5 Alasan US FDA Percayakan BPOM: Langkah Revolusioner yang Ubah Nasib Rempah Indonesia di Dunia

Ketika rempah tak lagi sekadar komoditas ekspor, tetapi simbol kedaulatan sains dan diplomasi pangan dunia

1. Sejarah Baru dari Negeri Rempah

Indonesia kembali mencatatkan namanya di panggung global. Pada Sabtu, 18 Oktober 2025, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia secara resmi dipercaya oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) sebagai Lembaga Sertifikasi Impor (Certifying Entity/CE) untuk produk rempah-rempah yang akan diekspor ke pasar Amerika Serikat.

Penunjukan ini bukan hal kecil. Dalam sejarah perdagangan rempah, belum pernah sebelumnya Indonesia memegang kendali langsung atas sertifikasi keamanan produknya di negara tujuan ekspor. Keputusan tersebut tertuang dalam Letter of Intent yang ditandatangani oleh Donald A. Prater, Principal Deputy Director for Human Foods Program FDA, dan diumumkan melalui Import Alert 99-52 — sebuah dokumen resmi yang menandai perubahan besar dalam sistem ekspor rempah global.

Langkah ini menjadi bukti bahwa dunia kini tak hanya melihat Indonesia sebagai “tanah penghasil rempah”, tetapi juga sebagai negara dengan sistem pengawasan pangan yang kredibel dan sejajar dengan otoritas dunia.

2. Dari Pihak Ketiga Menjadi Pengambil Keputusan

Selama ini, ekspor rempah Indonesia ke Amerika Serikat harus melalui lembaga sertifikasi pihak ketiga di luar negeri. Prosesnya panjang, mahal, dan sering kali menimbulkan hambatan birokrasi. Namun, dengan mandat baru dari FDA ini, BPOM kini mendapatkan kewenangan langsung untuk mengeluarkan sertifikat keamanan bagi produk rempah yang akan diekspor ke AS.

Dengan langkah ini, Indonesia menapaki jejak baru di kancah internasional. Kini BPOM berdiri sejajar dengan lembaga seperti FDA (Amerika Serikat), European Food Safety Authority (EFSA) dari Uni Eropa, dan Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA) dari Inggris.

Kepala BPOM, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., menyampaikan dalam keterangan tertulisnya,

“FDA tidak sembarangan memberi mandat seperti ini. Mereka menilai bukan hanya teknis, tapi juga komitmen dan integritas sistem pengawasan Indonesia. Ini momentum pengakuan global.”

Pernyataan tersebut menggambarkan besarnya arti keputusan ini. Tak hanya soal ekspor, tapi tentang kepercayaan internasional terhadap sistem pengawasan pangan Indonesia.

3. Mengapa FDA Memilih Indonesia

Penunjukan BPOM tidak datang begitu saja. Ada proses panjang di baliknya. FDA menilai kesiapan sistem pengawasan pangan Indonesia melalui sejumlah indikator: kemampuan laboratorium, integritas data, transparansi proses, dan kepatuhan terhadap standar internasional.

Indonesia dinilai berhasil membangun sistem yang mampu mendeteksi berbagai risiko pangan — mulai dari cemaran mikroba, logam berat, hingga isotop radioaktif. Salah satu alasan utama di balik keputusan ini adalah kemampuan BPOM dalam menangani isu keamanan rempah dari potensi kontaminasi isotop Cesium-137.

FDA menyoroti pentingnya aspek tersebut karena Cesium-137 merupakan unsur radioaktif yang dapat mengancam kesehatan manusia bila masuk ke rantai pangan. Dalam konteks perdagangan global, isu ini sangat sensitif karena berkaitan langsung dengan kepercayaan konsumen di negara maju.

Untuk menjamin kualitas, BPOM bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) agar seluruh protokol pemeriksaan bersifat ilmiah, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan di forum internasional.

