Ketika ditahan imbang Lebanon tanpa gol, pelatih asal Belanda itu menampilkan skuad terbaik Timnas Indonesia. Performa tim juga meningkat. Bahkan penguasaan bola Jay Idzes dkk. jauh di atas Lebanon hingga mencapai angka 81 persen.
 Namun, statistik itu bertolak belakang. Timnas Indonesia yang melancarkan sembilan tendangan sama sekali tak pernah mengarah ke gawang Lebanon.
 Pemain di posisi gelandang serang dan striker pun jadi sorotan. Padahal Dean James, Stefano Lilipaly, Ricky Kambuaya, dan Miliano Jonathans telah berupaya keras. Begitu juga Eliano Reijnders dan Marselino Ferdinan yang dimasukkan di babak kedua.
 Striker muda yang baru dinaturalisasi, Mauro Zijlstra. seolah mati kutu karena selalu dikawal ketat bek Lebanon. Ramadhan Sananta yang tampil apik melawan Chinese Taipei juga tak mampu menembus kebuntuan lini serang.
   Nama Ilija Spasojevic Diapungkan
     Jika kinerja lini depan masih mandul, Timnas Indonesia diprediksi bakal sulit bersaing dengan Arab Saudi dan Irak pada putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 8 dan 11 Oktober mendatang di Arab Saudi.
 Di tengah kritikan atas kebuntuan barisan penyerang, nama Ilija Spasojevic diapungkan.
 “Mauro Zijlstra masih terlalu muda dan belum padu dengan pemain lainnya. Sementara Ole Romeny juga belum bisa dipastikan apakah bisa main lagi. Timnas Indonesia butuh striker senior. Saya kira Ilija Spasojevic pantas dipertimbangkan oleh Patrick Kluivert,” kata Gusnul Yakin, pengamat sepak bola senior asal Malang.
      Gusnul Yakin menyatakan pemain naturalisasi milik Bhayangkara FC itu memang sudah berumur, yakni 37 tahun. Tetapi, Gusnul Yakin menilai sosok Ilija Spasojevic dengan pengalaman dan posturnya yang kekar bisa diandalkan untuk duel melawan bek-bek Arab Saudi dan Irak.
 “Spaso memang sudah tua. Tapi, saya lihat dia masih punya fitnes fisik bagus. Senioritas dan mentalnya sangat dibutuhkan untuk menghadapi tekanan bek lawan,” jelasnya.
 Menurut Gusnul Yakin, jika Spaso dipanggil ke Timnas Indonesia tentu disesuaikan dengan kondisi fisiknya.
 “Dengan kendala usia, saya kira Spaso jadi target man saja. Dia tak perlu banyak berlari, dia cukup beredar di area kotak penalti. Dia bisa mengganggu konsentrasi pemain belakang lawan,” ulasnya.