Categories: Trending

Geger Nasional! Sahroni Hajar Balik Kritik “Bubarkan DPR”: Disebut Mental Orang Paling Tolol Sedunia

đź“° Pendahuluan: Pernyataan Panas yang Mengguncang Publik

Belakangan ini dunia politik Indonesia kembali diwarnai dengan pernyataan kontroversial. Seorang politisi bernama Sahroni menanggapi kritik keras yang mendesak agar Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dibubarkan. Bukan dengan jawaban normatif, ia justru melontarkan kalimat pedas yang menyebut kritik tersebut sebagai “mental orang tolol sedunia.”

Pernyataan tersebut langsung menjadi sorotan media, viral di jagat maya, dan memicu perdebatan sengit. Publik terbelah, ada yang mendukung Sahroni karena dianggap lantang membela DPR, namun tidak sedikit pula yang menilai ucapannya terlalu kasar, merendahkan rakyat, serta mencerminkan buruknya etika pejabat publik.

Lalu, bagaimana duduk perkara sebenarnya? Mengapa muncul desakan pembubaran DPR? Dan apa dampak dari pernyataan Sahroni ini terhadap kepercayaan publik kepada lembaga legislatif?


🔎 Latar Belakang: Mengapa Ada Desakan Bubarkan DPR?

1. Kritik terhadap Kinerja DPR

DPR RI selama beberapa tahun terakhir kerap menjadi sorotan karena berbagai isu:

  • Rendahnya kehadiran anggota rapat

  • Kasus korupsi berjamaah yang menjerat banyak wakil rakyat

  • Pengambilan keputusan kontroversial yang dinilai lebih pro-elite daripada pro-rakyat

Hal ini membuat sebagian kalangan masyarakat merasa kecewa, hingga muncul seruan: “Untuk apa DPR dipertahankan kalau justru menjadi beban rakyat?”

2. Rakyat Merasa Tidak Terwakili

Sejatinya, DPR adalah lembaga perwakilan rakyat. Namun realita di lapangan justru sebaliknya. Banyak kebijakan yang dihasilkan dianggap lebih berpihak pada kepentingan politik tertentu dibandingkan kepentingan publik.

3. Munculnya Desakan “Bubarkan DPR”

Gerakan desakan ini lahir sebagai simbol kekecewaan rakyat terhadap lembaga legislatif. Meskipun tentu saja, membubarkan DPR bukanlah solusi realistis dalam negara demokrasi, namun jargon ini menjadi bentuk perlawanan simbolik rakyat atas kekecewaan yang menumpuk.


⚡ Sahroni Menyerang Balik: “Mental Orang Tolol Sedunia”

Dalam menanggapi kritik tersebut, Sahroni memilih gaya komunikasi keras. Ia tidak sekadar membantah, tetapi juga menyerang balik para pengkritiknya dengan menyebut mereka bermental tolol.

Kalimat ini sontak viral di berbagai media sosial. Netizen membanjiri lini masa dengan ragam komentar:

  • Ada yang geram, merasa dihina oleh wakil rakyat.

  • Ada yang justru menyemangati Sahroni, menilai ucapannya sebagai bentuk ketegasan.

  • Namun sebagian besar publik menilai pernyataan tersebut tidak pantas keluar dari mulut seorang pejabat publik.


đź’Ą Reaksi Publik & Media

1. Netizen di Medsos

  • Twitter (X): Tagar #BubarkanDPR dan #SahroniTrending sempat menduduki top trending.

  • Instagram: Banyak akun politik dan aktivis membagikan potongan video ucapannya dengan caption satir.

  • TikTok: Potongan video ucapan tersebut diedit dengan nada komedi hingga sindiran keras.

2. Media Nasional

Hampir semua portal berita nasional menyoroti pernyataan Sahroni. Judul-judul clickbait bermunculan:

  • “Sahroni: Kritik Bubarkan DPR Itu Mental Orang Tolol”

  • “Ucapan Kasar Sahroni Gegerkan Parlemen”

  • “Rakyat atau DPR yang Sebenarnya Tolol?”


🏛️ Analisis: Apa Makna di Balik Ucapan Sahroni?

Ucapan ini dapat dianalisis dari beberapa sudut pandang:

1. Politik Bahasa Kasar

Pejabat publik seharusnya menjaga etika berkomunikasi. Namun, bahasa kasar sering digunakan untuk menarik perhatian publik sekaligus memperlihatkan ketegasan.

2. Strategi Mengalihkan Isu

Ada dugaan bahwa ucapan kasar semacam ini adalah strategi mengalihkan isu besar lain yang sedang menimpa DPR, misalnya kasus korupsi.

3. Menggiring Persepsi Publik

Dengan melabeli pengkritik sebagai tolol, Sahroni berusaha membalikkan opini: bukan DPR yang salah, melainkan rakyat yang dianggap tidak paham politik.


📊 Survei: Bagaimana Publik Melihat DPR?

Sejumlah survei menunjukkan kepercayaan publik terhadap DPR relatif rendah.

  • LSI (Lembaga Survei Indonesia): Kepercayaan publik terhadap DPR hanya sekitar 40%.

  • Indikator Politik: Mayoritas responden menganggap DPR lebih berpihak pada elit ketimbang rakyat.

Dengan kondisi kepercayaan publik yang rendah, ucapan Sahroni justru berpotensi memperburuk citra DPR di mata masyarakat.


🚨 Dampak Pernyataan Sahroni

  1. Merusak Citra DPR – Alih-alih membela, pernyataannya justru menambah ketidakpercayaan publik.

  2. Meningkatkan Polarisasi – Rakyat semakin terpecah antara yang pro dan kontra DPR.

  3. Menghidupkan Tagar Bubarkan DPR – Kritik semakin viral, bukan mereda.

  4. Memicu Ketegangan Politik – Lawan politik bisa memanfaatkan ucapan ini untuk menyerang balik.


đź”® Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Ada dua kemungkinan besar:

  1. Sahroni Minta Maaf – Jika tekanan publik semakin besar, kemungkinan ia akan meminta maaf demi meredam situasi.

  2. Sahroni Bertahan – Jika merasa ucapannya benar, ia akan bertahan dan justru menantang publik.

Namun yang jelas, ucapan ini telah meninggalkan jejak panjang dalam rekam jejak DPR.


đź§© Kesimpulan

Kasus ini memperlihatkan bagaimana bahasa politik yang kasar bisa menimbulkan efek domino. Alih-alih memperbaiki citra DPR, pernyataan Sahroni justru membuka luka baru hubungan rakyat dengan wakilnya.

Pertanyaan besar yang tersisa: Apakah DPR akan terus bertahan dengan citra buruknya, atau akan ada reformasi serius agar kembali mendapat kepercayaan rakyat?

by : st

Update24

Share
Published by
Update24

Recent Posts

3 Negara Kena Sanksi FIFA dan Dilarang Tampil di Piala Dunia karena Alasan Politik

  Jakarta Timnas Rusia dipastikan tidak bisa tampil di Piala Dunia 2026. Tuan rumah Piala Dunia…

3 jam ago

Terungkap! Jalan Kaki 7 Ribu Langkah Sehari Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung

Gaya hidup modern yang serba cepat sering membuat banyak orang kurang bergerak. Padahal, aktivitas fisik…

4 jam ago

Resep Urap Sayuran Berbumbu Pedas Manis Buat Makan Siang

Urap sayuran adalah salah satu hidangan tradisional khas Nusantara yang sangat digemari. Sajian ini terkenal…

4 jam ago