Dalam masyarakat kita umumnya ada anggapan bahwa kanker adalah “penyakit orang tua”. Namun sejumlah penelitian terkini menunjukkan bahwa beberapa jenis kanker mulai meningkat secara signifikan di kalangan usia lebih muda — termasuk usia 20-an dan 30-an. Peningkatan yang terasa ini menuntut perhatian kita semua, terutama generasi muda yang sebelumnya merasa “aman” dari risiko kanker. Artikel ini akan mengeksplorasi temuan terbaru, mengenalkan 6 jenis kanker yang makin banyak terdiagnosa pada usia muda, faktor-risiko, serta langkah-langkah pencegahan yang bisa diterapkan.
Beberapa data menegaskan bahwa fenomena kanker usia muda bukan sekadar “lebih sering terlihat” karena skrining yang lebih baik, melainkan ada tren nyata yang patut diperhatikan.
Menurut laporan dari National Cancer Institute (NCI), insiden kasus baru di kelompok usia “adolescent and young adults” (AYA: 15–39 tahun) terus naik rata-rata +0,3 % per tahun antara 2013-2022.
Analisis internasional yang membandingkan data dari banyak negara menemukan bahwa untuk enam jenis kanker tertentu — yaitu tiroid (thyroid), payudara (breast), kolorektal (colorectal), ginjal (kidney), endometrium (uterine/endometrial), dan leukemia — ada peningkatan insiden yang konsisten di kalangan usia muda.
Sebuah studi kelahiran (birth-cohort) menunjukkan bahwa generasi yang lahir lebih belakangan memiliki risiko lebih tinggi terkena beberapa jenis kanker dibanding generasi sebelumnya, ketika berada pada usia yang sama.
Kenapa hal ini penting? Karena jika kanker mulai menyerang kelompok usia muda, maka dampaknya bisa lebih panjang-jangka — mulai dari beban pengobatan, efek samping, hingga aspek kehidupan (kerja, keluarga, keuangan). Maka memahami jenis-jenis kanker yang meningkat di usia muda — serta faktor-risikonya — menjadi langkah awal penting.
Berikut enam kanker yang sering dikaitkan dengan peningkatan insiden pada usia muda. Penting untuk dicatat: “usia muda” di sini bisa berarti 20-an, 30-an atau hingga kurang dari 50 tahun, tergantung studi.
Studi internasional menemukan bahwa kanker tiroid memiliki median average annual percent change (AAPC) sekitar +3,57% per tahun di kalangan usia muda.
Mengapa bisa meningkat? Faktor-risiko termasuk paparan radiasi (termasuk paparan di masa kecil), obesitas, gaya hidup, dan deteksi yang lebih baik dari sebelumnya.
Meskipun banyak kasus tiroid terdeteksi dini dan memiliki prognosis baik, tetap penting untuk mengenali bahwa bukan hanya usia lanjut yang terkena.
Gejala umum: benjolan/regangan di leher, suara serak, pembesaran kelenjar tiroid, kesulitan menelan. Jika muncul gejala tersebut, jangan diabaikan.
Data menunjukkan kenaikan insiden kanker payudara di usia muda meskipun masih jauh lebih besar di usia lanjut. Dalam kelompok AYA (20-39 tahun) kanker payudara adalah salah satu yang paling umum.
Faktor-risiko khas usia muda: riwayat keluarga atau genetik (seperti mutasi BRCA1/2), gaya hidup (obesitas, konsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik), paparan hormon.
Untuk generasi muda, deteksi sejak dini sangat penting: pemeriksaan mandiri payudara, mammografi jika disarankan, dan konsultasi medis bila ada keluhan.
Karena diagnosis pada usia muda cenderung menimbulkan beban psikologis dan sosial yang berbeda (misalnya terkait kehamilan, pekerjaan, citra tubuh), maka perlu pendekatan yang sensitif.
Studi internasional menunjukkan bahwa kanker kolorektal naik lebih cepat di kalangan usia muda dibanding usia lebih tua: AAPC ~1,45% per tahun di usia muda, dan di 69 % negara studi, kenaikannya lebih tinggi dibanding usia >50.
Kenapa bisa demikian? Faktor-risiko yang muncul: obesitas sejak muda, diet tinggi daging merah/olahan, konsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik, riwayat keluarga.
