Alam Bawah SadarHiburanInternasionalKecantikanKesehatankesehatan mentalMisteriPendidikanSejarahTanamanTempat WisataTrending

Kandungan Kafein dalam Matcha: Manfaat, & Risiko

Matcha telah menjadi minuman populer di seluruh dunia, terutama di kalangan pecinta teh hijau dan mereka yang mencari alternatif kopi. Di balik warnanya yang hijau cerah dan reputasinya sebagai minuman sehat, matcha menyimpan satu kandungan yang sering kali di pertanyakan: kafein. Banyak orang menganggap matcha lebih “ringan” atau “lebih sehat” daripada kopi karena efek stimulasinya yang lebih lembut. Namun, matcha tetap mengandung kafein, dan memahami seberapa banyak, serta bagaimana kafein dalam matcha bekerja di tubuh, penting untuk membuat keputusan konsumsi yang tepat.

Apa Itu Matcha?

Matcha adalah bentuk teh hijau bubuk yang berasal dari Jepang. Tidak seperti teh hijau biasa yang di seduh dan daunnya dibuang, matcha dibuat dari daun teh utuh yang digiling halus, kemudian dikonsumsi seluruhnya setelah dilarutkan dalam air panas. Proses ini membuat konsumen mendapatkan lebih banyak nutrisi—termasuk kafein dan antioksidan—dari matcha dibandingkan teh hijau biasa.

Daun teh yang di gunakan untuk matcha (dikenal sebagai tencha) ditanam dalam naungan selama beberapa minggu sebelum panen untuk meningkatkan kandungan klorofil dan L-theanine, sejenis asam amino yang menenangkan. Gabungan antara L-theanine dan kafein inilah yang menciptakan efek stimulan yang lebih lembut di bandingkan kopi.

Kandungan Kafein dalam Matcha

Rata-rata, satu gram matcha mengandung sekitar 19–44 mg kafein, tergantung pada kualitas dan cara produksinya. Untuk perbandingan, satu cangkir (sekitar 240 ml) matcha biasanya menggunakan 1–2 gram bubuk matcha, sehingga menghasilkan sekitar 40–80 mg kafein. Ini mirip dengan secangkir teh hitam atau sedikit lebih rendah dari secangkir kopi biasa (yang mengandung sekitar 95–120 mg kafein per cangkir).

Namun, karena matcha mengandung kafein dalam bentuk yang berbeda di bandingkan kopi, tubuh memprosesnya secara unik. Efek kafein dari matcha di rasakan lebih bertahap, tanpa lonjakan energi yang tajam atau penurunan mendadak (“crash”) yang sering di alami setelah minum kopi.

Bagaimana Kafein dalam Matcha Bekerja di Tubuh?

Yang membuat matcha istimewa bukan hanya kandungan kafeinnya, tapi juga bagaimana kafein tersebut bekerja ketika di kombinasikan dengan L-theanine. L-theanine meningkatkan produksi gelombang alfa di otak, yang berkaitan dengan keadaan relaksasi tanpa mengantuk. Ketika di kombinasikan dengan kafein, L-theanine membantu menciptakan rasa fokus yang tenang, tanpa kegugupan atau kecemasan yang kadang di timbulkan oleh kopi.

Efek ini membuat matcha menjadi pilihan ideal untuk aktivitas yang membutuhkan fokus jangka panjang, seperti belajar, bekerja, atau meditasi. Banyak orang yang beralih ke matcha karena menginginkan peningkatan energi yang lebih stabil dan tahan lama.

Manfaat Kafein dalam Matcha

Beberapa manfaat yang bisa di peroleh dari kafein dalam matcha, antara lain:

  1. Peningkatan Fokus dan Konsentrasi
    Kombinasi kafein dan L-theanine dalam matcha dapat meningkatkan kemampuan kognitif, fokus, dan daya ingat.
  2. Stimulasi Mental Tanpa Kecemasan
    Berbeda dengan kopi yang bisa menyebabkan gelisah, matcha memberikan energi yang lebih seimbang.
  3. Peningkatan Metabolisme dan Pembakaran Lemak
    Studi menunjukkan bahwa kafein dalam matcha dapat membantu meningkatkan laju metabolisme dan mempercepat pembakaran lemak.
  4. Antioksidan Tinggi
    Selain kafein, matcha juga kaya akan katekin, terutama epigallocatechin gallate (EGCG), yang memiliki sifat antioksidan kuat.

Risiko dan Efek Samping Kafein dalam Matcha

Meski matcha di anggap lebih “ringan” dari kopi, konsumsi berlebihan tetap bisa menimbulkan efek samping, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap kafein. Beberapa risiko atau efek samping yang mungkin terjadi antara lain:

  • Gangguan tidur
    Minum matcha terlalu malam bisa mengganggu siklus tidur karena kafeinnya tetap aktif di tubuh selama 6–8 jam.
  • Kecemasan atau detak jantung cepat
    Pada individu yang sensitif, bahkan jumlah kecil kafein dapat memicu rasa cemas.
  • Gangguan pencernaan
    Kafein bisa merangsang produksi asam lambung, yang bisa menyebabkan gangguan lambung atau mual jika di konsumsi saat perut kosong.
  • Ketergantungan kafein
    Seperti minuman berkafein lainnya, konsumsi matcha secara terus-menerus dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan ketergantungan.

Oleh karena itu, penting untuk mengatur jumlah konsumsi matcha harian. Untuk orang dewasa sehat, konsumsi kafein yang direkomendasikan adalah maksimal 400 mg per hari, yang berarti sekitar 5–6 cangkir matcha ukuran sedang.

Perbandingan Kandungan Kafein: Matcha vs. Kopi vs. Teh Hijau

MinumanKandungan Kafein per 240 ml (perkiraan)
Matcha40–80 mg
Kopi hitam95–120 mg
Teh hijau20–45 mg
Teh hitam40–70 mg
Minuman energi70–150 mg

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa matcha mengandung lebih banyak kafein daripada teh hijau biasa, tapi lebih sedikit dari kopi. Namun, karena bubuk matcha mengandung seluruh daun teh, kandungan nutrisinya jauh lebih tinggi dibandingkan teh biasa.

Kesimpulan

Matcha memang mengandung kafein, tetapi bentuk dan efeknya berbeda dari kopi. Dengan kombinasi L-theanine dan kafein, matcha menawarkan energi yang stabil dan fokus mental tanpa lonjakan yang mengganggu. Untuk mereka yang ingin mengurangi konsumsi kopi tanpa kehilangan dorongan energi yang dibutuhkan sehari-hari, matcha bisa menjadi alternatif yang sangat baik.

Namun, seperti semua hal yang baik, kunci utamanya adalah moderasi. Mengenali reaksi tubuh terhadap kafein dan menyesuaikan konsumsi matcha sesuai kebutuhan akan membantu Anda memaksimalkan manfaatnya tanpa menghadapi efek samping yang merugikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *