Tragedi maut di Jakarta Barat! Satu korban tewas akibat ledakan tabung gas dengan luka bakar 55%. Polisi selidiki penyebabnya
Jakarta Barat diguncang kabar duka. Sebuah ledakan tabung gas di kawasan padat penduduk menyebabkan satu korban meninggal dunia setelah mengalami luka bakar serius mencapai 55 persen. Tragedi yang terjadi di Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, pada Rabu malam itu, menjadi peringatan keras akan bahaya kebocoran gas LPG di lingkungan rumah tangga. Tragedi Maut
Tragedi Maut Berdasarkan keterangan saksi mata, insiden bermula sekitar pukul 20.45 WIB ketika salah satu penghuni rumah, Rina (34), sedang menyalakan kompor untuk memasak makan malam. Tiba-tiba, terdengar suara mendesis dari arah dapur diikuti ledakan dahsyat yang memecahkan kaca jendela dan mengguncang rumah-rumah di sekitarnya.
Korban utama, Rina, mengalami luka bakar di lebih dari separuh tubuhnya, terutama di bagian tangan, dada, dan wajah. Ia sempat dilarikan ke RSUD Cengkareng, namun nyawanya tak tertolong meski sudah mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU.
Tragedi Maut Pihak rumah sakit mengonfirmasi bahwa korban meninggal dunia sekitar pukul 02.15 dini hari, beberapa jam setelah kejadian. Menurut dokter penanggung jawab, luka bakar mencapai 55% membuat kondisi korban semakin kritis karena infeksi dan kegagalan organ.
Sementara itu, suami korban, Agus (38), yang juga berada di lokasi saat kejadian, mengalami luka ringan di bagian tangan dan masih dirawat jalan. Anak pasangan tersebut yang berusia 8 tahun selamat karena sedang berada di kamar depan.
Tragedi Maut Usai kejadian, Tim Inafis Polres Metro Jakarta Barat bersama Laboratorium Forensik Polda Metro Jaya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil sementara, penyebab ledakan diduga akibat kebocoran gas dari selang regulator yang sudah aus dan longgar.
Polisi juga menyita barang bukti berupa tabung gas ukuran 3 kilogram, regulator terbakar, dan potongan selang gas untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium forensik. Pemeriksaan ini dilakukan guna memastikan apakah insiden tersebut murni kecelakaan rumah tangga atau ada unsur kelalaian pihak lain.
Tragedi Maut Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Satriadi Gunawan, mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap kondisi tabung gas dan perlengkapannya. Banyak warga, kata dia, masih mengabaikan perawatan alat gas rumah tangga.
Ia juga menekankan pentingnya memeriksa kebocoran gas sebelum menyalakan kompor, terutama jika mencium bau gas yang menyengat. Cara sederhana yang disarankan adalah menggunakan air sabun untuk mengecek kebocoran, bukan menyalakan api.
Tragedi Maut Dari hasil evaluasi petugas pemadam dan kepolisian, ditemukan beberapa kesalahan umum yang sering menyebabkan insiden serupa:
Menggunakan regulator dan selang gas non-SNI yang kualitasnya tidak terjamin.
Menyimpan tabung gas di ruang tertutup tanpa ventilasi yang memadai.
Menyalakan api saat mencium bau gas bocor, yang mempercepat ledakan.
Tidak rutin mengganti selang dan regulator setiap 2 tahun.
Menggunakan tabung gas bekas atau bocor tanpa pemeriksaan teknis.
Tragedi Maut Hal-hal kecil tersebut kerap diabaikan, padahal bisa berakibat fatal dan merenggut nyawa, seperti tragedi yang menimpa Rina.
Tragedi Maut Paska kejadian, Pemerintah Kota Jakarta Barat bersama Pertamina akan meluncurkan kampanye edukatif bertajuk “Cek Sebelum Nyalakan”, yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kebocoran gas.
Program ini melibatkan petugas kelurahan, relawan kebakaran, hingga pihak RT/RW untuk melakukan pemeriksaan tabung gas rumah tangga secara berkala. Warga juga akan diberikan brosur panduan “Langkah Aman Gunakan Gas LPG” yang berisi:
Cara memasang regulator dengan benar
Ciri-ciri kebocoran gas
Langkah darurat saat terjadi ledakan
Panduan pemadaman api kecil dari kebocoran gas
“Kami tidak ingin tragedi seperti ini terulang. Setiap rumah tangga harus tahu cara aman menggunakan gas,” ujar Camat Cengkareng, Hendra Saputra.
Tragedi Maut Warga sekitar lokasi ledakan masih diselimuti duka. Rumah korban tampak hangus sebagian di bagian dapur dan ruang makan. Dinding hitam bekas jelaga menjadi saksi bisu peristiwa mengerikan tersebut. Malam harinya, warga bersama tokoh masyarakat menggelar doa bersama untuk almarhumah Rina.
Suasana haru menyelimuti lingkungan RW 05, tempat korban tinggal. Banyak warga kini mengaku tak lagi berani meninggalkan dapur tanpa memastikan gas benar-benar aman.
Tragedi Maut Data dari Dinas Penanggulangan Kebakaran DKI Jakarta mencatat, sepanjang tahun 2024 hingga pertengahan 2025, lebih dari 350 kasus kebakaran di wilayah ibu kota dipicu oleh kebocoran gas LPG. Sebanyak 60 persen di antaranya berasal dari rumah tangga, dan sebagian besar karena kelalaian kecil seperti regulator tidak rapat atau selang longgar. Tragedi Maut
Fakta ini menunjukkan bahwa kesadaran keselamatan masyarakat masih rendah, padahal penggunaan gas sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Menurut para ahli, gas LPG sangat mudah meledak jika bercampur dengan udara dalam kadar tertentu, terutama di ruang tertutup. Tragedi Maut
Ahli keselamatan energi dari Universitas Trisakti, Dr. Bambang Herlambang, menjelaskan pentingnya deteksi dini kebocoran gas. Ia menegaskan bahwa kebocoran gas biasanya memiliki indikator fisik dan aroma yang khas, namun sering diabaikan. Tragedi Maut
“Begitu mencium bau gas yang tajam, jangan panik dan jangan nyalakan api. Tutup katup gas, buka jendela, dan segera bawa tabung ke ruang terbuka,” jelasnya.
Selain itu, ia menyarankan pemasangan detektor gas LPG yang kini banyak dijual di pasaran dengan harga terjangkau. Alat ini dapat memberikan peringatan dini jika terjadi kebocoran, sehingga waktu evakuasi bisa dilakukan lebih cepat. Tragedi Maut
Menanggapi tragedi di Jakarta Barat, PT Pertamina Patra Niaga menyampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Pihak Pertamina juga menegaskan bahwa produk gas LPG yang resmi beredar sudah memenuhi standar keselamatan nasional (SNI).
“Kasus seperti ini bukan karena kualitas gas, tetapi karena kelalaian perawatan peralatan di rumah tangga. Kami terus mengedukasi masyarakat untuk lebih berhati-hati,” ujar Irto Ginting, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga.
Pertamina berjanji akan meningkatkan sosialisasi keamanan penggunaan LPG hingga ke tingkat RT dan RW melalui program “Sahabat LPG Aman”, di mana masyarakat bisa memeriksa tabung dan regulator secara gratis setiap enam bulan.
Tragedi ini menjadi pelajaran mahal bagi banyak keluarga. Peralatan gas rumah tangga sering kali dianggap sepele, padahal risiko yang ditimbulkannya bisa mematikan. Sekali terjadi kebocoran dan tersulut api, reaksi ledakan bisa berlangsung dalam hitungan detik.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan menyebutkan bahwa ledakan gas LPG memiliki daya destruktif setara dengan 1/10 daya ledak granat jika tekanannya mencapai batas maksimum. Artinya, satu kesalahan kecil bisa menghancurkan satu rumah sekaligus.
Suami korban, Agus, yang kini masih syok berat, berharap agar kejadian yang merenggut nyawa istrinya dapat menjadi peringatan nasional bagi seluruh warga Indonesia. Ia meminta pemerintah lebih gencar melakukan edukasi dan inspeksi gas rumah tangga di permukiman padat.
“Saya kehilangan istri saya karena hal yang sebenarnya bisa dicegah. Jangan sampai ada korban lain,” ucapnya dengan suara parau.
Keluarga kini tengah mempersiapkan pemakaman almarhumah Rina di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, dengan diiringi duka mendalam dari kerabat dan warga sekitar.
Insiden tragis di Jakarta Barat ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat terhadap keselamatan rumah tangga. Banyak tragedi serupa telah terjadi, namun sering terlupakan setelah beberapa waktu.
Keselamatan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab sosial bersama. Pemerintah, produsen gas, hingga masyarakat harus bersinergi menciptakan lingkungan yang aman dari bahaya kebocoran gas.
“Setiap tragedi harus menjadi pelajaran. Jangan tunggu korban berikutnya baru kita peduli,” tegas Kapolres Metro Jakbar, Kombes M. Syahdani.
Kasus ledakan tabung gas di Jakarta Barat yang menewaskan satu korban akibat luka bakar 55% menjadi peringatan keras bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dalam setiap rumah tangga yang menggunakan gas LPG, keselamatan harus menjadi prioritas utama.
Perhatikan hal-hal berikut agar kejadian serupa tak terulang:
Gunakan peralatan gas berstandar SNI.
Periksa regulator dan selang minimal setiap 6 bulan.
Jangan nyalakan api bila mencium bau gas bocor.
Simpan tabung di ruang terbuka dengan ventilasi cukup.
Ajarkan seluruh anggota keluarga tindakan darurat kebakaran gas.
Kesadaran dan kewaspadaan kecil bisa menyelamatkan nyawa dan rumah Anda. Jangan tunggu tragedi berikutnya untuk belajar arti penting keselamatan gas rumah tangga.
Pelajari apa itu hipertensi, gejala yang sering diabaikan, penyebab utamanya, serta 5 cara sederhana untuk…
https://yokmaju.com/
Pendahuluan: Daya Tarik di Balik Ketakutan Banyak orang langsung merasa takut saat mendengar kata tarantula.…
Di tengah gemerlap perayaan Diwali di ibu kota negara bagian Uttar Pradesh, India, sebuah video…
Siapa yang tidak suka mie instan? Rasanya gurih, lezat, dan sangat mudah dibuat hanya dalam…
Mie merupakan salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Dengan cita rasa gurih, tekstur kenyal, serta…