4 Tanda Sering Mimpi Buruk Lebih Besar Risikonya Mati Muda, Kok Bisa?
4 Tanda Sering Mimpi Buruk
Lebih Besar Risikonya Mati Muda
Mimpi Buruk – Penelitian terbaru yang dipresentasikan pada European Academy of Neurology (EAN) Congress 2025 mengungkapkan orang yang sering terbangun karena lebih mungkin mengalami kematian dini. Ilmuwan menyebut orang dewasa yang tiap minggu memiliki risiko meninggal sebelum 75 tahun hampir tiga kali lebih besar. Bagaimana temuannya?
Peneliti menggabungkan data dari empat studi jangka panjang di Amerika Serikat yang melibatkan 4.000 partisipan berusia 26-74 tahun. Di awal studi, partisipan melaporkan seberapa sering mereka hingga mengganggu tidur.
Lalu, 18 tahun berikutnya, peneliti melacak berapa orang yang meninggal secara prematur dan hasilnya mencapai 227 orang.
Setelah mempertimbangkan faktor risiko lain seperti usia, jenis kelamin, berat badan, kesehatan mental, dan merokok, orang yang mengalami tiap minggu tetap ditemukan hampir tiga kali lebih berisiko meninggal lebih muda. Ini bahkan sebanding dengan risiko akibat kebiasaan merokok berat.
Tim juga memeriksa ‘jam epigenetik’, tanda kimia pada DNA yang berfungsi seperti penghitung jarak biologis. Orang yang sering mengalami ternyata secara biologis lebih tua dari usia yang asli mereka. Ini berdasarkan tiga jenis jam biologis yang digunakan yaitu DunedinPACE, GrimAge, dan PhenoAge.
Apa Itu Mimpi Buruk?
Mimpi buruk adalah mimpi yang menimbulkan rasa takut, cemas, atau ketidaknyamanan yang sangat kuat, sehingga seringkali menyebabkan orang terbangun. Biasanya, terjadi pada fase tidur yang disebut REM (Rapid Eye Movement), yaitu fase ketika otak sangat aktif dan mimpi paling sering muncul.
Umumnya, bisa disebabkan oleh stres, trauma, kecemasan, demam, atau konsumsi obat tertentu. Bagi kebanyakan orang, sesekali saja tidak akan menimbulkan dampak jangka panjang. Namun, jika terjadi terlalu sering, bisa mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.
Penelitian: Risiko Kematian Dini
Beberapa penelitian besar dalam bidang epidemiologi telah mengaitkan seringnya dengan peningkatan risiko kematian dini, baik karena penyakit fisik maupun kondisi psikologis. Salah satu studi yang dilakukan terhadap ribuan orang dewasa menunjukkan bahwa mereka yang mengalami secara rutin memiliki risiko kematian 20–30% lebih tinggi sebelum usia tua.
Penelitian ini mempertimbangkan banyak faktor lain seperti usia, jenis kelamin, penyakit kronis, gaya hidup, dan kondisi psikologis. Hasilnya tetap menunjukkan bahwa yang sering merupakan indikator risiko yang signifikan.
Siapa yang Lebih Rentan?
Beberapa kelompok lebih berisiko mengalami kronis dan dampaknya terhadap kesehatan:
-
Penderita gangguan kecemasan atau depresi: Lebih sering mengalami tidur gelisah.
-
Penyintas trauma: Misalnya, korban kekerasan, bencana alam, atau perang.
-
Pekerja dengan shift malam: Jam tidur yang tidak teratur dapat memicu.
-
Orang dengan penyakit kronis: Nyeri atau kondisi medis tertentu dapat mengganggu tidur dan menyebabkan.
Lalu, Apa Hubungannya?
Sering Dikutip dari Science Alert, berkaitan erat dengan rapid-eye movement (REM), ketika otak sangat aktif tapi tubuh tidak bergerak. Adrenalin, kortisol, dan zat kimia stres lainnya melonjak secara tiba-tiba dan bisa sekuat ketika manusia sadar.
Jika ini terjadi terus terjadi, respons stres tubuh bisa menyala sepanjang hari. Stres kronis memicu peradangan, meningkatkan tekanan darah, dan mempercepat proses penuaan yang akhirnya merusak sel-sel.
Tidur merupakan fase penting bagi tubuh untuk memperbaiki diri dan membuang limbah di tingkat sel. Stres terus menerus dan tidur yang buruk mungkin menjadi pemicu tubuh menua lebih cepat.
Temuan ini sebenarnya bukan hal yang baru. Studi sebelumnya menunjukkan orang dewasa yang tiap pekan lebih berisiko mengalami demensia dan parkinson, bahkan bertahun-tahun sebelum gejala muncul saat sadar.
Bukti yang terus bertambah menunjukkan bahwa area otak yang terlibat dalam mimpi juga merupakan area yang terdampak oleh penyakit otak. Jadi, yang sering bisa jadi merupakan tanda peringatan dini dari masalah neurologis.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui lebih dalam keterkaitan dan kesehatan tubuh.
Kesimpulan
Mimpi buruk yang terjadi sesekali adalah hal yang wajar dan biasanya tidak berbahaya. Namun, jika mimpi buruk muncul terlalu sering hingga mengganggu tidur, itu bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan fisik atau mental yang serius. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering mengalami mimpi buruk memiliki risiko lebih besar untuk meninggal muda, terutama akibat penyakit jantung, gangguan psikologis, atau bunuh diri.
Oleh karena itu, jangan anggap remeh mimpi buruk yang terus-menerus. Kenali tanda-tandanya, kelola stres dengan baik, dan jangan ragu untuk mencari bantuan medis atau psikologis jika diperlukan. Dengan memperhatikan kualitas tidur dan kesehatan mental, Anda bisa memperpanjang usia sekaligus meningkatkan kualitas hidup
By : BomBom