Bilbao, 21 Mei 2025 – Suasana Estadio San Mamés malam itu di penuhi euforia ketika peluit panjang di bunyikan. Tottenham Hotspur, klub asal London Utara yang selama bertahun-tahun kerap di sebut sebagai “nyaris juara”, akhirnya mengangkat trofi UEFA Europa League setelah menundukkan Manchester United dengan skor tipis 1-0. Lebih dari sekadar hasil pertandingan, momen yang paling menggugah emosi adalah air mata kapten Tottenham, Son Heung min, yang tak kuasa menahan tangis usai peluit akhir dibunyikan.
Kemenangan ini mengakhiri penantian panjang Spurs akan gelar utama Eropa sejak terakhir kali meraih trofi Piala Liga Inggris pada tahun 2008. Lebih dari satu dekade lamanya, para penggemar Spurs harus puas melihat tim kesayangan mereka tampil impresif tanpa hadiah nyata. Namun pada musim 2024/2025, di bawah asuhan pelatih asal Australia Ange Postecoglou, klub menunjukkan kedewasaan baru, dan Son menjadi sosok sentral dalam perubahan itu.
Dengan status sebagai kapten, Son tidak hanya menjadi pemimpin di lapangan, tetapi juga simbol kesetiaan. Sejak bergabung dengan Spurs pada 2015 dari Bayer Leverkusen, ia telah menolak banyak tawaran dari klub-klub besar demi setia pada satu seragam. Kesetiaan itu akhirnya terbayar mahal malam itu.
Begitu wasit meniup peluit akhir, Son langsung menjatuhkan diri ke tanah. Dengan mata yang basah, ia menatap langit Bilbao seolah mengucap syukur atas akhir dari perjalanan panjang dan berat ini. Kamera televisi menangkapnya memeluk rekan-rekannya satu per satu—momen yang tak hanya menyentuh para pendukung Tottenham, tapi juga seluruh dunia sepak bola.
Air mata Son bukan hanya air mata kemenangan, melainkan air mata perjuangan, pengorbanan, dan ketekunan. Ia pernah mengalami musim tanpa trofi, cedera yang menyakitkan, hingga kegagalan di final Liga Champions 2019. Namun malam itu, semua luka terasa sembuh.
“Saya tidak bisa berkata-kata. Ini adalah momen paling emosional dalam hidup saya. Untuk klub, untuk fans, dan untuk keluarga saya yang selalu mendukung saya, ini untuk kalian semua,” kata Son usai pertandingan kepada media.
Di balik perayaan tersebut, ada sedikit noda kecil dalam bentuk kesalahan logistik UEFA. Dalam upacara penghargaan, di”ketahui bahwa UEFA tidak menyiapkan medali pemenang yang cukup untuk seluruh pemain dan staf Tottenham. Son termasuk di antara mereka yang tidak menerima medali secara langsung di atas podium. Insiden ini sempat menimbulkan kebingungan dan kritik dari berbagai pihak, namun tidak meredupkan sorotan terhadap pencapaian Spurs.
UEFA kemudian mengonfirmasi bahwa medali tambahan akan segera dikirimkan ke klub. Tottenham pun memastikan bahwa setiap anggota tim akan mendapatkan penghargaan yang layak atas peran mereka dalam sejarah baru ini.
Bagi Son Heung min, trofi ini bukan hanya simbol kemenangan di atas lapangan. Ini Merupakan bukti kerja kerasnya selama satu dekade di Premier League sebagai pemain Asia yang sukses menembus liga tersulit dunia. Kemenangan ini menegaskan statusnya sebagai salah satu legenda Tottenham, berkat dedikasi dan jiwa kepemimpinan, bukan sekadar statistik.
Di negara asalnya, Korea Selatan, air mata Son menjadi trending topic nasional. Banyak penggemar dan tokoh olahraga mengirimkan ucapan selamat dan rasa bangga. Presiden Korea Selatan bahkan menyampaikan selamat secara resmi, menyebut Son sebagai “duta besar olahraga dan inspirasi bagi generasi muda.”
Dengan kemenangan ini, Tottenham otomatis lolos ke Liga Champions musim depan. Tantangan baru menanti, namun semangat dan momentum dari trofi Liga Europa ini diharapkan menjadi fondasi era kejayaan baru klub.
Son Heung min, sang kapten yang menangis di tengah pesta, akan tetap menjadi panutan. Air mata itu tidak akan di lupakan, ia adalah air mata yang mengukir sejarah.
Writter By : Andrew
Mata berkedut adalah pengalaman yang hampir semua orang pernah alami. Sensasi ini biasanya muncul secara…
Terkadang, mimpi hanya dianggap sebagai bunga tidur. Tapi pada beberapa kepercayaan, mimpi juga kerap dikaitkan…
Maroko – September 2025Gelombang kemarahan yang dipimpin oleh remaja dan pemuda Maroko mengguncang negeri Afrika…
Pada 4 September 2025, Kementerian Kesehatan Republik Demokratik Kongo (DRC) resmi menyatakan adanya wabah baru…
Gelombang Besar dalam Industri Musik Industri musik internasional kembali digemparkan oleh kabar mengejutkan: T.O.P resmi…
Timnas Indonesia menatap dua laga krusial dalam misi lolos ke Piala Dunia 2026. Berikut jadwal…