Berita Viral Saat iniKesehatanPenyakitSains & TeknologiTrending

4 Fakta Mengejutkan Misteri Organ Babi yang Didonorkan ke Manusia

Sederet Organ Babi yang Pernah Didonorkan ke Manusia: Dari Jantung hingga Paru-paru

1. Pendahuluan

Organ babi kini menjadi harapan baru bagi dunia medis. Teknologi transplantasi organ dari hewan ke manusia atau xenotransplantasi terus berkembang pesat, dan babi dipilih sebagai kandidat utama karena kemiripan anatomi serta fungsi organnya dengan manusia.

Perkembangan teknologi medis menghadirkan berbagai terobosan luar biasa dalam dunia kesehatan. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah xenotransplantasi, yaitu transplantasi organ dari hewan ke manusia.

Selama ini, kebutuhan organ manusia untuk transplantasi sangat tinggi, sementara jumlah pendonor manusia sangat terbatas. Kondisi inilah yang membuat para ilmuwan mencari alternatif, dan babi menjadi kandidat utama sebagai hewan donor.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai eksperimen berhasil dilakukan. Mulai dari jantung, ginjal, hati, hingga paru-paru babi telah dicangkokkan ke tubuh manusia, baik pada pasien hidup maupun pasien mati otak. Walau belum sepenuhnya sempurna, penelitian ini dianggap sebagai pintu gerbang menuju solusi krisis donor organ dunia.

2. Mengapa Babi Dipilih Sebagai Donor Organ?

Babi bukan satu-satunya hewan yang pernah dipertimbangkan untuk donor organ, tetapi ia paling sering digunakan. Alasannya cukup jelas:

  • Ukuran organ babi mirip manusia sehingga cocok untuk ditransplantasikan.

  • Masa kehamilan singkat dan jumlah anak banyak, sehingga mudah dibudidayakan untuk tujuan medis.

  • Babi mudah direkayasa genetik, membuat organ mereka bisa lebih kompatibel dengan tubuh manusia.

  • Ketersediaannya melimpah, berbeda dengan primata atau hewan lain yang sulit dikembangbiakkan untuk tujuan medis.

Dengan alasan tersebut, babi dianggap paling potensial menjadi “penyelamat” di masa depan bagi pasien yang membutuhkan organ.

3. Syarat Donor Organ Babi ke Manusia

Menurut Marlon F. Levy, MD, dalam jurnal Animal Organs for Human Transplantation, ada beberapa syarat penting sebelum hewan bisa digunakan sebagai donor organ:

  1. Anatomi dan fisiologi sesuai dengan manusia. Organ harus mampu bekerja secara optimal setelah ditransplantasikan.

  2. Tidak menularkan penyakit lintas spesies. Risiko virus atau bakteri dari hewan ke manusia harus sangat kecil.

  3. Tahan terhadap penyakit manusia. Hewan donor sebaiknya tidak mudah sakit akibat penyakit yang bisa menular ke manusia.

  4. Ekonomis untuk dibudidayakan. Hewan donor harus bisa berkembang biak cepat dengan biaya terjangkau.

  5. Minim hambatan imunologis. Organ tidak boleh memicu penolakan berlebihan dari sistem kekebalan tubuh manusia.

  6. Sedikit kontroversi etika. Penggunaan hewan donor tidak boleh menimbulkan perdebatan etis yang besar.

Meski belum ada hewan yang memenuhi semua kriteria ini, babi mendekati ideal karena memenuhi sebagian besar syarat tersebut.

7 Misteri & Harapan di Balik Donor Organ Babi

4. Kasus Transplantasi Organ Babi ke Manusia

 

4.1 Transplantasi Jantung Babi ke manusia

Kasus pertama dilakukan pada David Bennett (57) di Amerika Serikat pada Januari 2022. Bennett menerima jantung babi yang sudah direkayasa genetik. Dalam beberapa minggu awal, jantung tersebut bekerja dengan baik tanpa penolakan tubuh. Namun, dua bulan kemudian, ia meninggal karena gagal jantung mendadak.

Eksperimen kedua terjadi pada Lawrence Faucette (58) di tahun 2023 di University of Maryland Medical Center. Faucette mengalami gagal jantung stadium akhir dan tidak memenuhi syarat untuk transplantasi jantung manusia. Setelah operasi, Organ Babi seperti jantung babi sempat berfungsi, tetapi enam minggu kemudian muncul tanda penolakan, dan ia meninggal pada Oktober 2023.

Kedua kasus ini menunjukkan bahwa jantung babi bisa berfungsi sementara dalam tubuh manusia, meski penolakan imunologis masih menjadi hambatan besar.

4.2 Transplantasi Ginjal Babi

Pada tahun 2023, tim dokter di New York melakukan transplantasi ginjal babi pada jenazah Maurice Miller, seorang pasien yang meninggal karena mati otak. Ginjal babi yang dimodifikasi genetik itu dapat bekerja dengan baik selama dua bulan penuh menggunakan bantuan ventilator.

Ginjal babi tersebut juga dipasangkan dengan timus babi, kelenjar yang berfungsi melatih sel kekebalan, agar tubuh manusia tidak cepat menolaknya. Walaupun sempat muncul tanda penolakan setelah satu bulan, penyesuaian obat imunosupresif membuat ginjal kembali berfungsi normal.

Penelitian ini memberikan harapan besar bahwa transplantasi ginjal babi suatu saat bisa digunakan untuk pasien gagal ginjal yang sangat bergantung pada donor organ.

4.3 Transplantasi Hati Babi

Di China, tim medis dari Rumah Sakit Xijing, Universitas Kedokteran Militer Angkatan Udara berhasil melakukan transplantasi hati babi pada pasien mati otak. Organ yang sudah diedit gen itu mampu berfungsi lebih dari 96 jam—rekor terlama dalam penelitian xenotransplantasi hati.

Hati babi yang ditanam menunjukkan hasil sangat baik, termasuk produksi empedu dan suplai darah yang stabil. Menurut Tao Kaishan, direktur departemen bedah hepatologi rumah sakit tersebut, hasil penelitian ini melebihi ekspektasi tim medis.

Keberhasilan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut agar transplantasi hati babi bisa menjadi pilihan nyata bagi pasien dengan gagal hati akut.

4.4 Transplantasi Paru-paru Babi

Kasus terbaru datang dari China pada tahun 2025. Para peneliti dari First Affiliated Guangzhou Medical University Hospital melakukan transplantasi paru-paru babi pada pasien berusia 39 tahun yang dinyatakan mati otak.

Paru-paru babi tersebut telah direkayasa menggunakan teknologi CRISPR, di mana tiga gen dihapus agar tidak memicu reaksi kekebalan berlebihan pada manusia. Eksperimen ini menandai terobosan penting karena paru-paru memiliki tantangan biologis dan teknis lebih besar dibandingkan organ lain.

Menurut Dr. Jiang Shi, pencapaian ini baru langkah awal, namun menjadi titik terang bahwa suatu saat paru-paru babi bisa digunakan untuk menyelamatkan pasien gagal napas berat.gambar jantung babi hasil transplantasi ke manusia

5. Tantangan dan Risiko Transplantasi Organ Babi

Meski menjanjikan, xenotransplantasi menghadapi banyak tantangan:

  • Penolakan imunologis: Sistem imun manusia secara alami menolak organ asing.

  • Risiko infeksi virus lintas spesies: Virus dari babi bisa beradaptasi dan menyerang manusia.

  • Komplikasi medis jangka panjang: Belum ada data yang cukup untuk melihat efek jangka panjang pada penerima organ.

  • Keterbatasan obat imunosupresif: Obat yang ada belum bisa sepenuhnya mencegah penolakan organ tanpa efek samping serius.

6. Peran Teknologi Rekayasa Genetika

Keberhasilan transplantasi organ babi sangat dipengaruhi teknologi genetic engineering. Melalui teknik CRISPR dan rekayasa gen, ilmuwan dapat:

  • Menghapus gen yang memicu penolakan manusia.

  • Menambahkan gen manusia ke organ babi agar lebih kompatibel.

  • Meminimalisir risiko penularan penyakit.

Tanpa teknologi ini, transplantasi organ babi hampir mustahil dilakukan.

7. Kontroversi Etika dan Agama

Selain masalah medis, transplantasi organ babi juga menimbulkan perdebatan etis dan agama.

  • Sebagian pihak menolak karena dianggap melanggar hak hewan.

  • Dalam perspektif agama tertentu, penggunaan babi sebagai donor menimbulkan dilema moral.

  • Namun, banyak yang berpendapat bahwa menyelamatkan nyawa manusia harus menjadi prioritas utama.

Debat ini masih berlangsung, dan kemungkinan akan terus berkembang seiring meningkatnya praktik xenotransplantasi.

8. Harapan Masa Depan Xenotransplantasi

Meski masih tahap eksperimen, para ahli yakin bahwa transplantasi organ babi ke manusia akan menjadi solusi nyata di masa depan. Jika penelitian semakin maju, maka:

  • Pasien gagal ginjal tidak perlu lama menunggu antrean donor.

  • Pasien gagal jantung bisa segera mendapat transplantasi.

  • Pasien dengan gagal hati atau paru bisa memiliki kesempatan hidup lebih lama.

Dengan riset berkelanjutan, xenotransplantasi bisa menjadi salah satu terobosan medis terbesar abad ini.

9. Mengapa Organ Babi Dipilih?

  • Kemiripan fisiologis: Ukuran dan fungsi jantung, ginjal, paru-paru, dan hati babi mirip dengan manusia.

  • Masa pertumbuhan cepat: Babi bisa berkembang biak dengan cepat sehingga ketersediaan organ melimpah.

  • Modifikasi genetik: Dengan teknologi CRISPR, gen babi bisa diubah untuk mengurangi risiko penolakan tubuh manusia.

10. Masa Depan Xenotransplantasi

  • Para ilmuwan sedang mengembangkan babi transgenik yang benar-benar kompatibel dengan tubuh manusia.

  • Kemajuan AI dan rekayasa jaringan membuat kemungkinan organ babi bisa bertahan lebih lama dalam tubuh manusia.

  • Ada prediksi bahwa dalam 10–20 tahun ke depan, transplantasi organ babi akan menjadi prosedur medis yang umum.

11. Manfaat Besar Bagi Dunia Medis

  • Mengatasi krisis organ donor: Ribuan pasien setiap tahun meninggal karena tidak mendapat donor organ.

  • Jembatan menuju masa depan: Teknologi ini bisa membuka jalan untuk menciptakan organ buatan (bioengineered organ).

  • Harapan hidup baru: Pasien gagal organ kronis punya peluang bertahan hidup lebih lama.

12. Kesimpulan

Transplantasi organ babi ke manusia masih penuh tantangan, tetapi hasil penelitian sejauh ini sangat menjanjikan. Mulai dari jantung, ginjal, hati, hingga paru-paru babi sudah berhasil diuji coba, meski sebagian pasien hanya bertahan beberapa minggu atau bulan.

Teknologi rekayasa genetik, obat penekan kekebalan, serta riset yang berkelanjutan menjadi kunci agar xenotransplantasi bisa benar-benar menyelamatkan nyawa manusia di masa depan.

By : ceksinii

Terobosan Hebat Transplantasi Organ Babi ke Manusia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *