Categories: Trending

Menggigil! Batu Raksasa Mirip Ular di Thailand Ternyata Simpan Rahasia yang Bikin Ilmuwan Kaget!

Fenomena Aneh yang Menghebohkan Dunia Maya

Thailand kembali jadi sorotan dunia setelah beredar foto dan video menakjubkan yang menampilkan sebuah batu besar menyerupai tubuh ular raksasa.
Postingan tersebut viral di berbagai platform media sosial seperti Facebook, TikTok, dan X (Twitter), memancing rasa penasaran warganet dari seluruh dunia.

Batu itu tampak melingkar di tengah hutan lebat, dengan tekstur bersisik dan bentuk kepala menyerupai ular purba berukuran raksasa. Beberapa warganet bahkan meyakini bahwa batu tersebut bukan sekadar fenomena alam biasa, melainkan peninggalan makhluk mistis atau legenda kuno yang disebut “Naga Phaya Nak”.

Namun, benarkah batu itu adalah makhluk gaib yang membatu, atau hanya hasil proses alam yang unik?


Viral di Media Sosial: “Naga Tidur di Dalam Hutan Thailand!”

Awal mula viralnya fenomena ini terjadi ketika seorang pendaki asal Provinsi Nakhon Phanom, Thailand, membagikan rekaman saat ia dan temannya menemukan formasi batu raksasa di kawasan hutan Phu Langka National Park.

Dalam video berdurasi dua menit itu, terlihat batu besar menjalar di antara pepohonan, dengan ujung yang menyerupai kepala ular lengkap dengan “mata” dan “mulut”.
“Seperti naga yang sedang tidur,” tulisnya di keterangan video.

Hanya dalam hitungan jam, video tersebut ditonton jutaan kali. Warganet beramai-ramai memberikan komentar, mulai dari kekaguman hingga teori konspirasi yang menyeramkan.
Ada yang mengklaim batu itu adalah naga pelindung kuil kuno, ada pula yang menduga itu jejak bencana zaman purba.


Legenda Phaya Nak: Ular Sakral Penjaga Sungai Mekong

Bagi masyarakat Thailand dan Laos, fenomena ini bukan hal asing. Mereka memiliki legenda tua tentang Phaya Nak, makhluk mirip naga atau ular raksasa yang dipercaya tinggal di Sungai Mekong dan gua-gua bawah tanah.

Dalam kepercayaan Buddhisme Theravada di kawasan tersebut, Phaya Nak dianggap sebagai makhluk penjaga air dan pembawa keberuntungan.
Setiap tahun, diadakan festival Bung Fai Phaya Nak, di mana masyarakat mempercayai munculnya bola api misterius dari Sungai Mekong sebagai tanda keberadaan makhluk tersebut.

Maka tak heran, banyak warga lokal yang langsung mengaitkan batu misterius itu dengan “tubuh naga yang membatu”, simbol kesucian dan kekuatan alam.


Foto-Foto Menakjubkan: Mirip Tubuh Ular Sejati

Foto-foto yang beredar memang luar biasa. Dari kejauhan, batu tersebut tampak memiliki bentuk melengkung panjang, seperti tubuh ular yang sedang bergulung.
Teksturnya kasar, berpola seperti sisik, dan warnanya kehijauan karena lumut serta luminesensi alami.

Bahkan, sebagian warganet membandingkan foto itu dengan citra satelit dan menemukan pola memanjang yang tampak seperti jejak ular raksasa dari udara.
Narasi pun berkembang liar: ada yang mengaitkannya dengan mitologi naga Asia, ada pula yang mengaitkan dengan makhluk prasejarah yang membatu jutaan tahun lalu.


Peneliti Turun Tangan: Fakta Ilmiah di Balik Batu “Ular Raksasa”

Tak ingin rumor makin liar, sekelompok peneliti geologi dari Chulalongkorn University, Bangkok, turun langsung ke lokasi fenomena tersebut.