Gejala yang perlu diwaspadai di usia muda: perubahan kebiasaan buang air besar (sembelit atau diare) yang berlangsung lama, darah dalam tinja, kelelahan, penurunan berat tanpa sebab. Jangan otomatis dianggap “hanya pencernaan biasa”.
Sejumlah guideline kini menurunkan usia mulai skrining dari 50 menjadi 45 tahun di beberapa negara sebagai respons terhadap peningkatan kasus usia muda.
Berdasarkan analisis global, kanker ginjal menunjukkan AAPC ~2,21% per tahun di usia muda.
Faktor-risiko meliputi: obesitas, hipertensi, penggunaan obat tertentu, paparan bahan kimia (termasuk asap rokok).
Karena ginjal tersembunyi di dalam tubuh dan gejala bisa samar (misalnya darah dalam urine, nyeri punggung bagian bawah yang tidak hilang), maka sering terlambat terdiagnosis jika usia muda cenderung mengabaikan gejala.
Langkah-preventif: menjaga berat badan sehat, kontrol tekanan darah, berhenti merokok, dan memerhatikan perubahan urin atau nyeri yang tidak biasa.
Kanker jaringan rahim (endometrium) juga tercatat meningkat di kalangan usia muda, dengan AAPC ~1,66% per tahun di banyak negara.
Faktor-risiko khas: obesitas, diabetes, sindrom metabolik, penggunaan hormon (tidak seimbang), riwayat reproduksi (seperti belum punya anak atau menstruasi pertama sangat dini).
Gejala: perdarahan tidak normal di luar siklus menstruasi, pendarahan pasca-menopause (jika sudah masuk), nyeri pelvis. Pada wanita muda, gejala bisa dianggap “menstruasi tidak teratur” padahal bisa lebih dari itu.
Karena wanita muda cenderung menganggap “ belum saatnya kanker rahim ”, maka edukasi penting untuk mengenali gejala dan melakukan evaluasi ke dokter jika ada tanda.
Analisis global menunjukkan kenaikan insiden leukemia di usia muda (AAPC ~0,78% per tahun).
Leukemia adalah jenis kanker darah dan sumsum tulang. Gejala bisa berupa kelelahan hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, mudah memar atau berdarah, demam yang tak kunjung sembuh.
Meskipun leukemia sering dikaitkan dengan anak-anak, orang dewasa muda juga bisa terkena — dan sering kali diagnosis terlambat karena gejalanya dianggap “infeksi” atau “kelelahan biasa”.
Penting untuk pemeriksaan darah bila gejala seperti di atas muncul terus-menerus.
Munculnya peningkatan kanker pada usia muda tidak dapat dijelaskan dengan satu faktor tunggal saja. Berikut beberapa faktor yang saat ini dianggap berkontribusi.
Banyak studi — termasuk satu yang besar dari Amerika Serikat — menunjukkan hubungan erat antara obesitas dan kenaikan risiko kanker-pada generasi muda. Sebanyak 10 dari 17 kanker yang meningkat insidensinya dikaitkan obesitas.
Obesitas memicu perubahan hormon, peradangan kronis, stres oksidatif — semua ini dapat memfasilitasi proses kanker. Gaya hidup sedenter, konsumsi makanan ultra-olahan, kurang olahraga, semuanya berperan.
Generasi muda (lahir setelah 1980an) punya paparan lingkungan, makanan, gaya hidup yang berbeda dibanding generasi sebelumnya: lebih banyak paparan bahan kimia, lebih banyak waktu duduk dan layar, pola makan kurang sehat — yang mungkin meningkatkan risiko awal kanker. Studi kelahiran generasi menunjukkan bahwa generasi kelahiran 1990-an memiliki risiko 2-3x lebih tinggi untuk kanker ginjal, pankreas, dan usus kecil dibanding generasi 1955.
Peningkatan deteksi dini (karena teknologi lebih baik, screening lebih sering) memang memberi kontribusi, namun analisis menunjukkan bahwa kenaikan insiden tidak hanya disebabkan oleh deteksi saja, terutama untuk kanker kolorektal usia muda di mana hasilnya lebih cepat naik dibanding usia tua.
Beberapa kanker usia muda berhubungan dengan mutasi genetik (contoh: BRCA pada kanker payudara) atau faktor reproduksi seperti menstruasi dini, belum punya anak, ataupun infertilitas. Khusus bagi wanita, perubahan reproduksi generasi muda bisa turut memengaruhi risiko kanker ginekologi.