“Kami akan melibatkan BRIN dan BAPETEN agar seluruh protokol pemeriksaan bersifat ilmiah, transparan, dan bisa dipertanggungjawabkan di forum global,” tegas Prof. Taruna.

Langkah ini menegaskan bahwa BPOM tidak hanya menjadi regulator, tetapi juga penjamin sains dan keamanan global.

4. Dampak Strategis bagi Indonesia

Kepercayaan FDA terhadap BPOM membawa dampak strategis di berbagai bidang, dari ekonomi hingga diplomasi internasional.

a. Peningkatan Nilai Ekspor dan Kepercayaan Pasar

Dengan sertifikasi langsung dari BPOM, eksportir Indonesia tak lagi perlu mengandalkan lembaga asing. Prosesnya akan lebih efisien, biaya berkurang, dan waktu pengiriman lebih cepat.
Hal ini meningkatkan daya saing produk rempah Indonesia di pasar global, terutama di Amerika Serikat, yang merupakan salah satu importir rempah terbesar di dunia.

b. Pengakuan Global terhadap Sistem Pengawasan Indonesia

Mandat ini menjadikan Indonesia bagian dari pembuat standar dunia. Artinya, BPOM kini duduk di meja yang sama dengan otoritas internasional untuk membahas kebijakan pangan global.
Pengakuan ini juga memperkuat posisi Indonesia dalam forum internasional seperti Codex Alimentarius Commission — lembaga yang menetapkan standar pangan dunia di bawah WHO dan FAO.

c. Diplomasi Pangan dan Reputasi Bangsa

Rempah-rempah sejak dahulu menjadi simbol kejayaan Nusantara. Kini, dengan sertifikasi ini, rempah kembali menjadi simbol kedaulatan sains dan diplomasi ekonomi.
Indonesia bukan hanya mengekspor produk, tetapi juga mengekspor kepercayaan, integritas, dan reputasi.

5. Peran Strategis BRIN dan BAPETEN

Keterlibatan BRIN dan BAPETEN dalam sistem sertifikasi ini sangat penting. BRIN akan memastikan bahwa seluruh pengujian rempah dilakukan dengan metode ilmiah berstandar internasional. Sedangkan BAPETEN akan mengawasi aspek keamanan radiasi agar tidak ada risiko isotop berbahaya dalam rantai pangan ekspor.

Kolaborasi ini memperkuat sistem pengawasan yang sebelumnya sudah ada. Dalam praktiknya, setiap produk rempah yang akan dikirim ke AS akan melalui serangkaian uji laboratorium, audit dokumen, dan verifikasi lapangan.

BPOM juga tengah membangun sistem digital sertifikasi ekspor agar seluruh data produk tercatat secara transparan dan bisa diakses oleh FDA secara real-time. Ini menjadi terobosan penting untuk memperkuat kepercayaan global.

6. Tantangan di Balik Kepercayaan Besar Ini

Meski menjadi pencapaian luar biasa, mandat ini juga datang dengan tantangan besar.

a. Pengawasan Rantai Pasok

Indonesia memiliki ribuan petani dan pelaku industri rempah dari berbagai daerah. Menyatukan standar keamanan di seluruh rantai pasok, dari hulu ke hilir, bukan hal mudah.
BPOM harus memastikan setiap pelaku memahami standar keamanan yang kini diakui FDA, mulai dari proses penanaman, pengeringan, pengemasan, hingga pengiriman.

b. Kesiapan Infrastruktur dan SDM

Untuk menjaga kepercayaan ini, BPOM harus memperkuat laboratorium, memperbanyak pelatihan teknis, serta meningkatkan kapasitas SDM di daerah.
Hal ini menjadi penting agar setiap kantor BPOM di wilayah produksi rempah memiliki kemampuan pengujian yang setara dengan laboratorium internasional.

c. Penegakan Hukum dan Ketertiban Produk

Kepercayaan FDA bisa hilang dalam sekejap bila ditemukan pelanggaran berat. Oleh karena itu, BPOM perlu menegakkan sanksi tegas terhadap eksportir atau produsen yang melanggar protokol keamanan.

