TIMNAS Indonesia masih berjuang mengejar tiket berlaga di Piala Dunia 2026. Pertandingan putaran keempat kualifikasi zona Asia Grup B pada Oktober mendatang menjadi laga terdekat yang harus dijalani.
Tuan rumah Arab Saudi dan Irak menjadi lawan yang akan dihadapi. Kedua pertandingan itu semuanya dijadwalkan berlangsung di King Abdullah Sports City, Jeddah, pada 9 dan 12 September 2025, dinihari WIB.
Untuk persiapan menghadapi laga ini, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menggelar uji coba melawan Taiwan dan Lebanon pada FIFA Match Day di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, September. Hasilnya, skuad asuhan Patrick Kluivert menang telak 6-0 atas Taiwan dan imbang 0-0 melawan Lebanon.
Dalam laga uji coba itu, Kluivert mengandalkan sejumlah pemain terbaik dari klub domestik dan luar negeri. Pelatih asal Belanda itu memainkan tim yang nyaris berbeda untuk dua laga itu.
Saat melawan Taiwan, dia memasang Emil Audero menjaga gawang. Lalu memainkan empat bek, yaitu Jordi Amat, Rizky Ridho, Nathan Tjoe A-On, dan Yakob Sayuri. Menurunkan tiga gelandang di posisi tengah, yaitu Marc Klok, Shayne Pattynama, dan Eliano Reijnders. Ketiganya mendukung trio lini serang, Beckham Putra Nugraha, Egy Maulana Vikri, dan Ramadhan Sananta.
Babak kedua, Kluivert memainkan dua pemain diaspora yang baru saja menyelesaikan proses naturalisasi. Mauro Zijlstra sebagai pengganti Sananta di menit ke-64 sebagai penyerang tengah. Dia bermain selama 26 menit. Adapun Miliano Jonathans, pemain FC Utrecht, menggantikan peran Beckham Putra di menit ke-71.
Perombakan besar-besaran dilakukan Kluivert ketika menghadapi Lebanon. Dia hanya menyisakan kiper Emil dan pemain sayap kanan Yakob Sayuri yang tetap dimainkan sebagai starter. Sembilan lainnya adalah pemain yang sebelumnya dimainkan dari bangku cadangan dan yang sebelumnya absen.
Kluivert bereksperimen memakai formasi 4-2-3-1, atau empat bek, tiga gelandang, dan tiga penyerang pada laga simulasi ini. Komposisi pemain dari gabungan pemain diaspora yang baru bergabung dalam skuad, seperti Mauro dan Miliano, dan Adrian Wibowo yang bermain untuk Los Angeles FC, yang menjalani debut. Ia mencoba simulasi posisi pemain, strategi, memantapkan mentalitas, taktik, sebagai persiapan menghadapi tekanan duo Timur Tengah di arena kualifikasi.
Laga Sulit di Kualifikasi
Kluivert mengapresiasi kerja keras para pemain saat menghadapi Lebanon meski gagal memetik kemenangan dari laga tersebut. Saat itu, Indonesia mendominasi penguasaan bola. Sejumlah peluang gol juga mampu diciptakan tetapi belum mampu dioptimalkan menjadi gol.
Berulang kali serangan memberikan ancaman ke gawang lawan, seperti tembakan Stefano Lilipaly melenceng di atas mistar gawang Lebanon. Mauro menjemput umpan lambung, tapi sundulannya melebar ke kanan gawang. “Secara global kami mendominasi permainan dari kanan ke kiri, depan ke belakang, dan memiliki tindakan individu yang luar biasa,” kata Kluivert, seusai pertandingan.
Eksekusi yang tidak matang menjadi faktor penyebab kegagalan Garuda mencetak gol ke gawang Lebanon. Walaupun begitu, Kluivert menyatakan bangga dengan permainan yang ditampilkan tim asuhannya. Poin penting yang membuatnya bangga adalah pasukannya berhasil menerapkan sistem baru racikannya. “Mereka mengadopsinya dengan sangat bagus,” kata pelatih asal Belanda, 49 tahun.
Mantan penyerang Barcelona dan Ajax itu berharap para pemain timnas Indonesia bisa bermain dengan tenang dan mencetak gol. Menurut dia, mereka harus bermain hati-hati saat melawan Arab Saudi dan Irak. Ia menyadari laga putaran keempat kualifikasi nanti tidak akan mudah. “Pertandingan berikutnya akan lebih susah,” ucap Kluivert.
Taktik Menuju Piala Dunia
Pengamat sepak bola, Supriyono Prima, menilai tantangan yang harus dihadapi Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia tidak muda. Arab Saudi dan Irak yang harus dilawan adalah negara yang punya banyak pengalaman.
Kluivert, kata dia, harus cermat memanfaatkan pemain diaspora berkualitas yang kini memperkuat timnas Indonesia. Menurut dia, Indonesia kini mempunyai pasukan mewah. Komposisi setiap lini pun sudah merata. “Tinggal coach Patrick bisa tepat memilih pemain, meracik, merancang taktik untuk gim penting melawan Arab dan Irak. Tidak ada istilah coba-coba,” kata Supriyono, kepada Tempo, pada Selasa, 9 September 2025.
Berkaca dari laga melawan Lebanon, Supriyono menjelaskan, hasil pertandingan secara keseluruhan dapat menjadi gambaran taktik yang akan dimainkan Kluivert di ronde empat—dengan memakai pendekatan 4-3-3. Formasi ini sangat tampak saat pemain berlaga. “Terlihat sekali dengan game plane dan penguasaan bola,” katanya.
Pada fase membangun serangan, para pemain mulai menggerakkan dua bek tengah, seperti Jay Idzes dan Calvin Verdonk, bermain masuk ke dalam, dan dua gelandang bertahan bermain cair yang mendorong bek kiri atau kanan berada di garis yang tinggi untuk menjaga kelebaran.
Dia berpendapat, akan sangat berisiko bagi Indonesia bila bermain agresif saat menghadapi dua negara itu. Timnas perlu bermain dengan strategi yang dinamis. Mencari situasi atau momen yang tepat untuk bermain agresif. “Karena Arab dan Irak bukan lawan kaleng-kaleng,” ucap dia.
Indonesia berpengalaman menghadapi Irak dalam dua kali pertandingan saat putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026. Hasilnya, Garuda kalah 1-5 pada laga leg pertama dan kalah 0-2 pada leg kedua. “Tiga kali melawan Irak kita belum pernah menang,” ucap Supriyono.
Pada putaran ketiga kualifikasi, Indonesia dua kali berhadapan dengan Arab Saudi. Hasilnya, pertandingan berakhir imbang 1-1 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada 6 September 2024. Berikutnya, Garuda menang 2-0 saat bertanding di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada 19 November tahun lalu.
Pengalaman menghadapi Arab Saudi dan Irak di pertandingan sebelumnya dalam perjalanan babak kualifikasi itu didapat ketika timnas Indonesia masih berada di bawah asuhan pelatih Korea Selatan, Shin Tae-yong.
Supriyono mengingatkan bermain dengan sistem grup di luar kandang sendiri tidak mudah. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengejar hasil seri. Namun, bila meraih kemenangan, tentu akan memudahkan tim Merah Putih lolos.
“Semua itu perlu didukung dengan pilihan pemain yang tepat,” kata dia. “Tentu, harus lebih selektif memilih pemain-pemain di starting eleven.”
Mengomentari pertandingan melawan Lebanon, yang menjadi persiapan melawan Arab Saudi dan Irak, Supriyono melihat para pemain Indonesia masih kesulitan menembus area sepertiga lawan dan kesulitan menembus pertahanan Lebanon yang rapat dan terpusat.
Artinya, dia menjelaskan, Indonesia membutuhkan pemain kreatif yang bergerak cepat dalam pengambilan keputusan, melakukan penetrasi ke dalam, melakukan sentuhan satu-dua dengan cepat. Menurut dia, itu akan membantu pemain yang tidak menguasai bola untuk meminta bola di area belakang lawan—dan memecah koordinasi pertahan lawan.
“Support dari second line menjadi hal sangat penting untuk mengantisipasi transisi atau saat ada bola rebond,” kata dia, soal evaluasi dari permainan melawan Lebanon untuk diterapkan saat melawan Arab Saudi dan Irak.
Peluang Garuda Lolos Piala Dunia
Soal peluang lolos, Supriyono mengatakan pertandingan melawan Lebanon yang imbang tanpa gol tidak dapat dijadikan tolok ukur seberapa besar potensi lolos ke Piala Dunia 2026. Ia menekankan, ada banyak hal yang perlu diperhatikan, seperti membangun kemistri, mematangkan strategi permainan, konsep taktikal, dan memperhatikan level kondisi tubuh pemain.
Meski demikian, dengan melihat komposisi pemain yang bertanding dalam dua laga uji coba pada FIFA Match Day September ini, Supriyono menyebut peluang lolos ke Piala Dunia tidak sampai 50 persen. “Kalau saya masih optimistis 40 persen,” ujarnya.
Dia menambahkan, pemain perlu ditingkatkan lagi dalam ketajamannya mencetak gol, termasuk kemampuan menciptakan banyak peluang sekecil apa pun itu dan dikonversi menjadi gol. “Jangan sampai kalah.”
Pengamat sepak bola, Kesit Budi Handoyo, lebih optimistis. Menurut dia, peluang Indonesia lolos ke Piala Dunia sangat terbuka. Bercermin dari pertemuan sebelumnya yang berakhir imbang 1-1 dan menang 2-0, skuad Garuda berpotensi merepotkan Arab Saudi.
Tim berjuluk Green Falcons itu tentu akan mempersiapkan diri. Namun, menurut Kesit, hasil dari dua laga itu menjadi modal bagi Indonesia tampil percaya diri saat mereka kembali berhadapan. “Secara mental, Indonesia akan jauh lebih tinggi. Kans menang Arab Saudi sangat terbuka,” kata dia.
Faktor lain yang bisa mempertebal kepercayaan diri timnas Indonesia adalah tambahan pemain di lini depan, seperti Mauro, Miliano, dan Adrian Wibowo. Mereka memang disiapkan untuk menguatkan serangan Garuda sebagai pengganti Ole Romeny yang masih pemulihan pascacedera. Selain itu, tim juga memiliki para pemain yang sudah disiapkan dengan baik sejak awal. Mereka pun telah memiliki kemistri yang cukup baik. “Tinggal bagaimana Kluivert memainkan strateginya,” kata Kesit.
Kekuatan Indonesia akan diuji saat berhadapan dengan Irak. Menurut Kesit, itu akan menjadi pertandingan sangat krusial. “Ini menjadi laga hidup mati bagi Indonesia,” ucapnya.
Menyoroti pertandingan melawan Lebanon, Kesit menilai Indonesia memang kesulitan mencetak gol tetapi mampu menciptakan tekanan terhadap tim Timur Tengah itu. Bagi dia, hal itu adalah sebuah kemajuan sangat signifikan karena berani bermain menyerang. “Mencetak gol ini yang masih menjadi kendala,” ucap dia. “Dengan tambahan pemain seperti Mauro, Miliano, peluang Indonesia lolos Piala Dunia sekitar 40 persen.”
Penyakit kelamin pria sering dianggap tabu, tetapi ketidaktahuan dapat berdampak fatal. Kenali gejala awal untuk…
Seorang wisatawan Australia harus mengeluarkan Rp 69 juta untuk suntik rabies setelah insiden gigitan monyet…
“Simak 5 fakta menarik harga sembako di Sumatra 2025, mulai dari harga beras hingga program…
Karyawati PNM Mekar di Pasangkayu ditemukan tewas dibunuh suami nasabah saat menagih cicilan. Polisi ungkap…
Salah satu bentuk obat yang paling sering digunakan dalam dunia medis adalah painkiller atau obat…
Jakarta Timnas Rusia dipastikan tidak bisa tampil di Piala Dunia 2026. Tuan rumah Piala Dunia…