Pejuang Body Goals, Ini Cara Efektif Menurunkan BB
Tanpa Perlu Kelaparan Seharian

Banyak orang Pejuang mencoba mengubah pola makan mereka dengan mempraktikkan puasa intermiten atau pembatasan kalori intermiten. Hal ini di lakukan untuk mengurangi berat badan atau meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Dengan membatasi jangka waktu konsumsi makanan, individu bertujuan untuk memicu penurunan berat badan, meningkatkan metabolisme, dan bahkan mengurangi risiko penyakit kronis. Beberapa Pejuang mengadopsi metode 16:8, di mana mereka makan dalam jendela 8 jam dan berpuasa selama 16 jam sisanya. Pejuang Yang lain memilih diet 5:2. Di mana mereka mengonsumsi kalori normal selama lima hari dan membatasi kalori menjadi 500-600 pada dua hari lainnya.
Namun, sebuah studi dalam European Journal of Nutrition menunjukkan bahwa mengurangi asupan karbohidrat. Bahkan hanya beberapa kali dalam seminggu, bisa memberi manfaat metabolisme yang serupa dengan puasa. Studi ini melibatkan 12 peserta berusia 20-65 tahun yang mengalami obesitas. Para peserta tersebut melakukan tiga diet dalam satu hari, yaitu diet standar, diet rendah karbohidrat, dan diet rendah karbohidrat serta rendah kalori. Dari hasil dua diet karbohidrat, tubuh peserta menggunakan lemak sebagai energi dan kadar trigliserida menurun. Temuan tersebut menunjukkan bahwa seseorang tidak perlu mengurangi kalori untuk mendapatkan manfaat ini. Ini berarti pemotongan karbohidrat secara berkala sebagai cara puasa metabolik bisa lebih berkelanjutan dan memberi manfaat. Lebih dari sekedar mereka yang mau menurunkan berat badan.” kata salah satu penulis dan profesor madya gizi di University of Surrey di Inggris.
Ini Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Mengurangi Karbohidrat
Biasanya, tubuh akan memecah karbohidrat menjadi glukosa untuk energi. Saat karbohidrat di konsumsi secara berlebihan, sebagian kelebihannya akan di simpan sebagai lemak. Namun, jika tubuh tidak mengonsumsi cukup karbohidrat, maka lemak yang tersimpan akan di gunakan sebagai energi. Sehingga, proses ini bisa meningkatkan penurunan berat badan atau pengendalian kadar gula darah dan insulin dengan lebih baik. Namun, Collins mengatakan dalam studi ini, pola makan rendah karbohidrat di imbangi dengan konsumsi lemak tinggi agar total kalori tetap setara. Oleh karena itu, Anda mungkin membakar lebih banyak lemak yang Anda makan daripada lemak di dalam tubuh Anda. Meskipun demikian, kami menunjukkan peningkatan yang sebanding dalam pembersihan lemak dan pembakaran lemak melalui pembatasan karbohidrat,” kata Collins.
Apakah Efektif?
Meski mendapat hasil yang bermanfaat, temuan ini berasal dari sebuah penelitian kecil dan singkat. Jadi, masih di perlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami jangka panjang dari pengurangan karbohidrat secara berkala. Sangat sulit untuk mengatakan dari subjek yang mengikuti ini selama satu hari, apakah efek ini akan bertahan selama berminggu-minggu. Jika seseorang melakukannya lebih lama,” kata ahli endokrinologi bersertifikat. Dan asisten profesor klinis di departemen kedokteran NYU Langone Health, Joanne Bruno, MD, PhD.
Pasalnya, dalam studi ini, orang yang mengikuti diet karbohidrat membatasi asupan karbohidrat hingga 50 gram per hari selama dua hari. Padahal, pedoman diet menyarankan bahwa seseorang yang melakukan diet 2.000 kalori harus mengonsumsi 130 gram karbohidrat setiap hari. Perlu di ketahui membatasi karbohidrat hingga 50 gram atau kurang per hari bisa menyebabkan kekurangan gizi. Sehingga, Bruno menyarankan untuk mencari pola diet yang bisa di jalankan dalam jangka panjang. Biasanya, diet tersebut mencakup berbagai kelompok makanan dan zat gizi makro yang fokus pada makanan utuh, nabati, dan tidak di olah.

BY : PELOR