Suasana pagi di Cibinong, Kabupaten Bogor, berubah mencekam pada Senin (tanggal disesuaikan) setelah sebuah sepeda motor melaju kencang dan menabrak pembatas jalan di kawasan Flyover Cibinong. Insiden yang terjadi sekitar pukul 06.30 WIB itu sontak mengundang perhatian warga sekitar dan pengendara lain yang melintas.
Korban, seorang pria berusia sekitar 30-an tahun, diketahui mengendarai sepeda motor jenis matic dengan kecepatan tinggi dari arah Bogor menuju Jakarta. Diduga ia kehilangan kendali saat melintasi bagian tengah flyover, di mana jalan sedikit menikung dan terdapat pembatas beton di sisi kiri.
Benturan keras tak terhindarkan. Sepeda motor terpental beberapa meter, sementara korban terhempas ke aspal. Warga sekitar yang mendengar suara benturan besar segera berhamburan keluar untuk menolong. Sayangnya, nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
Beberapa saksi mata di lokasi menggambarkan suasana yang begitu mencekam. Seorang pedagang yang berjualan di dekat flyover menceritakan, kejadian berlangsung sangat cepat.
“Saya lagi siapin dagangan, tiba-tiba dengar ‘duk!’ keras banget. Pas nengok, motor udah rebahan di jalan, orangnya nggak gerak sama sekali,” ujar Siti (42), saksi di lokasi.
Menurut keterangan warga, korban sempat mengenakan helm, namun akibat benturan keras, helm tersebut terlepas dan terguling beberapa meter dari posisi tubuhnya. Warga yang berusaha menolong langsung menghubungi petugas kepolisian dan ambulans.
Tak berselang lama, petugas dari Satlantas Polres Bogor tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tubuh korban kemudian dievakuasi ke rumah sakit terdekat, sementara sepeda motornya diamankan ke pos polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Flyover Cibinong bukanlah lokasi yang asing dalam daftar area rawan kecelakaan di Kabupaten Bogor. Beberapa pengendara kerap mengeluhkan kondisi jalan yang sedikit menurun dan tikungan yang cukup tajam di bagian tengah jembatan. Ditambah lagi, penerangan di malam hari sering kali minim, sehingga mengurangi jarak pandang pengendara.
Menurut data dari kepolisian, dalam setahun terakhir sudah tercatat lebih dari lima kecelakaan tunggal di lokasi yang sama, sebagian besar melibatkan sepeda motor. Penyebab utamanya sering kali karena faktor kecepatan berlebih dan kelalaian pengendara yang tidak memperhatikan marka jalan.
“Kawasan flyover ini memang rawan kalau pengendara tidak hati-hati. Banyak yang suka ngebut karena jalan terlihat lurus, padahal di tengah ada pembatas yang agak menonjol,” ujar petugas lalu lintas setempat.
Selain faktor manusia, kondisi lingkungan juga berpotensi menjadi penyebab kecelakaan. Saat kejadian, menurut keterangan saksi, cuaca sedang mendung dan jalanan sedikit basah setelah hujan gerimis pada dini hari. Permukaan aspal yang licin bisa saja membuat ban motor kehilangan traksi.
Dalam kondisi seperti itu, kecepatan tinggi sangat berisiko. Begitu ban kehilangan grip, motor sulit dikendalikan, apalagi di jalan flyover yang memiliki pembatas beton di kedua sisi. Kesalahan sedikit saja bisa berakibat fatal.
Ahli keselamatan transportasi dari Universitas Indonesia, Dr. Rahmat Wijaya, menjelaskan bahwa banyak pengendara masih meremehkan pentingnya memperlambat laju kendaraan di jalur elevated seperti flyover.
“Flyover memiliki karakteristik yang berbeda. Angin lebih kencang, jarak pandang bisa menipu, dan pembatas jalan keras karena beton. Jadi setiap benturan di sana punya efek lebih fatal,” ujarnya.
Dari hasil identifikasi sementara, korban merupakan warga Kecamatan Cibinong yang bekerja di kawasan industri Gunung Putri. Polisi menduga ia tengah berangkat kerja saat kecelakaan terjadi. Di lokasi, petugas menemukan tas kecil berisi dokumen identitas dan kartu karyawan.
Beberapa rekan kerjanya yang datang ke rumah sakit terlihat shock mendengar kabar duka tersebut. “Dia orangnya rajin banget, tiap hari berangkat pagi. Nggak nyangka bisa secepat ini kejadiannya,” ujar salah satu rekan korban sambil menahan air mata.
Pihak keluarga yang datang ke rumah sakit pun tak kuasa menahan tangis. Tangisan pecah saat jenazah dibawa ke ruang forensik untuk pemeriksaan lebih lanjut. Istri korban yang baru menikah setahun lalu disebut sempat pingsan mendengar kabar tersebut.
Kasat Lantas Polres Bogor AKP Roni Santosa membenarkan adanya kecelakaan tunggal di kawasan Flyover Cibinong tersebut. Menurutnya, petugas langsung melakukan evakuasi dan menutup sebagian jalur untuk menghindari kemacetan panjang.
“Benar, ada satu pengendara motor meninggal dunia di tempat setelah menabrak pembatas jalan flyover. Dugaan sementara, korban kehilangan kendali karena kecepatan tinggi,” jelas Roni.
Polisi juga telah melakukan pengukuran di lokasi kejadian dan memeriksa CCTV dari arah flyover. Hasil awal menunjukkan bahwa korban melaju cukup kencang sebelum motornya oleng dan menabrak pembatas jalan bagian kanan.
Kecelakaan tragis seperti ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua pengendara agar lebih berhati-hati, terutama di area dengan pembatas jalan yang tinggi. Kesadaran terhadap pentingnya keselamatan masih rendah di kalangan pengguna motor, terutama di jam-jam sibuk pagi hari.
Banyak pengendara yang terburu-buru mengejar waktu kerja, melaju dengan kecepatan tinggi tanpa memperhatikan kondisi jalan. Padahal, satu detik kelalaian bisa mengubah hidup selamanya.
“Rata-rata pengendara masih berpikir, kalau jalan sepi, boleh ngebut. Padahal justru di jalan lurus seperti flyover itu banyak jebakan, entah sambungan aspal atau pembatas yang menonjol,” jelas pengamat transportasi, Ir. Yudi Santoso.
Selain faktor pengendara, banyak pihak juga menyoroti perlunya evaluasi terhadap desain dan penerangan Flyover Cibinong. Berdasarkan pantauan di lapangan, beberapa titik di jembatan tersebut minim lampu jalan dan marka reflektif. Pada malam hari, batas antara jalur dan pembatas beton sulit terlihat jelas.
Aktivis keselamatan jalan dari komunitas “Safe Rider Bogor” menyarankan agar pemerintah segera memasang rambu peringatan tambahan, lampu LED, serta cat reflektif di area tersebut.
“Kalau malam atau pagi buta, pembatas itu nyaru banget sama jalan. Banyak pengendara baru yang nggak sadar kalau di depan ada separator,” ujarnya.
Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor sendiri mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk meninjau ulang sistem keselamatan jalan di flyover tersebut. Pihaknya berjanji akan menambah penerangan dan melakukan pengecatan ulang marka jalan.
Kecelakaan di Flyover Cibinong hanyalah satu dari ribuan kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi setiap tahun di Indonesia. Berdasarkan data Korlantas Polri, sepanjang tahun lalu tercatat lebih dari 150.000 kasus kecelakaan di seluruh Indonesia, dengan korban meninggal dunia mencapai lebih dari 25.000 orang.
Sebagian besar korban berasal dari kelompok usia produktif, terutama pengendara sepeda motor. Penyebab utamanya masih didominasi oleh faktor kelalaian manusia (human error) seperti kecepatan berlebih, tidak menjaga jarak aman, dan tidak menggunakan perlengkapan keselamatan dengan benar.
Pemerintah terus mengampanyekan keselamatan berkendara melalui berbagai program seperti “Ingat 5R” (Rendah Kecepatan, Rapi Berkendara, Rutin Cek Kendaraan, Responsif di Jalan, dan Rajin Gunakan Helm SNI). Namun, realitanya masih banyak yang abai terhadap hal-hal dasar tersebut.
Kecelakaan ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan menjadi pengingat keras bagi masyarakat luas. Betapa tipisnya batas antara keselamatan dan petaka di jalan raya. Satu kesalahan kecil, seperti memacu kendaraan terlalu cepat atau tidak fokus, bisa berakhir fatal.
Warga sekitar berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Mereka meminta pemerintah lebih tegas dalam mengawasi dan memperbaiki fasilitas jalan yang berisiko tinggi.
“Kalau bisa, kasih pembatas lebih kelihatan. Tambah rambu di awal flyover biar orang nggak kaget,” ujar seorang ojek online yang sering melintas di kawasan itu.
Tidak ada perjalanan yang sebanding dengan nyawa. Sebelum berangkat, selalu pastikan kondisi motor baik, rem berfungsi, dan ban dalam tekanan ideal. Gunakan helm berstandar SNI yang terpasang erat, serta jangan lupa menyalakan lampu utama saat berkendara, terutama pagi buta atau menjelang malam.
Bagi pengendara yang melewati flyover atau jalan elevated lainnya, kurangi kecepatan, jaga jarak aman, dan perhatikan tanda-tanda pembatas. Jangan tergoda untuk menyalip di area sempit atau tikungan tajam.
Ingat, keselamatan bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga yang menunggu di rumah.
Peristiwa di Flyover Cibinong ini menambah daftar panjang kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa pengguna jalan di Indonesia. Satu nyawa melayang karena kombinasi dari kecepatan, kelalaian, dan minimnya rambu keselamatan.
Diharapkan, insiden ini menjadi refleksi bagi semua pihak — baik pemerintah, aparat, maupun masyarakat — untuk lebih serius dalam menciptakan lingkungan jalan yang aman. Sebab, keselamatan di jalan bukan hanya tanggung jawab polisi lalu lintas, melainkan tanggung jawab bersama.
“Kita tidak bisa mengembalikan nyawa korban, tapi kita bisa mencegah agar tidak ada lagi yang menjadi korban berikutnya,” tutup AKP Roni Santosa dalam pernyataannya.
Buah Tropis yang Menyegarkan, Menyehatkan, dan Kaya Nutrisi Mangga bukan hanya buah tropis yang lezat,…
Tren Dunia kerja 2025 menunjukkan lonjakan besar pekerja freelance. Temukan alasan mengapa banyak orang meninggalkan…
Studi terbaru ungkap 7 fakta mengejutkan tentang kimchi: makanan fermentasi Korea
https://situspialadunia.info/
1. Porang, Komoditas Unggulan yang Mulai Mendunia Porang kini menjadi salah satu tanaman yang paling…