Waspada! 4 Tanda Tak Biasa yang Bisa Jadi Awal Stroke
Stroke sering dianggap datang tiba-tiba, padahal tubuh biasanya sudah memberikan sinyal peringatan jauh sebelum serangan terjadi. Sayangnya, banyak orang mengabaikan tanda-tanda awal ini karena terlihat sepele atau mirip dengan keluhan biasa.
Menurut pakar kesehatan Dr. Eric Berg, sinyal tubuh ini patut diperhatikan karena bisa menyelamatkan nyawa. Mengenali gejalanya lebih awal akan memberi kesempatan untuk mendapatkan pertolongan medis sebelum kondisi memburuk.
Sakit kepala memang umum terjadi, namun sakit kepala yang muncul mendadak, sangat intens, dan terasa “tidak biasa” perlu diwaspadai.
Dikutip dari Times of India, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gumpalan darah di otak yang meningkatkan tekanan intrakranial.
Tidak semua sakit kepala berasal dari stres atau dehidrasi. Jika rasa sakit muncul secara tiba-tiba dan berbeda dari migrain biasa—apalagi disertai mual, muntah, gangguan penglihatan, atau kebingungan—maka risiko stroke meningkat.
Bahkan, pada beberapa kasus, penderita mengaku merasa seperti “kepalanya meledak” sebelum akhirnya terkena stroke.
Langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:
Mengontrol tekanan darah secara rutin.
Menjaga kadar gula darah untuk menghindari pembentukan gumpalan darah.
Segera mencari bantuan medis jika sakit kepala terasa sangat hebat dan tidak wajar.
Cegukan sering dianggap hal kecil, tetapi jika terjadi terus-menerus selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari, ini bisa menjadi sinyal stroke—terutama pada wanita.
Hal ini terjadi ketika stroke memengaruhi medula oblongata, bagian otak yang mengatur pernapasan dan menelan.
Banyak orang keliru mengira cegukan lama disebabkan masalah pencernaan. Padahal, jika cegukan disertai gejala lain seperti lemas, kesulitan bicara, atau mati rasa pada wajah, itu bisa menjadi tanda darurat medis.
Menurut penelitian, sekitar 4% pasien stroke menunjukkan cegukan sebagai gejala awal, dan sebagian besar adalah pasien perempuan. Jadi, jika cegukan terasa “aneh” dan tidak kunjung berhenti, jangan menunggu reda dengan sendirinya—segera periksa ke dokter.
Banyak orang mengaitkan nyeri dada dengan serangan jantung, padahal nyeri dada juga bisa menjadi tanda stroke. Bedanya, nyeri ini terasa seperti sesak, terbakar, atau nyeri tumpul yang kadang disalahartikan sebagai gangguan lambung.
Penyebabnya bisa jadi karena aliran darah ke otak terganggu akibat gumpalan darah, sementara jantung dan otak saling terhubung melalui sistem pembuluh darah.
Jika jantung tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup, risiko terjadinya gangguan pada otak pun meningkat.
Langkah antisipasi:
Periksa kesehatan jantung secara berkala.
Kendalikan kolesterol dan tekanan darah untuk mengurangi risiko pembuluh darah tersumbat.
Jangan menunda pemeriksaan medis jika nyeri dada muncul mendadak dan terasa tidak wajar, meski tidak terlalu parah.
Mual biasanya dihubungkan dengan keracunan makanan atau masalah lambung, namun mual yang muncul hanya ketika sedang stres berat bisa menjadi tanda peringatan stroke.
Saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang menyempitkan pembuluh darah. Pada orang yang memiliki masalah gula darah atau pembuluh darah rapuh, hal ini dapat meningkatkan risiko pembekuan darah di otak.
Mual ini sering diabaikan karena jarang orang mengaitkannya dengan masalah otak. Padahal, jika disertai dengan sakit kepala, penglihatan kabur, atau rasa lemas, sebaiknya segera mencari pertolongan medis.
Pencegahan yang bisa dilakukan:
Kurangi konsumsi gula rafinasi dan karbohidrat olahan untuk menjaga kestabilan gula darah.
Kelola stres melalui olahraga ringan, meditasi, atau tidur cukup.
Lakukan pemeriksaan rutin, terutama jika pernah memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau diabetes.
Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama di dunia. Data WHO menunjukkan bahwa setiap tahun, jutaan orang terkena stroke, dan sebagian besar tidak menyadari tanda awalnya.
Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin besar peluang untuk pulih tanpa cacat permanen.
Banyak kasus stroke yang berawal dari gejala ringan yang diabaikan. Sakit kepala dianggap “hanya migrain”, cegukan dibiarkan karena “nanti juga hilang”, nyeri dada disalahartikan sebagai “masuk angin”, dan mual dianggap “gangguan lambung”. Padahal, tubuh sudah memberi sinyal darurat.
Jika Anda atau orang di sekitar menunjukkan gejala-gejala di atas, lakukan tes FAST:
F (Face): Perhatikan wajah, apakah salah satu sisi turun atau mati rasa?
A (Arms): Minta orang tersebut mengangkat kedua tangan, apakah salah satunya lemah?
S (Speech): Periksa cara bicaranya, apakah cadel atau sulit dimengerti?
T (Time): Jika ada gejala, segera hubungi layanan medis darurat.
Kecepatan sangat menentukan hasil pemulihan pasien stroke. Penanganan dalam 3 jam pertama sejak gejala muncul memberi peluang besar untuk menghindari kerusakan permanen.
Kesimpulan:
Stroke bukanlah penyakit yang datang tanpa peringatan. Tubuh biasanya sudah memberi sinyal melalui gejala-gejala yang mungkin terlihat aneh atau tidak biasa. Sakit kepala hebat, cegukan berkepanjangan, nyeri dada yang tidak khas, dan mual saat stres bisa menjadi tanda awal stroke. Dengan mengenali dan merespons gejala tersebut secara cepat, risiko kerusakan otak permanen dapat diminimalkan.
Jangan tunggu sampai terlambat—kenali tanda-tandanya, jaga kesehatan pembuluh darah, dan segera cari pertolongan medis jika merasakan sesuatu yang tidak wajar pada tubuh Anda.
buah Kiwi dikenal sebagai buah eksotis yang memiliki rasa unik, perpaduan antara manis dan asam…
Deretan rekomendasi kabel data micro USB terbaik dari berbagai merk, mulai dari Samsung, Vivan, UNEED, dan…
Gelombang Protes Anti-Imigrasi Mengguncang Inggris Inggris kembali menjadi sorotan dunia setelah gelombang protes Anti-Imigrasi merebak…
Taipei, 24 September 2025 – Topan Ragasa, badai terkuat yang melanda Taiwan dalam kurun lima…
Vitamin E adalah salah satu vitamin penting yang berperan sebagai antioksidan kuat dalam tubuh. Zat…
Pendahuluan Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah menjadi salah satu teknologi paling revolusioner dalam…