Alam Bawah SadarhewanHiburanKulinerTempat WisataTrending

Mengenai Alergi Seafood: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengelola Reaksinya

Alergi tersebut merupakan salah satu jenis alergi makanan yang paling umum dan dapat menimbulkan reaksi serius, bahkan mengancam jiwa. Seafood atau makanan laut yang termasuk dalam kategori ini meliputi ikan dan kerang-kerangan seperti udang, cumi, kepiting, lobster, tiram, serta berbagai jenis ikan seperti tuna, salmon, dan sarden. Di Indonesia, di mana makanan laut adalah bagian penting dari pola makan harian, alergi ini menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang.

Apa Itu Alergi Seafood?

Alergi seafood terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap protein tertentu yang terdapat dalam makanan laut. Sistem imun menganggap protein tersebut sebagai zat berbahaya (alergen), sehingga memicu pelepasan zat kimia seperti histamin dalam tubuh. Inilah yang menyebabkan munculnya berbagai gejala alergi.

Penting untuk membedakan antara alergi dan intoleransi makanan. Intoleransi seafood biasanya berkaitan dengan sistem pencernaan dan tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh, misalnya karena seafood yang tidak segar atau terkontaminasi. Sementara itu, alergi melibatkan respons imun dan bisa terjadi meskipun makanan laut tersebut di masak atau dikonsumsi dalam jumlah sangat kecil.

Jenis Seafood yang Sering Menyebabkan tersebut

Secara umum, seafood di bagi menjadi dua kategori:

  1. Ikan: seperti tuna, salmon, kakap, dan sarden.
  2. Kerang-kerangan (shellfish): terbagi lagi menjadi dua subkategori:
    • Crustacea: udang, kepiting, lobster.
    • Mollusca: kerang, cumi, tiram, gurita.

Dari semua jenis ini, alergi terhadap crustacea adalah yang paling umum dan sering kali bertahan seumur hidup. Beberapa orang hanya alergi terhadap satu jenis seafood, sementara yang lain bisa bereaksi terhadap beberapa atau seluruh jenisnya.

Gejala Alergi tersebut

Gejala alergi tersebut bisa muncul beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi makanan laut. Tingkat keparahannya pun bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Gejala umum yang sering di laporkan meliputi:

  • Gatal-gatal atau ruam pada kulit
  • Bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
  • Mual, muntah, atau diare
  • Sesak napas, mengi (napas berbunyi), atau hidung tersumbat
  • Pusing atau pingsan
  • Anafilaksis – reaksi alergi parah yang mengancam nyawa dan memerlukan penanganan medis segera

Jika seseorang mengalami gejala seperti kesulitan bernapas, penurunan tekanan darah, atau kehilangan kesadaran setelah mengonsumsi seafood, kemungkinan besar itu adalah anafilaksis. Ini merupakan kondisi darurat medis dan harus segera di tangani dengan suntikan epinefrin (adrenalin) serta perawatan rumah sakit.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab utama alergi tersebut adalah respons imun terhadap protein spesifik yang terdapat dalam ikan atau kerang. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena alergi tersebut antara lain:

  • Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan alergi makanan atau asma meningkatkan risiko alergi.
  • Riwayat alergi lain: Seseorang dengan alergi makanan lain, eksim, atau asma cenderung lebih rentan terhadap alergi seafood.
  • Lingkungan: Paparan awal terhadap seafood dalam jumlah besar bisa memicu alergi, khususnya jika sistem kekebalan tubuh sudah sensitif.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa alergi seafood lebih sering terjadi pada orang dewasa di banding anak-anak, dan alergi ini cenderung menetap sepanjang hidup.

Diagnosis Alergi Seafood

Jika Anda curiga mengalami alergi seafood, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli alergi. Diagnosis biasanya di lakukan melalui beberapa cara:

  1. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik: Dokter akan menanyakan gejala, waktu munculnya, serta jenis makanan yang di konsumsi.
  2. Tes kulit (skin prick test): Dokter akan meneteskan ekstrak protein seafood ke kulit lalu menusuknya sedikit untuk melihat apakah ada reaksi alergi.
  3. Tes darah (IgE-specific test): Mengukur kadar antibodi imunoglobulin E (IgE) yang spesifik terhadap protein seafood.
  4. Tes provokasi makanan: Dilakukan di bawah pengawasan medis, pasien di beri sejumlah kecil seafood untuk melihat apakah terjadi reaksi alergi.

Jangan pernah mencoba mengetes reaksi alergi sendiri di rumah, karena bisa sangat berbahaya.

Cara Mengelola dan Mencegah Reaksi Alergi

Mengelola alergi seafood terutama berfokus pada menghindari konsumsi seafood dan produk yang mengandung seafood. Berikut beberapa langkah yang bisa di lakukan:

  • Baca label makanan dengan cermat: Banyak produk olahan mengandung ekstrak seafood atau perisa laut, misalnya pada saus, kaldu, atau makanan kemasan.
  • Waspadai kontaminasi silang: Makanan yang di masak di alat yang sama dengan seafood bisa mengandung jejak protein pemicu alergi.
  • Komunikasikan kondisi alergi: Saat makan di luar, beri tahu pelayan atau koki mengenai alergi Anda agar mereka bisa menyiapkan makanan dengan aman.
  • Bawa epinefrin autoinjector (seperti EpiPen): Jika Anda pernah mengalami reaksi alergi parah, dokter biasanya akan meresepkan epinefrin yang harus selalu di bawa.
  • Gunakan gelang medis: Gelang atau kalung identifikasi alergi membantu tenaga medis memberikan perawatan yang tepat saat terjadi reaksi alergi.

Apakah Alergi Seafood Bisa Disembuhkan?

Sayangnya, tidak ada obat yang benar-benar menyembuhkan alergi seafood. Pengobatan yang tersedia saat ini hanya bersifat mengendalikan gejala atau meredakan reaksi alergi saat terjadi. Beberapa pendekatan terapi imun (imunoterapi makanan) sedang diteliti, tetapi belum tersedia secara luas untuk alergi seafood.

Sebagian kecil anak-anak dapat “sembuh” dari alergi makanan tertentu seiring bertambahnya usia, namun ini sangat jarang terjadi pada alergi seafood. Oleh karena itu, penghindaran seumur hidup sering kali diperlukan.

Kesimpulan

Alergi seafood adalah kondisi serius yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup seseorang. Dengan mengenali gejala, memahami penyebabnya, serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, individu yang memiliki alergi ini tetap bisa menjalani kehidupan yang sehat dan aktif. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional medis untuk memastikan diagnosis yang akurat dan mendapatkan saran pengelolaan yang sesuai. Menjaga kewaspadaan dan edukasi diri adalah kunci utama dalam menghadapi alergi seafood.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *