Hukum & KriminalTrending

Temuan Sperma di Jenazah Jurnalis Juwita, Keluarga Desak Tes DNA

Kasus pembunuhan Jurnalis Juwita (23), wartawati asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan, kembali menyita perhatian publik setelah pernyataan terbaru dari Ketua Advokasi untuk Keadilan (AUK), Muhamad Pazri.

Keluarga korban mendesak di lakukan tes DNA terhadap sperma yang di temukan di tubuh Juwita. Dugaan kekerasan seksual pun muncul, dengan oknum TNI AL Kelasi Satu J alias Jumran sebagai terduga pelaku.


Mengapa Tes DNA Diperlukan?

Di kutip dari Tribunnews.com (4/4/2025), Pazri menyampaikan bahwa berdasarkan keterangan dokter forensik, volume sperma yang di temukan cukup besar, memunculkan pertanyaan tentang identitas pemiliknya.

Keluarga Juwita menilai tes DNA penting untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab. Namun, fasilitas forensik di Kalimantan Selatan belum memadai, sehingga kuasa hukum mengusulkan agar tes di lakukan di luar daerah, seperti Surabaya atau Jakarta, demi hasil yang akurat.

Pazri juga mendorong penyidikan lebih komprehensif berdasarkan petunjuk baru dari pihak keluarga. “Kami berharap langkah ini mempercepat proses penyidikan dan mengungkap fakta sebenarnya,” ujarnya.

Pengakuan Pelaku dan Dugaan Pembunuhan Berencana

Dalam perkembangan terkini, Kelasi Satu J mengakui telah membunuh Juwita yang merupakan calon istrinya. Menurut Pazri, dua bukti kuat telah di kantongi penyidik: pengakuan pelaku dan indikasi pembunuhan berencana.

Terdapat dugaan bahwa pelaku telah merencanakan pembunuhan, terlihat dari tindakan membeli tiket atas nama orang lain dan menghancurkan KTP. Juwita di duga di eksekusi di dalam mobil rental yang di gunakan oleh pelaku.

Curhat Terakhir Juwita ke Rekan

Rekan Jurnalis Juwita, Devi Farah Diba, mengungkapkan bahwa sebelum meninggal, Juwita sempat mengeluhkan sifat cemburuan dan temperamental dari kekasihnya. Meski jarang membahas hubungan mereka, Juwita pernah meminta doa jelang pernikahan dan menunjukkan foto bersama pelaku.

Catatan Akhir

Kasus ini menyoroti isu serius terkait kekerasan terhadap perempuan dan pentingnya peningkatan fasilitas forensik di daerah, agar proses hukum dapat berjalan adil dan tuntas bagi para korban.

Writter By : Andrew

Follow Sosial Media ITINEWS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *