💡 Jakarta Siap Cetak Sejarah: Gunungan Sampah Bantargebang Akan Disulap Jadi Listrik Bersih

🚀 Inovasi Spektakuler! Sampah Melimpah di Bantargebang Jadi Sumber Energi Baru Jakarta

Jakarta — