Pig Blood Tofu: Warisan Kuliner Unik yang Kontroversial namun Kaya Makna
Pig blood tofu, atau yang sering disebut juga blood curd atau blood pudding tofu, merupakan salah satu kuliner tradisional Asia yang hingga kini tetap menjadi perbincangan. Hidangan ini dibuat dari darah babi segar yang dipadatkan hingga menyerupai tahu, lalu dipotong-potong berbentuk kubus. Teksturnya lembut seperti agar-agar, sedangkan warnanya merah tua hingga cokelat gelap. Bagi sebagian orang, pig blood tofu adalah makanan lezat, penuh nilai gizi, dan menyimpan sejarah panjang dalam budaya kuliner. Namun, bagi sebagian lain, makanan ini menimbulkan rasa ragu, jijik, atau bahkan dianggap tabu karena faktor budaya maupun agama.
Asal Usul dan Sejarah Pig Blood Tofu
Pig blood tofu memiliki akar panjang dalam tradisi kuliner Tiongkok, Taiwan, hingga Vietnam. Di Tiongkok, terutama wilayah Guangdong, Sichuan, dan Fujian, pig blood tofu sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Konsep pemanfaatan darah hewan dalam masakan bukan hal asing di Asia Timur. Bagi masyarakat Tiongkok tradisional, darah babi dianggap sebagai sumber protein murah dan bergizi, sehingga tidak ada bagian hewan yang terbuang. Hal ini sejalan dengan prinsip hemat dan menghargai sumber makanan.
Di Taiwan, pig blood tofu biasanya disajikan dalam bentuk sup yang disebut pig blood soup, atau dijadikan isian dalam hotpot. Sementara di Vietnam, pig blood tofu dikenal dengan sebutan tiết canh (dalam bentuk segar) maupun huyết heo (sudah dipadatkan). Pig blood tofu juga dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional, di mana pedagang menjualnya dalam potongan kotak besar layaknya tahu kedelai.
Proses Pembuatan
Cara membuat pig blood tofu sebenarnya cukup sederhana namun membutuhkan keterampilan. Darah babi segar pertama-tama dikumpulkan dan diberi sedikit garam atau bahan koagulan untuk membantu proses pengentalan. Darah tersebut kemudian didiamkan beberapa saat hingga menggumpal dan berubah tekstur menyerupai jeli. Setelah itu, hasil gumpalan dipotong kecil-kecil berbentuk kubus, direbus dalam air panas agar teksturnya lebih padat, serta untuk menghilangkan bau amis. Hasil akhirnya adalah potongan pig blood tofu yang siap dimasak dengan berbagai cara.
Variasi Masakan Pig Blood Tofu
Pig blood tofu memiliki banyak variasi sajian tergantung daerah dan selera masyarakat. Beberapa di antaranya:
-
Pig Blood Soup
Sup sederhana dengan kuah bening, potongan pig blood tofu, daun bawang, jahe, dan rempah-rempah. Hidangan ini sering dijadikan sarapan atau menu makan siang ringan. -
Hotpot Pig Blood Tofu
Potongan pig blood tofu menjadi salah satu isian favorit dalam hotpot Tiongkok dan Taiwan. Teksturnya yang lembut menyerap kuah pedas, gurih, atau rempah sehingga memberikan sensasi unik saat dimakan. -
Pig Blood Tofu dengan Mi
Di beberapa daerah, pig blood tofu disajikan bersama mi kuah, biasanya dipadukan dengan jeroan babi, tauge, dan daun bawang. -
Digoreng atau Ditumis
Meski lebih jarang, pig blood tofu juga bisa ditumis dengan cabai, bawang putih, atau sayuran. Cara ini membuat teksturnya lebih kenyal dan aromanya semakin kuat.
Nilai Gizi dan Manfaat Kesehatan
Pig blood tofu dikenal sebagai sumber zat besi yang tinggi. Hal ini menjadikannya makanan yang bermanfaat untuk mencegah anemia, terutama bagi orang dengan kebutuhan zat besi tinggi. Selain itu, pig blood tofu juga mengandung protein, vitamin B kompleks, serta sejumlah mineral seperti kalium dan magnesium.
Namun, konsumsi pig blood tofu juga harus diperhatikan dari segi kebersihan. Darah hewan yang tidak diolah dengan benar dapat menjadi sarang bakteri dan parasit. Oleh karena itu, pig blood tofu harus direbus atau dimasak hingga matang sempurna sebelum dikonsumsi.
Kontroversi dan Tantangan
Meskipun populer di beberapa negara, pig blood tofu juga menuai kontroversi. Dalam budaya dan agama tertentu, konsumsi darah hewan dilarang. Misalnya, dalam ajaran Islam dan Yahudi, darah termasuk bahan yang haram. Di sisi lain, masyarakat Barat cenderung memandang pig blood tofu sebagai makanan ekstrem yang tidak biasa. Hal ini membuat pig blood tofu tidak selalu mudah diterima di kancah kuliner internasional.
Selain itu, isu keamanan pangan juga menjadi sorotan. Banyak negara menerapkan regulasi ketat terkait distribusi darah hewan untuk konsumsi. Beberapa wilayah bahkan melarang penjualan pig blood tofu karena alasan kesehatan masyarakat.
Filosofi dan Nilai Budaya
Bagi masyarakat Tiongkok, pig blood tofu bukan sekadar makanan. Hidangan ini mencerminkan filosofi “tidak menyia-nyiakan apa pun” dari seekor hewan yang dikurbankan. Filosofi tersebut berakar pada masa lalu, ketika masyarakat harus hidup hemat dan memaksimalkan semua sumber daya yang ada. Dengan demikian, pig blood tofu menjadi simbol kreativitas sekaligus penghargaan terhadap makanan.
Selain itu, pig blood tofu juga sering dikaitkan dengan nilai kebersamaan. Hidangan ini biasanya disantap bersama keluarga dalam suasana hangat, terutama saat menikmati hotpot. Dari sini, pig blood tofu bukan hanya soal rasa, melainkan juga pengalaman sosial dan budaya.
Pig Blood Tofu dalam Kuliner Modern
Di era modern, pig blood tofu masih bertahan sebagai bagian dari kuliner jalanan (street food) di Taiwan, Tiongkok, dan Vietnam. Bahkan, beberapa restoran kelas atas mencoba mengolah pig blood tofu dengan cara lebih modern, misalnya dipadukan dengan saus khas Prancis atau dijadikan topping unik dalam fusion cuisine. Hal ini menunjukkan bahwa pig blood tofu memiliki potensi besar sebagai kuliner lintas budaya, meski tetap menghadapi stigma dari sebagian masyarakat.
Kesimpulan
Pig blood tofu adalah salah satu kuliner unik yang merepresentasikan keberagaman tradisi kuliner Asia. Meskipun kontroversial, hidangan ini tetap bertahan sebagai warisan budaya yang kaya makna. Teksturnya yang lembut, rasa khasnya, serta nilai gizinya menjadikan pig blood tofu lebih dari sekadar makanan—ia adalah simbol sejarah, kreativitas, dan filosofi hidup hemat.
Keberadaan pig blood tofu juga mengingatkan kita bahwa kuliner bukan hanya soal rasa, tetapi juga identitas, nilai, dan cara pandang masyarakat terhadap kehidupan. Bagi sebagian orang, pig blood tofu mungkin menimbulkan rasa enggan. Namun, bagi masyarakat yang tumbuh bersama kuliner ini, pig blood tofu adalah bagian dari rumah, tradisi, dan kenangan.