Berita BolaBerita OlahragaInternasionalOlahraga

Lawan Timnas Indonesia, Ini 4 Fakta Ngeri Arab Saudi: Raja Asia

Lawan Timnas Indonesia, Ini 4 Fakta Ngeri Arab Saudi: Raja Asia
Lawan Timnas Indonesia, Ini 4 Fakta Ngeri Arab Saudi: Raja Asia

Timnas Indonesia dipastikan akan menghadapi lawan-lawan yang sangat berat di Grup B Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Salah satu lawan terkuat yang akan dihadapi oleh Skuad Garuda adalah raksasa Asia, Arab Saudi.

Di atas kertas, Arab Saudi bisa dibilang menjadi tim yang paling diunggulkan untuk bisa lolos dari grup ini. Mereka datang dengan bekal segudang pengalaman di level dunia dan juga materi pemain yang sangat mumpuni.

Tim yang berjuluk The Green Falcons ini merupakan langganan tampil di Piala Dunia dan juga salah satu raja di benua Asia. Lebih dari itu, mereka bahkan sudah ditunjuk untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia edisi 2034 mendatang.

Selain semua catatan mentereng tersebut, kekuatan mereka juga ditopang oleh kompetisi domestik yang super mewah. Seperti yang diketahui, Liga Arab Saudi kini telah menjelma menjadi salah satu destinasi utama para bintang top dunia.

Langganan Panggung Dunia

Timnas Arab Saudi bukanlah sebuah nama yang asing di panggung sepak bola tertinggi, Piala Dunia. Mereka merupakan salah satu kekuatan sepak bola yang paling konsisten yang berasal dari benua Asia.

Sejak melakukan debutnya pada tahun 1994, The Green Falcons tercatat sudah enam kali tampil di putaran final. Dalam delapan kesempatan terakhir, mereka hanya gagal lolos dari babak kualifikasi untuk edisi 2010 dan 2014.

Prestasi terbaik mereka di panggung dunia terjadi pada edisi debut mereka di tahun 1994 saat berhasil menembus babak 16 besar. Namun, momen paling ikonik mereka tentu saja adalah saat secara mengejutkan berhasil mengalahkan sang juara, Argentina, pada Piala Dunia 2022.

Koleksi Tiga Trofi Piala Asia

Tidak hanya di level dunia, dominasi dan kekuatan timnas Arab Saudi juga sangat terasa di level regional. Berdasarkan catatan sejarah, mereka sangat layak untuk disebut sebagai salah satu raja sepak bola di benua kuning.

Sepanjang sejarah perhelatan Piala Asia, Arab Saudi telah berhasil keluar sebagai juara sebanyak tiga kali. Koleksi trofi tersebut berhasil mereka raih secara beruntun pada edisi 1984, 1988, dan juga pada tahun 1996.

Koleksi tiga trofi ini membuat mereka sejajar dengan raksasa Asia lainnya, Iran. Hingga saat ini, Arab Saudi tercatat hanya kalah dari Jepang yang sudah berhasil mengoleksi empat gelar juara Piala Asia.

Calon Tuan Rumah Piala Dunia 2034

Kekuatan sepak bola Arab Saudi pada era modern ini juga ditopang oleh kekuatan ekonomi dan infrastruktur yang sangat mewah. Faktor inilah yang membuat mereka kini mulai dipercaya untuk menjadi tuan rumah berbagai ajang akbar.

Beberapa waktu lalu, Presiden FIFA, Gianni Infantino, telah secara resmi memastikan bahwa Arab Saudi akan menjadi tuan rumah Piala Dunia edisi ke-24. Perhelatan akbar empat tahunan tersebut akan digelar di negara mereka pada tahun 2034 mendatang.

Tidak hanya itu, Arab Saudi juga sudah lebih dulu ditunjuk secara resmi sebagai tuan rumah Piala Asia 2027. Penunjukan ini tentunya menunjukkan betapa besarnya pengaruh dan kekuatan mereka di kancah sepak bola global.

Liga Domestik Super Mewah

Kekuatan timnas Arab Saudi saat ini juga tidak bisa dilepaskan dari kualitas kompetisi domestik mereka yang terus meningkat. Liga Pro Saudi kini telah berhasil menjelma menjadi salah satu liga termewah di dunia.

Liga mereka kini menjadi magnet bagi para pemain bintang top dunia untuk datang dan merumput di sana. Sebut saja nama-nama besar sekaliber Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, hingga Neymar Jr yang pernah bermain di sana.

Bahkan pelatih dan pemain top dari Italia seperti Simone Inzaghi dan Mateo Retegui juga ikut meramaikan persaingan. Gemerlapnya kompetisi domestik ini tentunya menjadi sebuah gambaran nyata dari kekuatan sepak bola Arab Saudi saat ini.

Matias Ibo dikenal mampu berbicara setidaknya lima bahasa. Ia fasih berbahasa Inggris, menguasai Belanda berkat pendidikan yang ditempuhnya di sana, serta tentu saja bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu. Tak berhenti di situ, Matias juga bisa menggunakan bahasa Jerman dengan cukup baik.

Kemampuannya tak hanya terbatas pada bahasa asing. Matias juga bisa berbicara bahasa Jawa, dalam bentuk ngoko yang akrab digunakan untuk percakapan sehari-hari. Hal itu semakin memperkaya identitasnya sebagai seorang poliglot, yang dengan mudah berpindah dari satu bahasa ke bahasa lain sesuai kebutuhan situasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *