Tanggal 1 Oktober selalu menjadi momen sakral bagi bangsa Indonesia. Di hari itulah diperingati Hari Kesaktian Pancasila, sebuah momentum untuk mengenang peristiwa kelam G30S/PKI dan meneguhkan kembali komitmen kebangsaan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Tahun ini, upacara berlangsung lebih istimewa karena untuk pertama kalinya Presiden Prabowo Subianto memimpin langsung jalannya upacara di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Sejak pagi, ribuan pasang mata tertuju pada lokasi bersejarah itu. Para pejabat negara, anggota TNI-Polri, perwakilan ormas, pelajar, hingga masyarakat umum berkumpul dalam suasana penuh khidmat. Sorotan utama tentu saja tertuju pada sosok Presiden Prabowo yang berdiri tegap, menunjukkan wibawa sebagai kepala negara yang baru saja resmi menjabat.
Lubang Buaya bukan sekadar tempat biasa. Lokasi ini menyimpan jejak sejarah kelam bangsa Indonesia. Di sinilah tujuh pahlawan revolusi gugur akibat kekejaman pemberontakan G30S/PKI pada 1965. Monumen yang dibangun di lokasi ini menjadi pengingat abadi tentang betapa pentingnya menjaga Pancasila dari rongrongan ideologi lain.
Dalam setiap peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Lubang Buaya selalu menjadi pusat perhatian. Kali ini, dengan kehadiran Presiden Prabowo sebagai inspektur upacara, suasana terasa lebih menggetarkan. Seakan sejarah kembali hidup, memperlihatkan bagaimana generasi baru pemimpin bangsa berkomitmen menjaga warisan leluhur.
Tepat pukul 08.00 WIB, upacara dimulai. Sang saka Merah Putih dikibarkan dengan penuh hormat, diiringi lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Seluruh peserta berdiri tegap, memberikan penghormatan. Di tengah momen itu, sorot kamera terus mengarah ke Presiden Prabowo yang berdiri di mimbar kehormatan dengan seragam resmi kepresidenan.
Pembacaan teks Pancasila, Pembukaan UUD 1945, serta Ikrar Hari Kesaktian Pancasila menjadi rangkaian penting dalam prosesi tersebut. Presiden Prabowo membacakan ikrar dengan suara tegas, menegaskan bahwa Pancasila adalah harga mati dan tidak bisa digantikan oleh ideologi apa pun. Suasana hening seketika, hanya suara lantang Presiden yang menggema di area monumen.
Upacara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara. Para menteri kabinet, pimpinan MPR, DPR, DPD, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, serta lembaga-lembaga tinggi lainnya terlihat duduk rapi mendampingi jalannya prosesi. Kehadiran mereka menandakan betapa pentingnya peringatan Hari Kesaktian Pancasila sebagai simbol persatuan nasional.
Tak ketinggalan, jajaran TNI dan Polri ikut memberikan penghormatan. Kehadiran para prajurit di lokasi bersejarah ini menjadi simbol bahwa mereka selalu siap menjadi garda terdepan menjaga kedaulatan NKRI.
Bagi bangsa Indonesia, Hari Kesaktian Pancasila bukan sekadar seremoni tahunan. Ini adalah momentum refleksi, agar rakyat tidak melupakan sejarah kelam sekaligus tetap teguh menjaga persatuan. Prabowo dalam sambutannya menekankan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup yang mampu mempersatukan keberagaman bangsa.
Ia menegaskan bahwa tantangan zaman terus berubah, namun Pancasila harus menjadi pegangan dalam menghadapi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan pesan tegas: “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Hari ini kita berdiri di tempat para pahlawan revolusi gugur, untuk menegaskan bahwa Pancasila adalah benteng kita, kekuatan kita, dan jalan kita menuju masa depan.”
Pernyataan itu disambut tepuk tangan meriah dari para peserta upacara. Suasana penuh haru dan rasa bangga menyelimuti momen tersebut. Bagi sebagian orang, pidato Prabowo menjadi bukti komitmen kepemimpinannya untuk menjaga Pancasila dan menegakkan persatuan bangsa.
Meski lokasi upacara terbatas untuk undangan resmi, masyarakat sekitar tetap menunjukkan antusiasme tinggi. Banyak yang rela berdiri di luar pagar Monumen Pancasila Sakti hanya untuk menyaksikan jalannya upacara. Mereka mengibarkan bendera merah putih kecil, ada pula yang mendokumentasikan momen bersejarah itu melalui ponsel mereka.
Bagi rakyat, melihat presiden baru tampil tegas di panggung bersejarah menumbuhkan semangat nasionalisme.
Momen ini tak hanya disorot media nasional, tapi juga mendapat perhatian media internasional. Pasalnya, Hari Kesaktian Pancasila selalu menjadi peringatan unik yang hanya dimiliki oleh Indonesia. Dengan latar sejarah yang begitu dalam, upacara ini memberikan gambaran tentang betapa seriusnya bangsa Indonesia menjaga ideologinya.
Bagi dunia, Pancasila sering dipandang sebagai model ideologi yang mampu menyatukan bangsa besar dengan keragaman luar biasa. Kehadiran Presiden Prabowo di upacara ini sekaligus menjadi pesan diplomatis bahwa Indonesia tetap teguh menjaga prinsipnya di tengah dinamika global.
Upacara berakhir dengan doa bersama untuk para pahlawan revolusi dan seluruh pejuang bangsa. Presiden Prabowo bersama para pejabat melakukan tabur bunga di area Monumen Pancasila Sakti sebagai bentuk penghormatan terakhir.
Momen ini bukan hanya seremoni, melainkan peneguhan tekad nasional. Pancasila tetap berdiri kokoh, menjadi panduan dalam menghadapi tantangan bangsa. Kehadiran Presiden Prabowo sebagai pemimpin upacara memberi nuansa baru—tegas, penuh wibawa, sekaligus mengajak rakyat untuk tidak melupakan sejarah.
by : st
Pendahuluan Banyak pasangan suami istri yang mendambakan hadirnya buah hati segera setelah menikah. Namun, perjalanan…
dalam memilih makanan dan menjalani gaya hidup sehat. Dengan rutin mengonsumsi lima jenis makanan sehat…
Pernikahan Selena Gomez & Benny Blanco setelah 2 tahun pacaran. Dari gaun Ralph Lauren yang…
Memancing bukan sekadar menunggu ikan menyambar kail, tapi tentang melatih hati untuk bersabar, berpikir jernih,…