Donald Trump melontarkan ancaman tarif 10% untuk negara BRICS dalam pidato kampanye 2025.
Trump Ancam Bakar Ekonomi BRICS, Ketika dunia baru saja mencoba bangkit dari keterpurukan ekonomi pasca pandemi dan perang global yang merobek geopolitik internasional, satu nama kembali membuat geger: Donald J. Trump. Dalam orasi kampanye paling kontroversialnya tahun ini, Trump melontarkan pernyataan mengejutkan: akan mengenakan tarif tambahan 10% untuk semua negara anggota BRICS.
Apa alasannya? Trump menuduh bahwa kelompok BRICS — yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan — sedang melakukan “manuver berbahaya untuk menjatuhkan dominasi ekonomi Amerika.”
“BRICS bukan cuma kelompok dagang. Mereka adalah ancaman global terhadap kedaulatan ekonomi Amerika Serikat,” kata Trump dengan nada tinggi di hadapan ribuan pendukungnya di Texas, Sabtu (5/7).
Kata-katanya menggelegar, dan dampaknya pun tak main-main. Pasar saham bergoyang, nilai tukar berfluktuasi, dan China — sebagai anggota paling kuat dalam BRICS — langsung bereaksi dengan nada tinggi.
Rencana Trump bukan hanya gertakan. Ia membeberkan proposal tarif baru sebagai bagian dari dokumen kebijakan ekonomi “America First 2.0”. Tarif itu akan diberlakukan untuk semua barang impor dari negara-negara BRICS, dari komoditas pertanian hingga chip semikonduktor.
Yang membuat geger adalah cakupan global BRICS yang saat ini telah berkembang dengan masuknya beberapa negara baru seperti Arab Saudi, UEA, dan Mesir. Artinya, jika Trump benar-benar menerapkan kebijakan ini, bukan hanya China dan Rusia yang terpukul, tetapi perekonomian global akan mengalami goncangan besar.
“Tarif 10% itu cuma permulaan. Kalau mereka terus main mata dengan Rusia dan Iran, saya naikkan jadi 60%,” ancam Trump.
Beijing tidak tinggal diam. Dalam konferensi pers yang disiarkan langsung oleh CCTV News, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, menyampaikan pernyataan resmi yang tajam:
“Langkah seperti ini adalah bentuk arogansi unilateral yang akan merusak fondasi kerja sama internasional. Kami tidak akan tinggal diam. Jika AS ingin mengobarkan perang dagang jilid dua, kami akan hadapi dengan semua kekuatan kami.”
Sikap China menjadi sorotan. Tidak hanya karena ancaman tarif, tapi juga karena Trump secara terbuka menyebut China sebagai “dalang” di balik kekuatan BRICS.
Para analis ekonomi internasional sudah mulai berspekulasi: apakah ancaman Trump ini akan memicu gelombang proteksionisme global yang lebih luas?
BRICS bukan sekadar akronim. Dengan perluasan ke negara-negara kaya minyak dan gas, kelompok ini kini menguasai:
Lebih dari 40% populasi dunia
Dan hampir 50% cadangan energi dunia
Jika Trump “membakar jembatan” dagang dengan mereka, efek domino-nya bisa membuat harga energi dan pangan melonjak drastis.
“Kita bisa masuk ke masa inflasi global baru, dan kali ini disebabkan oleh kebijakan politik, bukan pandemi atau konflik bersenjata,” jelas ekonom senior dari Oxford Economics, James Caldwell.
Ironisnya Trump Ancam Bakar Ekonomi BRICS, tarif ini justru bisa melukai pelaku usaha kecil-menengah dan konsumen Amerika sendiri. Berikut adalah beberapa sektor yang berisiko besar:
AS banyak mengekspor produk kedelai, gandum, dan daging ke China dan India. Jika ada pembalasan tarif, para petani AS akan kehilangan pasar utama.
Komponen chip, baterai, dan komponen AI banyak dirakit di China, India, dan Brasil. Tarif akan membuat harga gadget meroket.
Kendaraan dan suku cadang dari India dan Brasil yang dipakai di industri perakitan AS bisa mengalami kelangkaan dan kenaikan harga.
“Trump bermain api. Dan jika api itu membesar, yang terbakar duluan justru rakyat Amerika sendiri,” ujar mantan penasihat perdagangan AS, Robert Zoellick.
Tak hanya China yang geram. Brasil dan India juga menunjukkan kekhawatiran mendalam. Pemerintah India, melalui Menteri Perdagangan Piyush Goyal, menyatakan akan mempertimbangkan kembali kerja sama strategis dengan AS jika Trump memenangkan pemilu dan benar-benar memberlakukan tarif.
“India bukan boneka ekonomi siapa pun. Kami tidak bisa dijadikan alat politik untuk retorika domestik Amerika,” ucap Goyal dalam wawancara eksklusif dengan Times of India.
Brasil, sementara itu, menyebut bahwa “era kerja sama bebas dengan AS akan selesai” jika ancaman ini jadi kenyataan.
Banyak pengamat menyebut langkah Trump ini sebagai strategi politik klasik menjelang Pemilu AS 2024. Mengusung narasi “musuh luar” adalah cara lama yang terbukti ampuh mempersatukan pendukungnya.
Namun yang membedakan kali ini adalah skala ancaman. BRICS saat ini lebih solid, lebih besar, dan lebih berpengaruh dibanding tahun 2018 saat Trump pertama kali memulai perang dagang dengan China.
Dalam survei terbaru oleh CNN Politics:
74% pemilih Partai Republik setuju dengan ancaman Trump ke BRICS
Namun, 49% khawatir bahwa harga barang kebutuhan pokok akan naik jika perang dagang dimulai
Salah satu tujuan utama BRICS adalah mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Jika Trump benar-benar menyerang ekonomi mereka, negara-negara BRICS bisa mempercepat agenda de-dolarisasi, dan itu menjadi mimpi buruk bagi dominasi ekonomi Amerika.
“Ancaman ini bisa menjadi bahan bakar bagi BRICS untuk menciptakan sistem pembayaran alternatif. SWIFT bisa kehilangan relevansi di masa depan,” kata Richard Wolff, ekonom kiri dari Amerika.
Ancaman Trump kepada BRICS bukan sekadar gertakan politik. Ini adalah lonceng peringatan bahwa dunia mungkin akan memasuki era baru konflik ekonomi global, di mana aliansi-aliansi baru akan menantang dominasi lama.
Apakah dunia siap menghadapi perang ekonomi skala penuh?
Apakah BRICS akan tetap solid melawan tekanan Amerika?
Trump Ancam Bakar Ekonomi BRICS Apakah akan Berlanjut ?
Atau justru ini akan membuka jalan menuju pecahnya sistem ekonomi global seperti yang kita kenal sekarang?
Satu hal yang pasti: permainan baru telah dimulai. Dan jika Trump benar-benar kembali ke Gedung Putih, dunia harus bersiap untuk guncangan yang lebih besar dari sekadar perang dagang.
Seorang wisatawan Australia harus mengeluarkan Rp 69 juta untuk suntik rabies setelah insiden gigitan monyet…
“Simak 5 fakta menarik harga sembako di Sumatra 2025, mulai dari harga beras hingga program…
Karyawati PNM Mekar di Pasangkayu ditemukan tewas dibunuh suami nasabah saat menagih cicilan. Polisi ungkap…
Salah satu bentuk obat yang paling sering digunakan dalam dunia medis adalah painkiller atau obat…
Jakarta Timnas Rusia dipastikan tidak bisa tampil di Piala Dunia 2026. Tuan rumah Piala Dunia…
Indonesia kembali dihadapkan pada isu energi yang mengejutkan publik. Kabar bahwa tiga raksasa energi global,…