Kejadian memilukan terjadi ketika seorang pria paruh baya asal Riau ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan — diduga diinjak oleh seekor gajah liar — saat berada di ladangnya. Kasus tersebut menarik perhatian publik dan menambah daftar konflik antara manusia dan satwa liar di wilayah tersebut.
Peristiwa terjadi di Taman Hutan Rakyat Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH) Minas, tepatnya di Desa Rantau Bertuah, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Korban berinisial PPA, berusia sekitar 56 tahun, dilaporkan tidak kembali setelah ke kebunnya, hingga akhirnya jasadnya ditemukan oleh warga setempat .
Pertama ditemukan oleh saksi yang curiga karena melihat tapak kaki gajah di belakang pondok korban. Ketika diperiksa lebih lanjut, korban ditemukan tergeletak dalam kondisi mengenaskan — tubuh patah, organ dalam keluar, dan banyak darah—menjadi indikasi kuat bahwa korban tewas akibat diinjak gajah.
Menurut keterangan polisi setempat, terutama dari AKP Dafris (Kepala Unit Reserse Kriminal), korban kemungkinan besar menjadi sasaran amuk gajah yang sedang mencari makanan di kebun tersebut. Namun, belum ada saksi yang melihat langsung kejadian saat gajah menyerang.
Korban, PPA, tinggal di Dusun IV, Desa Kota Garo, Kabupaten Kampar, dan dikenal sebagai pekerja kebun di area Tahura SSH Minas. Warga setempat pun dibuat was-was karena gajah liar masih berkeliaran di kebun warga—baik merusak tanaman maupun membahayakan keselamatan manusia.
Setelah ditemukan, warga bersama RT/RW dan Polsek Minas segera menghubungi instansi terkait, termasuk pihak Puskesmas dan BBKSDA untuk evakuasi jenazah korban. Jenazah kemudian dibawa ke Puskesmas setempat untuk keperluan pemeriksaan dan identifikasi lebih lanjut.
Polisi mengimbau warga setempat untuk lebih berhati-hati ketika beraktivitas di kebun, terutama pada malam atau dini hari. Bila melihat jejak gajah atau satwa liar lainnya, warga diminta segera menjauh dan melapor ke pihak berwenang guna mencegah insiden serupa.
Konflik serupa kerap terjadi di Riau, khususnya di wilayah pinggiran hutan dan perkebunan. Gajah liar sering memasuki ladang warga untuk mencari pakan, dan keadaan ini mempertinggi potensi benturan — baik secara tidak sengaja maupun disengaja. Penanganan perlu melibatkan mitigasi risiko, patroli BBKSDA, serta edukasi warga setempat.
Sementara gajah adalah satwa dilindungi, tindakan pencegahan untuk melindungi warga tetap krusial. Perlu sinergi antara pemerintah daerah, BBKSDA, hingga pihak desa untuk membuat jalur aman atau sistem peringatan dini. Opsional lainnya termasuk penjagaan ladang secara bergilir dan penggunaan mekanisme pengusir satwa yang ramah lingkungan.
Peristiwa tragis ini menjadi pengingat bahwa keseimbangan antara habitat satwa dan aktivitas manusia harus terus dibangun. Ada kebutuhan mendesak akan strategi pengelolaan konflik satwa manusia yang lebih efektif dan manusiawi—agar satwa dilindungi sekaligus keselamatan warga terjamin.
by : st
Suasana Pagi yang Penuh Khidmat Tanggal 1 Oktober selalu menjadi momen sakral bagi bangsa Indonesia.…
Pendahuluan Banyak pasangan suami istri yang mendambakan hadirnya buah hati segera setelah menikah. Namun, perjalanan…
dalam memilih makanan dan menjalani gaya hidup sehat. Dengan rutin mengonsumsi lima jenis makanan sehat…
Pernikahan Selena Gomez & Benny Blanco setelah 2 tahun pacaran. Dari gaun Ralph Lauren yang…
Memancing bukan sekadar menunggu ikan menyambar kail, tapi tentang melatih hati untuk bersabar, berpikir jernih,…