Gula merupakan sumber energi yang penting untuk tubuh. Meski demikian, tidak semua gula memberikan manfaat yang sama.
Fruktosa yang di temukan dalam buah-buahan dan sayuran adalah gula alami yang tidak perlu di khawatirkan. Sebab buah dan sayur juga mengandung serat kalsium. Namun, gula tambahan yang sering di temukan di makanan olahan seringkali di konsumsi terlalu banyak. Padahal, hal ini memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Simak tanda-tanda tubuh terlalu banyak mengonsumsi gula berikut ini.
Saat terlalu banyak mengonsumsi gula, tubuh bisa memberikan tanda-tanda. Di kutip dari laman Everyday Health, berikut di antaranya:
Ketika terlalu banyak mengonsumsi kalori ekstra dari gula tambahan, salah satu tanda yang bisa di rasakan adalah rasa lapar yang meningkat. Gula tidak benar-benar mengenyangkan atau mengisi perut. Tanpa protein, lemak sehat, atau serat dalam makanan manis, tubuh akan membakar gula dengan cepat dan meningkatkan rasa lapar. Sehingga, timbullah keinginan ngemil yang tidak di sadari. Mengonsumsi gula membuat Anda ingin mengonsumsi lebih banyak gula, yang membuat Anda lebih lapar,” kata dokter di Cambridge, Massachusetts, William W. Li, MD.
Rasa murung, mudah tersinggung, gelisah, atau stres bisa jadi pertanda konsumsi gula yang terlalu banyak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan bisa memicu peradangan, memperburuk suasana hati, dan menyebabkan gejala depresi. Makanan atau camilan tinggi gula tanpa protein dan lemak bisa meningkatkan gula darah dengan cepat. Tapi, saat tubuh bergegas memprosesnya, tingkat energi turun dan membuat tubuh lesu serta mudah tersinggung.
Rasa lelah bisa di sebabkan oleh jumlah gula yang di konsumsi dalam makanan. Gula mudah di serap dan di cerna oleh tubuh. Gula merupakan sumber energi yang sangat cepat, jadi berapapun banyaknya yang Anda makan, dalam 30 menit Anda akan merasa lapar lagi, kekurangan energi, atau mencari energi lagi,” kata Keri Stoner-Davis, RDN yang bekerja di klinik Lemond Nutrition, Texas.
Orang yang merasa makanannya tidak terasa semanis biasanya bisa jadi telah mengonsumsi terlalu banyak gula. Hal ini karena otak di latih untuk mengharapkan kadar kemanisan yang sangat tinggi. Jika Anda sudah terbiasa dengan hal itu, akan lebih sulit untuk merasa puas dengan makanan yang kurang manis karena Anda sudah siap untuk mengharapkan kadar kemanisan yang tinggi,” kata pelatih kesehatan di New York, Jessica Cording.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa di sebabkan karena terlalu banyak gula tambahan yang di konsumsi. Menurut penelitian, mengonsumsi minuman manis yang mengandung gula memiliki hubungan signifikan dengan tekanan darah tinggi. Meski demikian, hubungan sebab-akibat langsung antara gula dan hipertensi belum di temukan. Hanya saja para ilmuwan mengetahui bahwa kadar glukosa yang tinggi bisa merusak lapisan pembuluh darah, sehingga lipid seperti kolesterol lebih mudah menempel pada dinding pembuluh darah.
Kontrol glikemik atau proses menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang sehat memainkan peran penting dalam kesehatan kulit dan jerawat. Dalam sebuah penelitian, di temukan bahwa resistensi insulin di kaitkan dengan meningkatnya risiko timbulnya jerawat. Resistensi insulin terjadi saat sel-sel di hati, otot, dan lemak tidak merespon insulin sebagaimana mestinya. Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula tambahan menjadi faktor risiko resistensi insulin.
Nyeri sendi pada persendian bukan hanya berkaitan dengan usia. Mengonsumsi terlalu banyak gula bisa menyebabkan peradangan sistemik yang menyebabkan nyeri sendi.
Masalah perut seperti kram atau diare bisa di sebabkan karena terlalu banyak gula, atau yang di kenal dengan iritan usus. Apalagi, orang-orang yang memiliki kondisi kesehatan mendasar, seperti sindrom iritasi usus besar, penyakit crohn, atau kolitis ulseratif, atau yang telah menjalani operasi perut, gula juga bisa memperburuk gejala gastrointestinal.
Keinginan makan makanan manis mungkin merupakan kecanduan efek rasa senang yang di berikan gula pada otak. Gula menargetkan pusat kesenangan otak (jalur mesokortikolimbik), yang memicu peningkatan hormon bahagia. Jalur di otak ini berperan penting dalam pilihan makanan yang di buat, termasuk memengaruhi keinginan terhadap gula. Jadi, mengonsumsi gula meningkatkan dopamin, dan peningkatan dopamin bisa meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi gula kembali.
BY : PELOR
Rahasia hidup sehat terletak pada keseimbangan pola makan, olahraga, dan gaya hidup
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akan mengumumkan pegawai termalas melalui media sosial mulai November 2025,…
https://yokmaju.com/
Pendahuluan Ganja adalah tanaman yang sering menjadi perdebatan global karena manfaat dan risikonya. Meskipun banyak…
Temukan 10 makanan yang terbukti bisa menghambat pertumbuhan sel kanker. Dari brokoli hingga jamur, ketahui…