Seiring dengan gaya hidup, perubahan biologis seperti hipertensi, diabetes tipe 2 yang kini muncul lebih muda, serta pola tidur dan stres kronis dapat memengaruhi sistem imun dan hormon sehingga meningkatkan kerentanan terhadap kanker.
Karena meskipun secara absolut angka kanker usia 20-an masih lebih rendah dibanding usia yang lebih tua, namun tren kenaikan berarti bahwa risiko yang dulu “jarang” kini menjadi lebih nyata.
Karena diagnosis kanker di usia muda membawa dampak jangka panjang lebih berat: kehilangan produktivitas, beban finansial, efek samping dari pengobatan, dan aspek psikologis (seperti perubahan kehidupan, ketidakpastian masa depan).
Karena kesempatan pencegahan, deteksi awal, dan perubahan gaya hidup masih lebih besar ketika seseorang masih muda — artinya ini adalah “waktu terbaik” untuk bertindak.
Karena banyak gejala yang mungkin dianggap “muda” atau “tidak serius” yang jika diabaikan, bisa terlambat terdiagnosis. Kesadaran penting bagi semua, bukan hanya kelompok “berisiko tinggi”.
Meskipun gejala kanker bisa sangat berbeda antar jenis, berikut beberapa tanda umum yang tidak boleh diabaikan, terutama jika muncul pada usia muda:
Benjolan atau pembengkakan di mana saja (leher, ketiak, testis, atau pangkal paha) yang tidak hilang.
Perubahan kebiasaan buang air besar atau perubahan pencernaan yang berlangsung lebih dari beberapa minggu (konstipasi, diare, darah dalam tinja).
Perdarahan yang tidak biasa atau bercak darah (contoh: wanita dengan perdarahan di luar menstruasi, darah di urin, atau di tinja).
Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, kelelahan yang tak kunjung reda, demam atau infeksi yang sering kambuh.
Nyeri yang terus-menerus (misal: nyeri punggung, panggul, atau tulang) yang tidak bisa dijelaskan dengan cedera atau infeksi.
Perubahan pada kulit (contoh: perubahan tahi lalat, kulit yang membesar, gatal atau berdarah) atau pigmen kulit yang baru.
Pembesaran kelenjar getah bening yang tak kunjung mengecil atau ada di lokasi yang tidak biasa.
Jika kamu mengalami satu atau lebih dari tanda-tanda di atas selama beberapa minggu dan tidak membaik, sangat disarankan untuk konsultasi ke dokter.
Berita buruknya, beberapa jenis kanker makin sering terjadi di usia muda. Berita baiknya: banyak faktor risiko yang dapat kita pengaruhi sendiri. Berikut strategi pencegahan yang bisa diterapkan:
Menjaga berat badan dalam rentang sehat, rutin berolahraga minimal 150 menit per minggu (sesuai pedoman umum), dan menghindari gaya hidup sangat sedentari (terlalu lama duduk) merupakan investasi penting bagi kesehatan jangka panjang.
Obesitas adalah faktor risiko bagi banyak kanker — termasuk yang kini meningkat di usia muda.
Konsumsi banyak sayur, buah, biji-bijian utuh (whole grain).
Kurangi konsumsi daging merah/olahan, gula tambahan, makanan ultra-olahan.
Batasi minuman beralkohol — walau usia muda sering kurang menyadari bahwa konsumsi alkohol juga meningkatkan risiko beberapa kanker.
Hindari merokok dan asap rokok — meskipun beberapa kanker yang naik ini bukan langsung terkait merokok, namun merokok tetap faktor risiko kanker besar.
Walau untuk usia muda beberapa skrining belum diwajibkan, tetap konsultasikan dengan dokter bila ada faktor risiko (misalnya riwayat keluarga).
Ketahui riwayat keluarga dan faktor genetik kamu — jika ada mutasi gen terkait kanker, pertimbangkan konsultasi genetik.
Lakukan pemeriksaan mandiri bila memungkinkan: payudara untuk wanita, testis untuk pria, kulit secara rutin, dan jangan abaikan gejala yang muncul.
Batasi paparan sinar matahari langsung tanpa proteksi (risiko melanoma meningkat pada usia muda).