7. Dari Masa Ke Masa: Rempah Sebagai Aset Bangsa

Sejak abad ke-15, rempah telah menjadi alasan utama bangsa Eropa datang ke Nusantara. Cengkih, pala, kayu manis, lada — semua menjadi incaran yang membawa Indonesia ke peta perdagangan dunia.

Kini, setelah lebih dari lima abad, rempah kembali menorehkan sejarah. Namun bukan karena perang dagang, melainkan karena pengakuan global terhadap integritas bangsa.

Dengan posisi baru BPOM ini, Indonesia berhasil menunjukkan bahwa rempah Nusantara bukan hanya harum di dapur dunia, tapi juga di ruang diplomasi internasional.

8. Ekonomi Rempah: Dari Petani ke Pasar Dunia

Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor remmpah Indonesia ke Amerika Serikat mencapai lebih dari US$ 250 juta per tahun. Dengan adanya pengakuan FDA, nilai tersebut diproyeksikan naik signifikan hingga 30–40% dalam tiga tahun ke depan.

Selain itu, sertifikasi ini membuka peluang bagi produk turunan rempah, seperti minyak atsiri, ekstrak herbal, dan bahan baku kosmetik, untuk ikut menembus pasar global.

Industri kecil dan menengah (IKM) yang bergerak di sektor ini pun berpotensi naik kelas karena proses sertifikasi kini bisa dilakukan di dalam negeri dengan pengawasan BPOM.

9. Perubahan Paradigma: Dari Penghasil ke Penentu

Bila sebelumnya Indonesia selalu menjadi pihak yang menyesuaikan dengan standar negara tujuan ekspor, kini posisinya berubah.
Sebagai Certifying Entity, Indonesia turut menentukan bagaimana standar keamanan pangan diterapkan. Artinya, remppah yang lolos dari BPOM sudah otomatis memenuhi standar tertinggi di dunia.

Hal ini menjadi kebanggaan sekaligus tanggung jawab. Dengan posisi sejajar bersama FDA, Indonesia kini punya peluang untuk ikut menyuarakan kebijakan pangan global berbasis kearifan lokal dan keberlanjutan.

10. Suara dari Lapangan: Harapan Pelaku Usaha

Bagi pelaku industri rempah, keputusan ini disambut dengan penuh optimisme.
Ketua Umum Asosiasi Eksportir Reempah Indonesia, Dwi Handoyo, menyebutkan bahwa pengakuan FDA terhadap BPOM adalah “angin segar” bagi pelaku usaha.

“Selama ini kami harus mengeluarkan biaya tambahan untuk sertifikasi luar negeri. Dengan adanya BPOM sebagai lembaga resmi yang diakui FDA, biaya itu bisa ditekan hingga 40%. Ini juga meningkatkan kecepatan pengiriman dan kepercayaan buyer di luar negeri,” ujarnya.

Dwi menambahkan, sertifikasi ini bisa menjadi momentum kebangkitan ekspor rempah Indonesia, apalagi di tengah tren global terhadap bahan alami dan pangan sehat.

11. Diplomasi Sains dan Keamanan Pangan

Kehadiran BPOM di lingkaran otoritas global juga membuka jalan bagi diplomasi sains Indonesia.
Dengan posisi ini, Indonesia dapat berkontribusi dalam penyusunan standar internasional untuk keamanan pangan, termasuk isu kontaminan, pestisida, hingga rekayasa genetik.

Hal ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia di forum seperti World Health Organization (WHO), Food and Agriculture Organization (FAO), dan World Trade Organization (WTO), terutama dalam pembahasan tentang food safety dan food traceability.

12. Membangun Ekosistem Pengawasan Berkelanjutan

BPOM tidak bekerja sendirian. Kolaborasi lintas kementerian dan lembaga sangat dibutuhkan agar sistem sertifikasi ini berjalan efektif.
Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan pelaku usaha harus bahu membahu membangun ekosistem pengawasan yang berkelanjutan — mulai dari hulu hingga hilir.

Untuk itu, BPOM tengah menyiapkan Rencana Aksi Nasional Keamanan Pangan Rempah 2026–2030, yang mencakup:

  • Penguatan laboratorium pengujian radioaktif dan mikrobiologi pangan.

  • Pelatihan rutin bagi petani dan eksportir terkait penerapan Good Agricultural Practices (GAP).

  • Penerapan sistem traceability berbasis teknologi blockchain untuk pelacakan produk.

  • Penguatan kerja sama internasional di bidang riset pangan.

13. Momentum Kebangkitan Rempah Nusantara

Dengan mandat FDA ini, rempah kembali menjadi simbol kekuatan bangsa.
Indonesia bukan hanya mengirimkan rasa dan aroma, tetapi juga mengirimkan kredibilitas, teknologi, dan ilmu pengetahuan.

Rempah-rempah kini bukan sekadar bumbu dapur, melainkan wakil diplomasi Indonesia di meja makan dunia.

Prof. Taruna Ikrar menutup pernyataannya dengan kalimat penuh makna:

“Ini bukan hanya soal ekspor rempah, tapi tentang posisi Indonesia di dunia. Kita tidak lagi sekadar mengikuti standar, melainkan dipercaya ikut menetapkannya.”

14. Penutup: Dari Tanah Subur ke Panggung Global

Sejarah mencatat, rempah pernah membuat bangsa-bangsa besar datang ke Indonesia. Kini, sejarah berulang dalam bentuk berbeda: dunia kembali menoleh ke Nusantara — bukan karena rempahnya semata, tapi karena kepercayaan terhadap integritas bangsa.

Dengan BPOM sebagai Certifying Entity resmi FDA, Indonesia resmi memasuki babak baru: menjadi penentu arah keamanan pangan global.

Dari aroma cengkih di Maluku, harum kayu manis di Sumatra, hingga lada dari Kalimantan — semuanya kini membawa nama besar Indonesia di pasar dunia.

Rempah bukan lagi sekadar produk ekspor, melainkan identitas dan kebanggaan nasional.

#BPOM #FDA #RempahIndonesia #EksporRempah #KeamananPangan #DiplomasiSains #IndonesiaBangga #BPOMMendunia

By : ceksinii

Update24

Recent Posts

42 Jet Tempur, Rp135 Triliun! Indonesia Guncang Asia dengan Manuver Militer Besar-Besaran

Jakarta, 18 Oktober 2025 — Pemerintah Indonesia kembali menjadi sorotan dunia setelah mengumumkan langkah mengejutkan…

10 jam ago

Tragedi di Kampus: Mahasiswa Aktif Timothy Anugerah Saputra dari Universitas Udayana Nekat Loncat, Ternyata Ada Kisah Bullying yang Menghantui

Kisah mengharukan muncul di lingkungan kampus Universitas Udayana (Unud), Bali, baru-baru ini, yang menggabungkan dua hal…

11 jam ago

7 Fakta Dahsyat Kacang Tanah: Kelebihan dan Kekurangannya

Kacang tanah merupakan salah satu jenis kacang yang paling populer di Indonesia. Rasanya yang gurih…

11 jam ago

Tak Banyak Orang Tahu, 7 Manfaat Minum Air Rebusan Daun Pepaya untuk Tubuh

Daun pepaya mungkin sering dihindari karena rasanya yang pahit, namun siapa sangka, rebusan daun pepaya…

11 jam ago

FIFA Umumkan Lebih dari 1 Juta Tiket Piala Dunia 2026 Sudah Terjual

FIFA mengumumkan bahwa lebih dari satu juta tiket untuk Piala Dunia 2026 telah terjual, berdasarkan update…

13 jam ago