Fenomena langit yang menarik perhatian banyak orang akan segera terjadi: Supermoon Emas atau disebut juga peristiwa purnama yang sangat dekat dengan Bumi. Berikut ulasan lengkapnya — mulai dari waktu terbaik, alasan munculnya, tips pengamatan, hingga hal-yang perlu diperhatikan.
Istilah “supermoon” mengacu pada momen ketika posisi Bulan berada sangat dekat dengan Bumi (disebut perigee) dan bertepatan dengan fase bulan purnama. Karena jaraknya lebih dekat dari biasanya, Bulan tampak sedikit lebih besar dan lebih terang dibanding purnama biasa.
Sedangkan tambahan “emas” (golden) muncul karena saat Bulan terbit atau tepat di dekat horizon, atmosfer Bumi mengubah warna cahaya sehingga Bulan tampak memiliki nuansa kuning-keemasan.
Secara sederhana:
Bulan berada di titik terdekatnya dari Bumi ⇒ tampak “besar”.
Bulan terbit/terlihat dari horizon ⇒ warna keemasan lebih mudah muncul.
Kombinasi keduanya memberi momen “Supermoon Emas”.
Berdasarkan berbagai sumber terkini:
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan laporan media, puncak fase purnama perigee akan terjadi pada Rabu 5 November 2025 pukul 20.19 WIB untuk wilayah Indonesia barat.
Beberapa media menyebut bahwa pengamatan mulai ideal setelah Bulan mulai terbit — yakni sore hingga malam hari hari yang sama.
Catatan khusus: Jarak Bulan-Bumi pada peristiwa ini sekitar 356.980 km pada saat fase purnama terdeteksi.
Dengan demikian: jika Anda berada di Indonesia bagian barat (WIB), waktu terbaik untuk mulai memperhatikan adalah sekitar pukul 20.19 WIB atau sedikit sebelumnya, terutama saat Bulan mulai muncul di cakrawala.
Beberapa alasan mengapa pengamatan di waktu Bulan terbit atau saat masih rendah di horizon sangat direkomendasikan:
Saat Bulan masih rendah di langit, atmosfer Bumi mempengaruhi cahaya Bulan lebih besar — menyaring sebagian spektrum biru-hijau dan menyisakan warna kuning/keemasan yang khas.
Ilusi optik “Bulan besar di horizon” muncul ketika kita melihat Bulan dekat objek di tanah (bangunan, pepohonan) – membuatnya tampak luar biasa.
Karena peristiwa “perigee + purnama” sudah terjadi, maka waktu terbaik adalah segera setelah Bulan muncul agar efek terbesar (ukuran & kecerahan) dapat diamati.
Berikut beberapa panduan agar Anda bisa menikmati Supermoon Emas dengan baik:
Lokasi & Waktu
Pilih lokasi dengan pemadangan ke horizon timur atau utara-timur, dan yang bebas polusi cahaya (lampu kota minimal).
Mulailah mengamatinya sebelum pukul 20.19 WIB atau sedikit sebelumnya — agar Anda mendapatkan momen Bulan terbit saat masih rendah di horizon.
Pastikan cuaca mendukung: langit cerah, tidak banyak awan di arah horizon.
Pengaturan Kamera & Mata Telanjang
Tidak perlu teleskop untuk menikmati fenomena ini — mata telanjang sudah cukup.
Bila memakai kamera atau smartphone: gunakan lensa dengan focal panjang jika ingin menangkap Bulan penuh dengan detail. Pilih mode malam dan stabilkan kamera dengan tripod atau penahan.
Eksposur agak rendah agar detail Bulan tidak terlalu terang menjadi “putih besar”.
Tunggu Momen
Tunggu hingga Bulan naik sedikit dari horizon — saat itu efek keemasan cenderung kuat.
Perhatikan juga objek di sekitarnya (bangunan, pepohonan) karena kontras akan membuat Bulan tampak lebih besar.
Nikmati juga perubahan warna dan posisi — semakin tinggi Bulan, semakin warnanya “normal” (putih terang) dan ukuran relatif tampak mengecil dibanding di horizon.
Meskipun Supermoon Emas merupakan fenomena yang menakjubkan secara visual, ada beberapa hal lain yang layak diketahui:
Efek fisik kecil terhadap Bumi
Karena Bulan sangat dekat, gaya gravitasi Bulan dan Matahari bisa sedikit lebih kuat dalam menarik air laut. Beberapa laporan menyebut bahwa wilayah pesisir harus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi air pasang rob.
Meski demikian, efeknya tetap sangat kecil dan tidak serta-merta menyebabkan bencana besar — tetap baik untuk menjadi waspada jika Anda tinggal dekat pantai datar.
Manfaat Astronomi & Edukasi
Fenomena ini adalah kesempatan bagus untuk memperkenalkan astronomi ke masyarakat umum, sekolah, komunitas, fotografi malam.
Bisa jadi momen bagus untuk mengambil foto pemandangan malam dengan Bulan besar sebagai objek utama.
Momen Sosial & Estetika
Banyak orang akan mengabadikan momen ini di media sosial, sehingga bisa menjadi pengalaman bersama — berkumpul malam hari, piknik ringan, pengamatan bersama keluarga atau komunitas.
Estetika Bulan besar di atas lanskap kota atau alam bisa sangat memukau dan inspiratif.
Hal praktis
Cuaca bisa menjadi penghalang: jika banyak awan di arah horizon timur, Anda mungkin tidak mendapatkan momen terbaik. Pertimbangkan lokasi alternatif atau cek prakiraan cuaca terlebih dahulu.
Hindari polusi cahaya: kota besar dengan lampu terang dapat menurunkan kontras Bulan dengan langit, sehingga efek keemasan mungkin kurang terlihat.
Jangan menggunakan filter atau eksposur terlalu lama saat memotret – Bu lan terlalu terang bisa kehilangan detail.
Mitos vs Fakta
Mitos: “Supermoon menyebabkan gempa bumi” — tidak ada bukti ilmiah kuat yang menunjukkan hubungan langsung antara supermoon dan gempa besar. Fenomena ini terutama visual.
Mitos: “Supermoon akan menyebabkan keanehan cuaca besar” — tidak benar dalam skala besar; pengaruh gravitasi ekstra tetap kecil.
Fakta: Ada sedikit peningkatan kecerahan dan ukuran dari Bulan saat purnama perigee, tetapi perubahan itu relatif kecil (beberapa persen) dan lebih terasa secara visual daripada realitas fisik besar.
Fenomena Supermoon Emas pada 5 November 2025 adalah salah satu momen astronomi yang layak disaksikan oleh masyarakat Indonesia. Dengan waktu terbaik pengamatan sekitar pukul 20.19 WIB, Anda sudah dapat bersiap dengan lokasi yang bagus, cuaca cerah, dan kamera jika ingin mengabadikannya. Meski dampak fisik ke Bumi relatif kecil, nilai estetika dan pengalaman bersama sudah cukup untuk menjadikannya momen tak terlupakan.
By : BomBom
Tdak seimua orang dapat menikmati udara, cuaca, atau suhu dingin. Selain menggigil karena kedinginan, beberapa…
Tiket dinamis Piala Dunia 2026 mirip dengan mekanisme tiket pesawat atau hotel Tahap distribusi tiket…
Buah belimbing, atau dikenal juga dengan nama star fruit karena bentuknya menyerupai bintang ketika dipotong…
Polri Tetapkan 1 Tersangka Baru : Kasus Tambang Ilegal Batu Bara Rp 5,7 T di…
Kami berkomitmen menghadirkan hunian dan proyek properti di lokasi strategis dengan standar kualitas tinggi, dirancang…