Tidak semua orang diberi kesempatan kedua dalam hidup. Namun, bagi Muhd Idzwan Syafiq Mohd Johari, seorang pria asal Malaysia, kesempatan itu hadir setelah tubuhnya mengalami kondisi kesehatan yang sangat serius. Dengan berat badan sempat menyentuh angka 190 kilogram dan diagnosis gagal ginjal stadium akhir, Idzwan sempat hampir kehilangan harapan. Tetapi kini, kisah perjuangannya berubah menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin melawan gaya hidup tidak sehat.
Semua berawal pada tahun 2019, ketika Idzwan mengalami sebuah insiden yang mengubah jalan hidupnya. Saat itu, dengan berat badan mencapai 150 kilogram, ia terjatuh dari tangga. Insiden tersebut menyebabkan masalah serius pada tulang belakang sehingga membuatnya harus terbaring di tempat tidur selama tiga tahun penuh.
Bukan hanya tulang belakang yang bermasalah, Idzwan juga menghadapi berbagai komplikasi kesehatan. Ia menderita asam urat, pembekuan darah di paru-paru, dan tekanan berat di tubuh akibat obesitas. Kebiasaannya mengonsumsi makanan olahan, minuman manis, dan makanan cepat saji membuat kondisinya semakin parah hingga berat badannya melonjak mencapai 190 kilogram.
“Dulu saya tidak peduli dengan nutrisi. Saya suka makanan cepat saji, minuman manis, dan segala macam saus,” ungkap Idzwan saat diwawancarai media Malaysia, Sinar Harian.
Pola hidup tidak sehat yang dijalani bertahun-tahun akhirnya membawa Idzwan pada diagnosis mengejutkan. Ia divonis mengidap penyakit ginjal stadium akhir. Tubuhnya mulai menunjukkan gejala serius: wajah dan kaki yang membengkak, rasa lelah yang berkepanjangan, hingga tidak bisa buang air kecil selama empat bulan.
Pada November 2023, Idzwan mulai menjalani enam sesi dialisis atau cuci darah untuk mengendalikan kondisi ginjalnya. Namun, proses tersebut harus dihentikan setelah ia mengalami infeksi bakteri akibat bekas luka asam urat pada tangan dan tubuh. Saat itu, Idzwan berada di titik terendah. Tubuhnya semakin lemah, dan ia sadar bahwa hidupnya bisa berakhir kapan saja jika tidak segera berubah.
“Ketika saya didiagnosis gagal ginjal, di situlah saya sadar bahwa saya telah membuat banyak kesalahan. Semua makanan olahan dan kebiasaan buruk yang saya lakukan membawa saya pada kondisi ini,” katanya.
Alih-alih menyerah, Idzwan memilih untuk bangkit. Ia mulai mengendalikan pola makan dan meninggalkan semua kebiasaan lama yang merusak tubuhnya.
Beberapa langkah yang ia lakukan antara lain:
Lebih banyak konsumsi sayuran seperti bayam dan mentimun.
Menghindari protein hewani serta produk susu yang memberatkan ginjal.
Mengganti gula dengan madu untuk mendapatkan rasa manis yang lebih alami.
Berhenti total mengonsumsi makanan olahan seperti nugget, sosis, dan makanan cepat saji.
“Saya mulai makan lebih banyak sayuran dan benar-benar meninggalkan makanan olahan. Kalau dulu setiap hari saya harus makan fast food, sekarang saya tidak lagi menyentuhnya,” ujarnya.
Perubahan gaya hidup tersebut membuahkan hasil yang luar biasa. Dalam waktu hanya enam bulan, berat badan Idzwan turun drastis dari 190 kilogram menjadi 55 kilogram. Penurunan berat badan yang ekstrem itu membuat kondisinya jauh lebih baik. Ia kini bisa bergerak aktif kembali dan tidak lagi mengalami gejala berat akibat gagal ginjal.
“Sebelumnya, saya sering lelah dan tidak bisa melakukan apa pun. Sekarang saya bisa bergerak dengan lebih bebas, dan meski ginjal saya masih bermasalah, kondisinya jauh lebih terkendali,” tuturnya dengan rasa syukur.
Meski berhasil menurunkan berat badan dan mengendalikan penyakit ginjalnya, perjalanan Idzwan belum sepenuhnya selesai. Ia masih harus menghadapi masalah pada tulang belakang. Pen logam yang dipasang setelah insiden jatuh dari tangga kini mulai keluar dan membuatnya harus menjalani operasi lanjutan.
Namun, Idzwan tetap optimis. Ia percaya bahwa perjuangannya sejauh ini adalah bukti bahwa manusia bisa bangkit dari titik terendah.
Di balik perjuangan Idzwan, ada sosok yang selalu menjadi motivasi terbesar: ibunya, Che Piah Che Seman (68). Baginya, ibulah alasan utama untuk tetap berjuang dan tidak menyerah.
“Saya mungkin tidak bisa makan seperti dulu, tetapi saya masih memiliki berkat lain yang patut disyukuri. Selama saya masih bisa membahagiakan ibu, saya akan terus berjuang hidup lebih sehat,” ucapnya haru.
Kisah Idzwan menjadi pengingat keras bahwa gaya hidup tidak sehat dapat membawa konsekuensi serius, bahkan hingga gagal ginjal. Tetapi, di sisi lain, kisah ini juga membuktikan bahwa perubahan tetap mungkin dilakukan meski dalam kondisi paling sulit sekalipun.
Mengendalikan pola makan, meninggalkan makanan olahan, serta memperbanyak konsumsi makanan alami adalah langkah sederhana namun penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Idzwan adalah bukti nyata bahwa dengan tekad, disiplin, dan dukungan keluarga, seseorang bisa bangkit kembali.
Perjalanan Muhd Idzwan Syafiq adalah kisah tentang kejatuhan sekaligus kebangkitan. Dari seorang pria dengan berat badan hampir 200 kilogram dan gagal ginjal stadium akhir, ia kini menjelma menjadi sosok inspiratif yang berjuang untuk hidup lebih sehat. Meski tantangan masih menanti, terutama soal operasi tulang belakang, Idzwan memilih untuk tetap optimis.
Kisahnya mengajarkan kita bahwa hidup sehat bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan. Dan perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang konsisten.
"Negara ASEAN tidak hanya kaya budaya dan sejarah, tetapi juga menghadirkan fenomena menarik seperti pertumbuhan…
“Duduk seharian bukan alasan untuk pasif. Dengan gerakan kecil, tubuh tetap bugar dan pikiran segar…
Awal Mula Aksi Tak Biasa di Deli Serdang Kejadian unik terjadi di Kabupaten Deli Serdang,…
Denpasar, Bali – Seorang warga negara asing (WNA) asal Ukraina divonis penjara seumur hidup oleh…