Categories: Trending

Kiamat Uang Tunai? Analisis Kapan dan Mengapa Indonesia Akan Sepenuhnya Digital

Senja Kala Uang Kertas

Coba ingat-ingat, kapan terakhir kali Anda panik mencari mesin ATM, atau direpotkan menghitung uang kembalian receh? Bagi jutaan masyarakat Indonesia, momen tersebut semakin jarang terjadi.

Hanya dalam beberapa tahun, negeri ini telah bertransformasi dari negara yang sangat bergantung pada uang tunai (cash-based) menjadi salah satu pemain tercepat dalam ekonomi digital (cashless). Mulai dari pedagang di pasar tradisional hingga driver ojek online, kini semua mahir menggunakan satu kode: QRIS.

Pertanyaannya bukan lagi “apakah” kita akan menjadi masyarakat cashless, melainkan “kapan” dan “apakah uang tunai akan benar-benar hilang”? Artikel ini akan menganalisis lonjakan transisi, faktor pendorong utamanya, dan tantangan infrastruktur yang harus Indonesia atasi sebelum ‘kiamat’ uang tunai benar-benar terjadi.

📈 Lonjakan Eksponensial: Fakta di Balik Angka

Bank Indonesia (BI) menunjukkan melalui data bahwa transisi ini bukan hanya sekadar tren, melainkan revolusi yang didukung oleh angka fantastis.

  • Pertumbuhan Digital: Nilai transaksi digital banking diproyeksikan terus tumbuh signifikan, mencapai puluhan ribu triliun rupiah.
  • Dominasi QRIS: Transaksi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) melonjak hingga lebih dari 175% hingga 226% secara tahunan (YoY) pada tahun 2024. Peningkatan transaksi ini didorong oleh penetrasi yang meluas, dengan puluhan juta pengguna dan merchant, termasuk UMKM dan pedagang kaki lima.

Kesimpulan: Dengan kecepatan adopsi ini, dompet fisik kita mungkin memang tidak akan kosong, tetapi fungsinya telah jauh berkurang. Mayoritas transaksi harian kini hanya butuh smartphone dan koneksi internet.

🔑 Faktor Pendorong: Dua Raksasa Digital

Otoritas moneter mendukung kecepatan transisi ini melalui dua inisiatif utama:

1. QRIS: Standar Pemersatu dan Penguat Inklusi

Sebelum ada QRIS, pedagang harus menyediakan banyak kode QR dari berbagai e-wallet. QRIS menyederhanakan semua menjadi satu kode standar. Ini adalah faktor pemerataan yang paling kuat, sebab memudahkan merchant kecil untuk menerima pembayaran digital tanpa biaya infrastruktur yang besar. QRIS secara efektif menjembatani jurang antara bank besar, fintech, dan masyarakat akar rumput.

2. Proyek Garuda: Kedatangan Rupiah Digital (CBDC)

Inisiatif Bank Indonesia untuk mengembangkan Rupiah Digital (Central Bank Digital Currency/CBDC) adalah game changer. Bank Indonesia (BI) merancang Rupiah Digital, yang kini memasuki fase eksperimentasi (Proyek Garuda), untuk menjadi representasi digital dari Rupiah yang diterbitkan dan dijamin langsung oleh BI.

Berbeda dengan e-wallet (yang merupakan kewajiban lembaga swasta), Rupiah Digital adalah uang digital yang sah (legal tender). Kehadirannya akan memperkuat kedaulatan moneter di era digital dan menyediakan landasan sistem pembayaran yang lebih aman dan efisien di masa depan.

🚧 Tantangan Terakhir Menuju ‘Full Cashless’

Meskipun laju digitalisasi sangat pesat, adalah sebuah ilusi untuk memprediksi uang tunai akan hilang dalam waktu dekat. Indonesia masih menghadapi empat tantangan besar:

🗓️ Kapan Uang Tunai Akan ‘Pensiun’?

Berdasarkan analisis pertumbuhan dan tantangan di atas, Indonesia kemungkinan tidak akan mencapai status fully cashless seperti Swedia atau Korea Selatan dalam satu dekade ke depan.

Para pengamat memperkirakan bahwa, alih-alih ‘hilang total’ atau ‘kiamat’, uang tunai di Indonesia akan bergeser fungsinya menjadi:

  1. Masyarakat menggunakan uang tunai sebagai Alat Pembayaran Darurat saat listrik padam, sinyal hilang, atau di daerah terpencil.
  2. Penyimpan Nilai Kecil: Untuk transaksi mikro informal atau sebagai uang ‘saku’ harian bagi anak-anak.
  3. Mereka yang menghargai privasi dan tidak ingin semua pengeluaran mereka terekam dalam data digital menggunakan uang tunai sebagai Media Transaksi Anonim.

Para analis memprediksi bahwa pada tahun 2035, mayoritas penduduk perkotaan di Indonesia akan melakukan 90% transaksi secara cashless.

Penulis : Sandra

Update24