Beberapa tahun terakhir, matcha menjadi primadona dalam dunia kuliner dan gaya hidup sehat. Bubuk teh hijau khas Jepang ini bukan hanya hadir dalam bentuk minuman, tetapi juga merambah ke berbagai produk seperti kue, es krim, cokelat, hingga skincare. Popularitas matcha melonjak karena klaimnya yang kaya akan antioksidan, dipercaya mampu menurunkan berat badan, meningkatkan energi, hingga memperbaiki suasana hati.
Namun, di balik segala keistimewaannya, matcha ternyata menyimpan bahaya tersembunyi yang jarang dibicarakan. Para ahli kesehatan mengingatkan, konsumsi matcha secara berlebihan justru bisa membawa seseorang ke Unit Gawat Darurat (UGD)!
Matcha adalah bubuk teh hijau yang dibuat dari daun teh berkualitas tinggi. Prosesnya melibatkan penanaman di tempat teduh, pemetikan daun muda, lalu digiling halus hingga menjadi bubuk hijau pekat.
Keistimewaan matcha adalah konsentrasi nutrisi yang sangat tinggi. Jika teh hijau biasa hanya diseduh dan diminum airnya, matcha mengharuskan seseorang mengonsumsi seluruh daun dalam bentuk bubuk.
👉 Artinya, dalam satu cangkir matcha, kandungan kafein, antioksidan (EGCG), vitamin, dan mineral jauh lebih tinggi daripada teh hijau biasa.
Inilah yang membuat matcha memiliki manfaat besar, tetapi sekaligus menjadi bumerang berbahaya bila dikonsumsi tanpa kontrol.
Walaupun dianggap sehat, dokter memperingatkan bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidak pernah baik, termasuk matcha. Berikut adalah bahaya serius yang bisa mengintai:
Matcha mengandung sekitar 70–80 mg kafein per cangkir. Jika seseorang minum lebih dari 3–4 cangkir sehari, total kafein bisa melampaui batas aman tubuh.
Efek sampingnya:
Jantung berdebar cepat (palpitasi)
Tekanan darah naik mendadak
Kecemasan berlebih
Insomnia parah
Dalam kasus ekstrem: serangan jantung ringan hingga harus masuk UGD
Matcha kaya akan tanin dan kafein yang dapat merangsang produksi asam lambung.
Jika diminum saat perut kosong atau dalam jumlah besar, risiko yang muncul antara lain:
Nyeri ulu hati
Mual dan muntah
Asam lambung naik (GERD)
Iritasi lambung kronis
Antioksidan memang bermanfaat, tapi dalam dosis tinggi justru bisa merusak tubuh. Matcha kaya akan EGCG (Epigallocatechin gallate), antioksidan yang berfungsi melawan radikal bebas.
Namun, studi menunjukkan konsumsi EGCG dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan hepatotoksisitas alias kerusakan hati. Gejalanya antara lain:
Kulit dan mata menguning
Urin berwarna gelap
Mudah lelah
Nyeri perut bagian kanan
Matcha mengandung senyawa katekin yang dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Akibatnya, konsumsi berlebihan bisa memicu anemia defisiensi besi, terutama pada wanita hamil atau orang yang vegetarian.
Kafein tinggi dalam matcha dapat memengaruhi sistem saraf. Orang yang terlalu sering mengonsumsi matcha bisa mengalami:
Gelisah berlebihan
Mudah panik
Sulit tidur hingga insomnia kronis
Penurunan kualitas hidup
Matcha juga mengandung oksalat dalam kadar cukup tinggi. Jika dikonsumsi berlebihan, oksalat bisa menumpuk di ginjal dan memicu terbentuknya batu ginjal.
Beberapa penelitian internasional telah memperingatkan bahaya konsumsi matcha berlebihan:
Journal of Food Science (2018): Mengungkap bahwa konsumsi EGCG di atas 800 mg/hari dapat merusak hati.
American Journal of Clinical Nutrition (2016): Menyebutkan katekin dalam matcha bisa menghambat penyerapan zat besi non-heme.
Harvard Health Publishing: Menganjurkan konsumsi teh hijau (termasuk matcha) maksimal 3–4 cangkir per hari untuk menghindari risiko kesehatan.
Beberapa kelompok orang harus sangat hati-hati dalam mengonsumsi matcha:
Ibu hamil & menyusui → kafein bisa memengaruhi janin dan bayi.
Penderita maag/GERD → bisa memperparah gejala.
Orang dengan gangguan hati → risiko kerusakan organ lebih tinggi.
Penderita anemia → penyerapan zat besi makin buruk.
Pasien dengan riwayat batu ginjal → oksalat memperbesar risiko kekambuhan.
Dokter menyarankan batas aman konsumsi matcha adalah:
1–2 cangkir per hari (sekitar 2–4 gram bubuk matcha).
Jangan diminum saat perut kosong.
Hindari tambahan gula berlebihan agar manfaat matcha tetap terjaga.
Jangan dikonsumsi sebagai pengganti air putih.
Di berbagai negara, sudah ada kasus orang yang harus masuk UGD karena konsumsi matcha berlebihan.
Seorang wanita di Jepang mengalami kerusakan hati akut setelah mengonsumsi suplemen berbasis matcha dalam dosis tinggi setiap hari.
Beberapa remaja di Amerika Serikat dilaporkan mengalami gangguan irama jantung setelah minum matcha latte berulang kali dalam sehari.
Kasus-kasus ini menjadi bukti nyata bahwa tren sehat bisa berubah menjadi bencana kesehatan jika dilakukan tanpa batas.
Matcha memang kaya manfaat, tetapi kunci kesehatan adalah keseimbangan. Konsumsi secukupnya bisa membawa kebaikan, namun jika berlebihan justru bisa menjadi racun yang mengancam nyawa.
👉 Jangan sampai demi mengikuti tren, Anda justru berakhir di UGD karena segelas bubuk hijau ini.
Penyakit kelamin pria sering dianggap tabu, tetapi ketidaktahuan dapat berdampak fatal. Kenali gejala awal untuk…
Seorang wisatawan Australia harus mengeluarkan Rp 69 juta untuk suntik rabies setelah insiden gigitan monyet…
“Simak 5 fakta menarik harga sembako di Sumatra 2025, mulai dari harga beras hingga program…
Karyawati PNM Mekar di Pasangkayu ditemukan tewas dibunuh suami nasabah saat menagih cicilan. Polisi ungkap…
Salah satu bentuk obat yang paling sering digunakan dalam dunia medis adalah painkiller atau obat…
Jakarta Timnas Rusia dipastikan tidak bisa tampil di Piala Dunia 2026. Tuan rumah Piala Dunia…