Hasil penelitian mereka cukup menarik. Menurut Dr. Somchai Wattanakul, kepala tim geologi, batu itu ternyata bukan tubuh ular membatu, melainkan formasi batuan pasir (sandstone) yang terbentuk secara alami selama jutaan tahun.

“Struktur batu itu terbentuk akibat proses erosi angin dan air yang terjadi secara terus-menerus, menciptakan pola spiral dan tekstur unik seperti sisik ular,” ujar Dr. Somchai dalam wawancara dengan Bangkok Post.

Selain itu, analisis kimia batu menunjukkan adanya kandungan mineral kuarsa dan feldspar yang umum ditemukan pada batuan formasi purba di wilayah timur laut Thailand.

Namun, yang membuatnya menarik adalah bentuknya yang terlalu mirip ular hingga seolah “didesain” oleh tangan manusia.


Ilusi Alam dan Persepsi Manusia

Fenomena seperti ini sering kali dijelaskan oleh para ilmuwan sebagai contoh pareidolia — yaitu kecenderungan otak manusia melihat bentuk-bentuk familiar (seperti wajah, hewan, atau simbol) pada objek acak.

Dalam kasus ini, permukaan batu yang terkikis menciptakan pola menyerupai sisik, dan ujung batu membentuk lekukan seperti kepala ular.
Mata manusia kemudian “menyusun” gambaran itu menjadi bentuk ular yang lengkap, padahal aslinya hanyalah kombinasi bayangan, warna, dan cahaya.

Meski demikian, banyak warga yang tetap yakin bahwa ada kekuatan spiritual di balik bentuk tersebut.
Beberapa biksu lokal bahkan menyebutnya sebagai “tanda kebangkitan naga penjaga bumi”.


Daya Tarik Wisata Baru di Thailand Timur Laut

Apa pun kebenarannya, batu mirip ular raksasa itu kini menjadi objek wisata fenomenal.
Setiap akhir pekan, ratusan wisatawan datang ke Phu Langka untuk melihat langsung “naga batu” tersebut.

Pemerintah daerah bahkan memasang jalur pendakian baru, papan informasi, dan area swafoto bagi para pengunjung.
“Ini adalah anugerah bagi sektor pariwisata,” ujar Thanapol Sirichai, pejabat pariwisata setempat. “Entah itu fenomena alam atau spiritual, yang jelas batu ini memikat banyak orang.”

Bahkan, beberapa wisatawan asing datang khusus untuk bermeditasi atau melakukan ritual keberuntungan di dekat batu tersebut.


Perdebatan di Kalangan Ilmuwan dan Spiritualis

Fenomena ini juga memunculkan perdebatan antara dua kelompok besar: kalangan ilmiah dan spiritualis.
Pihak ilmuwan menegaskan bahwa ini murni fenomena geologi, sementara para penganut kepercayaan tradisional melihatnya sebagai manifestasi kekuatan spiritual alam.

Profesor antropologi dari Chiang Mai University, Dr. Supawan Lertchai, menilai bahwa kedua sudut pandang itu tidak harus bertentangan.
“Dalam budaya Asia Tenggara, alam dan spiritualitas sering kali menyatu. Batu yang berbentuk ular bisa jadi hasil alam, tapi juga mengandung makna simbolik bagi masyarakat,” jelasnya.

Ia menambahkan, simbol ular atau naga dalam budaya Thailand sering diasosiasikan dengan kekuatan, kesuburan, dan keseimbangan kosmos.
Dengan demikian, fenomena ini bukan sekadar pemandangan aneh, melainkan cerminan hubungan manusia dengan alam yang sangat mendalam.


Warganet Tak Kalah Kreatif: Muncul Teori Konspirasi

Seperti biasa, dunia maya pun tak ketinggalan menambah bumbu sensasi.
Beberapa pengguna media sosial membuat teori konspirasi bahwa batu tersebut adalah fosil ular purba sepanjang 60 meter yang membatu akibat letusan gunung jutaan tahun lalu.

