dan lahan produktif hilang
    Banyak warga pesisir kehilangan rumah dan mata pencaharian akibat tanah yang mereka tinggali berubah menjadi laut.
  • Banjir rob semakin parah
    Air laut yang masuk ke daratan menyebabkan banjir rob yang semakin sering terjadi dan sulit dikendalikan.
  • Ekosistem terganggu
    Hilangnya daratan juga berdampak pada ekosistem pesisir, termasuk terumbu karang, hutan bakau, dan berbagai biota laut yang bergantung pada ekosistem pantai.

Solusi: Apakah Pagar Laut Efektif?

Pagar laut atau tanggul menjadi solusi instan untuk menahan masuknya air laut ke daratan. Namun, solusi ini bukan tanpa masalah.

  • Erosi di tempat lain
    Tanggul yang dibangun di satu tempat bisa mengalihkan tekanan ombak ke area lain, mempercepat abrasi di daerah yang tidak terlindungi.
  • Ketergantungan pada teknologi buatan
    Jika pagar laut menjadi satu-satunya solusi, maka kita akan terus menerus bergantung pada infrastruktur ini tanpa menangani akar permasalahan, seperti deforestasi mangrove dan eksploitasi air tanah.

Langkah-Langkah Pencegahan

Untuk mencegah semakin banyak daratan yang berubah menjadi laut, berbagai langkah harus segera dilakukan:

  1. Restorasi Mangrove dan Hutan Pesisir
    Menanam kembali mangrove dan menjaga hutan pantai adalah solusi alami untuk melindungi garis pantai dari abrasi.
  2. Mengurangi Eksploitasi Air Tanah
    Kota-kota besar harus mengurangi penggunaan air tanah dengan memperbaiki sistem penyediaan air bersih dan memperbanyak daerah resapan air.
  3. Reklamasi dan Pemulihan Lahan
    Beberapa daerah yang sudah terendam dapat dikembalikan melalui reklamasi atau pembuatan tanggul yang dilengkapi dengan sistem pemulihan tanah.
  4. Pembangunan Infrastruktur Ramah Lingkungan
    Jika tanggul atau pagar laut tetap diperlukan, maka pembangunannya harus mempertimbangkan aspek lingkungan agar tidak merusak ekosistem pesisir.

Kesimpulan

Fenomena Pagar Laut semakin banyak karena semakin banyak daratan yang berubah menjadi laut akibat abrasi, kenaikan permukaan air laut, penurunan tanah, dan penggundulan hutan bakau. Jika tidak, kita mungkin akan kehilangan lebih banyak daratan di masa depan, dan banyak wilayah yang kita kenal sekarang akan menjadi bagian dari lautan.

By : Hendra Sitepu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *