Ustaz Di Medan Di Duga Cabuli Mahasiswa
Ulama atau penceramah muda, di Medan, Sumatera Utara, di tuduh melakukan kekerasan seksual terhadap seorang mahasiswa berusia 18 tahun. Dugaan kejadian tersebut menyebabkan AHA di laporkan ke Kepolisian Daerah Sumatera Utara. Menurut laporan, korban telah menerima bimbingan agama dari AHA, yang menggunakan posisi otoritasnya untuk mengeksploitasi dan mengambil keuntungan dari kepercayaannya. Kejadian tersebut telah menggemparkan masyarakat, dengan banyak yang menyerukan agar tindakan cepat di ambil terhadap terdakwa. Polisi telah mengonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki masalah tersebut dan saat ini sedang mengumpulkan bukti untuk membangun kasus terhadap Mahasiswa . Keluarga korban juga telah angkat bicara, menuntut keadilan bagi putri Mahasiswa dan menyerukan akuntabilitas yang lebih besar di antara para pemimpin agama.
Kejadian ini telah memicu perbincangan yang lebih luas tentang penyalahgunaan kekuasaan. Dan perlunya transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar di lembaga-lembaga keagamaan. Banyak yang menyerukan proses pemeriksaan yang lebih ketat dan pengawasan yang lebih besar untuk mencegah kejadian seperti itu terjadi di masa mendatang.
Orangtua N, yakni IL, menuturkan, kejadian tersebut terjadi pada tanggal 9 April 2025 sekitar pukul 22.00 WIB. Awalnya, AHA menjemput korban menggunakan mobil di tempat kos korban di Kecamatan Percut Sei Tuan. Kemudian, keduanya jalan-jalan di sekitar lokasi tersebut. Menurut IL, mereka berkendara ke beberapa lokasi, seperti pinggir sungai dan alun-alun kota, sebelum akhirnya berhenti di sebuah gang sepi di pinggiran kota. Di sanalah, kata IL, AHA tiba-tiba menghentikan mobilnya dan mulai bertingkah aneh, yang berujung pada kejadian nahas tersebut.
Ustad Membawa Ke Hotel
Kejadian yang menimpa anak saya berupa pelecehan seksual yang di lakukan oleh seorang ustaz berinisial AHA. Awalnya, AHA mendatangi kos anak saya, dan karena tidak ada kecurigaan, anak saya pun langsung mengikutinya keluar dan berjalan menuju mobil yang sudah di siapkan. Kemudian, mobil tersebut melaju tanpa arah dan tujuan. IL melanjutkan, “Anak saya sempat terjebak di dalam mobil selama berjam-jam, merasa tidak berdaya. AHA terus menerus melakukan tindakan yang tidak senonoh, dan anak saya pun terlalu takut untuk melawan. Itu adalah mimpi buruk yang tidak akan pernah di lupakan oleh anak saya.” Pihak keluarga kini tengah mencari keadilan dan menuntut agar pihak berwajib segera menindak pelaku. “Kami ingin memastikan bahwa AHA di mintai pertanggungjawaban atas kejahatannya yang keji dan tidak ada anak lain yang mengalami nasib yang sama,” tegas IL.
Tak lama kemudian, kata IL, AHA menghentikan mobil dan memaksa korban untuk menenggak minuman tersebut. Sesampainya di Jalan Jamin Ginting, Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, AHA memarkir mobilnya di salah satu tempat penginapan. Korban yang masih linglung karena minuman tersebut di seret keluar dari mobil dan di bawa ke sebuah kamar di lantai dua. AHA kemudian mengunci pintu dan mulai menyerang korban dengan ancaman akan melukai korban jika melawan atau berusaha melarikan diri. Korban yang ketakutan tak berdaya dan pasrah kepada AHA yang tampaknya sangat menikmati penderitaan korban. Malam semakin larut, teriakan korban tenggelam oleh suara musik dan gelak tawa dari bar dan kelab malam di dekatnya, membuat korban merasa terasing dan tak berdaya.
Setelah di perintahkan, AHA menyuruh korban untuk turun dan berpura-pura ingin beristirahat sejenak. Saat memasuki ruangan, AHA tiba-tiba mengunci pintu dan mengeluarkan benda tajam. Yang memperlihatkan niat jahat yang membuat bulu kuduk korban merinding. Korban, yang terlambat menyadari bahwa mereka telah terjebak, mencoba berteriak minta tolong, tetapi AHA dengan cepat menyumpal mulut mereka.

BY : PELOR