5 Tahun Dipenjara untuk 7 Batang Kayu
Kasus “5 tahun dipenjara untuk 7 batang kayu” adalah salah satu peristiwa yang mencerminkan realitas hukum di Indonesia, yang sering kali memunculkan pertanyaan besar mengenai keadilan. Di tengah upaya negara menegakkan aturan, kasus ini memperlihatkan bagaimana kebijakan hukum bisa menjadi pisau bermata dua—tajam ke bawah namun tumpul ke atas.
Hukuman ini sontak menjadi sorotan publik, yang mempertanyakan proporsionalitas dan rasa kemanusiaan dalam penerapan hukum di negeri ini.
Di satu sisi, negara memiliki tugas untuk melindungi lingkungan, termasuk mencegah penebangan liar yang dapat merusak ekosistem.
Kasus ini mencerminkan ketimpangan dalam penegakan hukum.Di sisi lain, masyarakat kecil yang tidak memiliki akses ke pengacara yang kompeten atau jaringan kekuasaan harus menerima hukuman berat untuk pelanggaran yang relatif kecil.
Dalam perspektif hukum, tindakan mengambil kayu dari kawasan hutan memang melanggar undang-undang, terutama jika kayu tersebut berasal dari kawasan konservasi. Namun, penegakan hukum seharusnya tidak hanya berorientasi pada penghukuman, tetapi juga memperhatikan latar belakang pelaku, motivasi, dan dampak dari perbuatannya. Apakah hukuman lima tahun benar-benar proporsional untuk pelanggaran semacam ini? Apakah tidak ada alternatif hukuman yang lebih manusiawi, seperti kerja sosial atau denda yang wajar?
Hukum yang baik adalah hukum yang tidak hanya adil, tetapi juga humanis. Hukum harus mampu memberikan efek jera kepada pelaku tanpa melupakan konteks sosial dan ekonomi mereka.
Hukuman berat seperti ini juga memiliki dampak sosial yang besar. Keluarga pelaku sering kali ikut menanggung beban, baik secara ekonomi maupun psikologis.
Rasa ketidakpercayaan terhadap lembaga hukum dan pemerintah pun semakin meningkat.
Untuk mengatasi permasalahan seperti ini, diperlukan reformasi sistem hukum yang lebih berkeadilan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:
5 Tahun Dipenjara Hukum bukanlah sekadar alat untuk menghukum, tetapi juga sarana untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Tanpa pembenahan, ketimpangan ini hanya akan terus memperlebar jurang antara yang kuat dan yang lemah.
By : Hendra Sitepu
Pendahuluan Banyak pasangan suami istri yang mendambakan hadirnya buah hati segera setelah menikah. Namun, perjalanan…
dalam memilih makanan dan menjalani gaya hidup sehat. Dengan rutin mengonsumsi lima jenis makanan sehat…
Pernikahan Selena Gomez & Benny Blanco setelah 2 tahun pacaran. Dari gaun Ralph Lauren yang…
Memancing bukan sekadar menunggu ikan menyambar kail, tapi tentang melatih hati untuk bersabar, berpikir jernih,…