Pulau Miangas: Pulau Terluar Indonesia di Perbatasan dengan Filipina
Pulau Miangas merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang terletak di Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. Pulau ini berbatasan langsung dengan Filipina dan menjadi titik paling utara wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai pulau kecil dengan populasi yang tidak terlalu besar, Miangas memiliki peran strategis dalam menjaga kedaulatan Indonesia serta menjadi simbol keberadaan Indonesia di perbatasan.

Letak Geografis dan Sejarah Miangas
Pulau Miangas terletak sekitar 127 km dari daratan Filipina dan sekitar 425 km dari daratan utama Sulawesi. Posisi geografis yang lebih dekat ke Filipina ini membuat pengaruh budaya dan ekonomi dari negara tetangga cukup terasa di pulau ini. Meski demikian, secara historis dan hukum internasional, Miangas merupakan bagian dari Indonesia berdasarkan keputusan Mahkamah Arbitrase Den Haag pada tahun 1928 yang menetapkan bahwa Miangas masuk dalam wilayah Hindia Belanda, yang kini menjadi Indonesia.
Pengaruh Filipina di Miangas
Karena kedekatan geografisnya, hubungan antara warga Miangas dengan warga Filipina, khususnya dari Provinsi Davao dan Mindanao, cukup erat. Aktivitas perdagangan antara masyarakat Miangas dan warga Filipina telah berlangsung sejak lama. Barang-barang kebutuhan pokok seringkali didatangkan dari Filipina karena faktor kedekatan dan biaya logistik yang lebih murah dibandingkan mendatangkannya dari Sulawesi.
Salah satu fenomena menarik yang terjadi di Miangas adalah penggunaan Peso Filipina dalam transaksi sehari-hari. Meskipun mata uang resmi Indonesia adalah Rupiah, warga Miangas sering menggunakan Peso Filipina untuk membeli barang dari pedagang Filipina yang datang ke pulau tersebut. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan barang-barang dari Filipina yang lebih mudah diperoleh dibandingkan dengan produk dari Indonesia.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Penggunaan Peso Filipina di Miangas memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat setempat. Di satu sisi, hal ini mempermudah warga dalam memenuhi kebutuhan mereka karena pasokan barang dari Filipina lebih stabil. Namun, di sisi lain, ketergantungan terhadap ekonomi Filipina dapat melemahkan perekonomian lokal dan mengurangi perputaran Rupiah di daerah tersebut. Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk meningkatkan distribusi barang dari dalam negeri agar masyarakat lebih bergantung pada perekonomian nasional.
Selain itu, interaksi yang intens dengan warga Filipina juga membawa pengaruh budaya, seperti bahasa dan kebiasaan sehari-hari. Beberapa warga Miangas mampu berkomunikasi dalam bahasa Bisaya atau Tagalog, yang merupakan bahasa umum di Filipina bagian selatan. Meski begitu, mereka tetap menjaga identitas sebagai warga negara Indonesia dengan mempertahankan budaya dan bahasa lokal.
Upaya Pemerintah dalam Mempertahankan Kedaulatan
Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya Miangas sebagai wilayah strategis di perbatasan. Bandara ini memungkinkan akses yang lebih mudah ke Miangas dari Manado dan wilayah Indonesia lainnya, sehingga dapat meningkatkan konektivitas dan distribusi barang dari dalam negeri.
Selain itu, pemerintah juga meningkatkan kehadiran aparat keamanan seperti TNI dan Polri untuk memastikan tidak ada ancaman dari luar.
Kesimpulan
Pulau Miangas adalah contoh nyata dari bagaimana sebuah wilayah perbatasan dapat menghadapi tantangan akibat kedekatan dengan negara lain. Meskipun pengaruh Filipina cukup kuat dalam aspek ekonomi dan sosial, Miangas tetap merupakan bagian sah dari Indonesia. Penting bagi Indonesia untuk terus menjaga kedaulatan di wilayah ini agar tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari NKRI.
By : Hendra Sitepu