Hindari paparan bahan kimia berbahaya bila memungkinkan (asap rokok, polusi, zat karsinogen di lingkungan kerja atau rumah).
Gunakan perangkat pelindung bila bekerja di lingkungan berisiko.
Untuk wanita: perhatikan perubahan siklus menstruasi, perdarahan abnormal, dan konsultasi bila punya riwayat seperti PCOS atau obesitas yang bisa meningkatkan risiko kanker rahim.
Untuk pria: testis yang terasa membesar atau nyeri harus segera diperiksa.
Jaga kesehatan hormon dengan gaya hidup sehat, monitoring bila ada kondisi seperti diabetes atau hipertensi.
Menyadari bahwa kanker bukan hanya “penyakit orang tua” dan bahwa usia muda tidak menjamin bebas risiko.
Tekankan pentingnya deteksi dini dan bahwa mengenali gejala awal bisa menyelamatkan nyawa.
Dorong komunikasi keluarga dan lingkungan agar pembicaraan tentang kanker tidak tabu, terutama di kalangan muda.
Meskipun insiden beberapa kanker usia muda meningkat, secara absolut risiko tetap lebih rendah dibanding usia 50-an ke atas. Artinya, tetap jangan panik — melainkan jadi lebih waspada.
Banyak kanker usia muda masih belum punya skrining yang direkomendasikan secara massal untuk kelompok usia muda — jadi peran preventif dalam gaya hidup dan kesadaran diri sangat besar.
Diagnosis di usia muda bisa berimplikasi lebih kompleks: aspek psikososial, finansial, dan kehidupan produktif (karier, keluarga) bisa sangat terganggu.
Butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sebab pasti peningkatan ini: apakah gaya hidup, faktor lingkungan, perubahan biologis generasi muda, atau kombinasi semuanya. Sebagai contoh, analisis global menyebut bahwa peningkatan pada enam kanker utama di usia muda terjadi di banyak negara (>75%) — namun mestinya ada variasi geografi serta kualitas data.
Terdapat kenaikan nyata pada beberapa jenis kanker di kalangan usia muda (20-an hingga 30-an dan 40-an ke bawah). Studi menyebut enam kanker utama: tiroid, payudara, kolorektal, ginjal, endometrium, dan leukemia.
Faktor utama yang berkontribusi: obesitas/gaya hidup tidak sehat, paparan lingkungan dan generasi baru, deteksi yang makin baik namun tidak bisa sepenuhnya menjelaskan kenaikan, serta faktor biologis/genetik.
Bagi usia muda, penting untuk tidak menunda pemeriksaan bila ada gejala, serta melakukan gaya hidup yang mendukung kesehatan jangka panjang.
Pencegahan melalui gaya hidup sehat, deteksi dini, edukasi, dan sadar akan gejala adalah kunci.
Mengingat bahwa diagnosis kanker di usia muda membawa dampak besar, maka kesadaran dan aksi sejak dini sangat penting.
Mungkin kamu masih merasa bahwa “20-an adalah waktu untuk hidup bebas, berkarier, dan mengejar mimpi”. Betul — namun menjaga kesehatan bukan berarti membatasi mimpi, melainkan memberinya fondasi yang lebih kokoh. Mengetahui bahwa kanker bisa menghampiri usia yang lebih muda bukanlah untuk menimbulkan ketakutan, namun untuk membangkitkan kewaspadaan yang sehat.
Jika kamu atau orang di sekitarmu berusia muda dan merasa “pasti aman” karena usia masih muda, ini adalah momen yang baik untuk menelaah gaya hidup, melakukan check-up rutin bila ada keluhan, dan menyadari bahwa kesehatan adalah investasi jangka panjang paling berharga. Ingat, setiap langkah kecil hari ini — seperti mengecek berat badan, memilih makanan sehat, dan memperhatikan gejala yang muncul — bisa menjadi langkah besar untuk melindungi masa depan.
By : BomBom
Dunia ramalan kembali ramai dibicarakan menjelang Selasa, 28 Oktober 2025. Banyak orang yang mulai penasaran…
Ketika berbicara tentang negara dengan kualitas hidup terbaik, pikiran banyak orang mungkin langsung tertuju pada…
KA anjlok di Bekasi picu kekacauan, ribuan penumpang terjebak, dan jadwal perjalanan Jakarta–Bekasi kacau total…