Ada pula yang mengaitkannya dengan kisah-kisah naga di kitab kuno Asia, bahkan ada yang menyebutnya sebagai “makhluk dari dimensi lain” yang tertidur.
Meskipun sebagian besar teori ini tidak berdasar, penyebarannya membuat fenomena ini makin viral dan menarik perhatian dunia internasional.


Ahli Paleontologi: Tidak Ada Bukti Fosil Reptil Raksasa

Untuk meluruskan kabar tersebut, ahli paleontologi Thailand turut memberikan klarifikasi.
Menurut Dr. Chanida Prasert, tidak ditemukan jejak fosil atau struktur biologis di dalam batu yang menunjukkan bahwa itu pernah merupakan makhluk hidup.

“Bentuknya mungkin menyerupai ular, tetapi secara ilmiah tidak ada bukti bahwa itu fosil,” tegasnya.
Namun ia juga mengakui, bentuk alami yang menyerupai hewan sebesar itu sangat langka dan menarik untuk diteliti lebih lanjut.


Dari Hoaks ke Fenomena Edukatif

Meski sempat dianggap hoaks oleh sebagian media, kini batu mirip ular raksasa itu berubah menjadi fenomena edukatif yang mengajarkan masyarakat tentang pentingnya memahami sains dan budaya secara seimbang.

Sekolah-sekolah di wilayah sekitar bahkan mulai mengadakan kunjungan lapangan untuk mengenalkan anak-anak pada geologi dan legenda lokal.
“Anak-anak belajar tentang bagaimana alam membentuk keindahan yang menyerupai karya seni,” kata salah satu guru lokal.


Pesan Spiritual di Balik Fenomena Alam

Bagi sebagian orang, batu itu bukan sekadar batu. Ia menjadi simbol kebangkitan dan harmoni antara manusia dan alam.
Banyak pengunjung yang datang dengan harapan bisa mendapatkan berkah, keberuntungan, atau sekadar ketenangan batin.

“Ketika melihatnya, saya merasa seperti sedang menatap naga penjaga bumi,” kata seorang biksu yang rutin bermeditasi di lokasi itu.
Ia menegaskan bahwa apa pun asalnya, fenomena ini mengingatkan manusia untuk tidak sombong terhadap kekuatan alam.


Kesimpulan: Antara Realitas dan Keyakinan

Fenomena “batu ular raksasa” di Thailand menjadi contoh menarik bagaimana sains dan mitos dapat berjalan berdampingan.
Secara ilmiah, batu tersebut adalah hasil proses alam yang panjang, tetapi secara budaya dan spiritual, ia punya makna yang jauh lebih dalam bagi masyarakat setempat.

Mungkin batu itu memang bukan naga yang membatu. Tapi kehadirannya telah membangkitkan rasa kagum, penghormatan, dan rasa ingin tahu manusia terhadap alam.

by : st

Update24

Recent Posts

Waspada Varian COVID-19 LF.7: Gejalanya Mirip Flu, Tapi Lebih Gampang Menular

Pendahuluan Virus COVID‑19 (akibat dari SARS‑CoV‑2) terus mengalami perubahan atau mutasi sejak pertama kali ditemukan.…

17 menit ago

Gila! Intel Raup Rp 68 Triliun dalam Setahun – Rahasianya Bikin Perusahaan Dunia Geleng Kepala!

Laba Raksasa yang Menggemparkan Dunia Teknologi Langit industri semikonduktor kembali bergetar setelah Intel, raksasa teknologi…

28 menit ago

🏙️ Wibi Optimistis! Pansus Siap Lahirkan Perda Emas Kebanggaan Warga Jakarta

Wibi Andrino optimistis Pansus DPRD DKI lahirkan Perda emas yang visioner dan jadi kebanggaan warga…

6 jam ago

🏋️‍♂️ Kenali Manfaat Gym untuk Kesehatan Jangka Panjang: Dari Fisik hingga Mental

💪 Awali Perubahan dengan Gaya Hidup Aktif Olahraga di gym bukan sekadar tren modern, tetapi…

6 jam ago