Mata merupakan salah satu pancaindra terpenting yang memungkinkan manusia melihat dunia dengan jelas. Namun, tidak semua orang memiliki kemampuan penglihatan yang sempurna. Salah satu gangguan penglihatan yang cukup sering dialami adalah mata silinder atau yang dalam istilah medis disebut astigmatisme. Kondisi ini dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya karena menyebabkan penglihatan menjadi buram, berbayang, atau bahkan terasa lelah saat melihat dalam jangka waktu lama. Memahami penyebab, gejala, serta cara mengatasinya sangat penting agar penderita mata silinder bisa tetap menjalani aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Mata silinder adalah kelainan refraksi yang terjadi ketika bentuk kornea atau lensa mata tidak simetris. Normalnya, kornea berbentuk bulat sempurna layaknya bola. Pada penderita mata silinder, kornea atau lensa memiliki kelengkungan yang tidak rata, lebih menyerupai bentuk bola rugby atau telur. Akibatnya, cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan secara merata ke retina, melainkan menyebar ke beberapa titik fokus. Hal ini menimbulkan penglihatan yang buram atau berbayang, baik pada jarak dekat maupun jauh.
Astigmatisme sering kali muncul bersamaan dengan kelainan refraksi lain, seperti rabun jauh (miopia) atau rabun dekat (hipermetropia). Kombinasi gangguan penglihatan ini membuat penderita semakin sulit melihat dengan jelas tanpa bantuan alat koreksi.
Penyebab utama mata silinder adalah bentuk kornea atau lensa yang tidak sempurna. Faktor genetik berperan besar dalam menentukan bentuk kornea seseorang, sehingga astigmatisme sering diturunkan dalam keluarga. Namun, ada juga faktor lain yang bisa memicu atau memperparah kondisi ini, di antaranya:
Keturunan – Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan penglihatan cenderung lebih berisiko mengalami mata silinder.
Cedera mata – Luka atau trauma pada mata dapat memengaruhi struktur kornea.
Operasi mata – Beberapa prosedur pembedahan dapat meninggalkan bekas luka pada kornea sehingga mengubah kelengkungannya.
Keratokonus – Kondisi medis yang membuat kornea menipis dan menonjol berbentuk kerucut, memicu astigmatisme yang parah.
Kebiasaan buruk – Meskipun bukan penyebab langsung, kebiasaan mengucek mata berlebihan dapat memperburuk kelainan kornea.
Gejala astigmatisme bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, tergantung tingkat keparahannya. Beberapa tanda umum yang sering dirasakan penderita antara lain:
Penglihatan buram atau berbayang, baik dekat maupun jauh.
Sulit membedakan detail, terutama saat membaca huruf kecil.
Sering menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas.
Mata cepat lelah setelah membaca atau menatap layar dalam waktu lama.
Sakit kepala, terutama di area dahi dan sekitar mata.
Kesulitan melihat dengan jelas pada malam hari, misalnya saat mengemudi.
Ketidaknyamanan atau iritasi mata.
Jika gejala ini sering dialami, penting untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter mata. Diagnosis dini akan membantu penanganan lebih tepat dan mencegah kondisi bertambah parah.
Dokter mata biasanya melakukan serangkaian tes untuk memastikan seseorang mengalami astigmatisme, di antaranya:
Tes ketajaman visual (visual acuity test) – Pasien diminta membaca huruf pada papan Snellen untuk mengukur seberapa jelas penglihatan.
Keratoskopi atau keratometri – Mengukur kelengkungan kornea dengan alat khusus.
Refraksi – Dokter menggunakan lensa percobaan untuk mengetahui koreksi yang sesuai.
Topografi kornea – Menghasilkan peta digital dari bentuk kornea untuk melihat kelainan secara detail.
Meskipun mata silinder tidak bisa sembuh dengan sendirinya, ada beberapa metode yang dapat membantu memperbaiki penglihatan:
Kacamata
Merupakan pilihan paling umum dan sederhana. Lensa silinder khusus digunakan untuk mengoreksi penyebaran cahaya sehingga fokus pada retina kembali normal. Kacamata juga praktis untuk dipakai sehari-hari.
Lensa kontak
Bagi yang tidak nyaman memakai kacamata, lensa kontak toric dapat menjadi pilihan. Lensa ini dirancang khusus untuk mengoreksi astigmatisme dengan kelengkungan tertentu. Namun, perawatan dan kebersihan lensa kontak harus sangat diperhatikan untuk mencegah infeksi.
Terapi refraktif (LASIK, PRK, LASEK)
Prosedur bedah laser yang bertujuan memperbaiki bentuk kornea. Operasi ini dapat memberikan hasil permanen sehingga penderita tidak lagi bergantung pada kacamata atau lensa kontak. Namun, tidak semua orang cocok menjalani operasi ini; dokter akan melakukan pemeriksaan mendetail terlebih dahulu.
Ortho-K (Orthokeratology)
Teknik menggunakan lensa kontak khusus yang dipakai saat tidur untuk mengubah bentuk kornea sementara. Saat bangun, penglihatan menjadi lebih jelas tanpa kacamata atau lensa kontak. Efeknya tidak permanen sehingga harus digunakan secara rutin.
Astigmatisme yang bersifat genetik memang tidak bisa dicegah, namun ada beberapa langkah yang dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mencegah kondisi semakin memburuk:
Rutin memeriksakan mata, terutama jika ada riwayat keluarga dengan gangguan penglihatan.
Menghindari kebiasaan mengucek mata terlalu keras.
Mengatur waktu penggunaan gawai agar mata tidak cepat lelah.
Mengonsumsi makanan bergizi yang baik untuk kesehatan mata, seperti wortel, bayam, ikan berlemak, dan kacang-kacangan.
Menggunakan pencahayaan yang cukup saat membaca atau bekerja.
Mengabaikan mata silinder bisa berdampak serius pada kualitas hidup. Penderita mungkin mengalami kesulitan saat belajar, bekerja, atau berkendara. Anak-anak dengan astigmatisme yang tidak segera ditangani berisiko mengalami ambliopia (mata malas), yaitu kondisi saat otak tidak mampu memproses gambar dengan jelas dari salah satu mata. Selain itu, sakit kepala kronis dan kelelahan mata juga dapat mengganggu produktivitas sehari-hari.
Mata silinder atau astigmatisme adalah salah satu kelainan refraksi yang cukup umum, ditandai dengan penglihatan buram, berbayang, dan sering disertai sakit kepala. Penyebab utamanya adalah bentuk kornea atau lensa yang tidak simetris, sering kali dipengaruhi faktor genetik maupun trauma pada mata. Meski tidak bisa sembuh secara alami, kondisi ini dapat diatasi dengan kacamata, lensa kontak, atau prosedur operasi laser. Penting untuk rutin memeriksakan mata, menjaga kebersihan, serta mengadopsi gaya hidup sehat agar kesehatan mata tetap terjaga.
Dengan penanganan yang tepat, penderita mata silinder tetap bisa menikmati hidup dengan penglihatan yang lebih jelas dan nyaman.
Buah Semangka bukan hanya buah penyegar di cuaca panas, tapi juga superfood yang menyimpan 7…
Kondisi jalan rusak di Gorontalo memaksa warga mengangkut jenazah dengan motor menuju rumah duka. Potret…
DPRD desak Pemko Medan bangun pompa air di titik rawan banjir, langkah penting untuk tanggulangi…
Fobia adalah ketakutan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu yang bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari. Artikel…
"Temukan 10 buah-buahan penyerap racun yang membantu detoks alami tubuh. Dari lemon, apel, hingga buah…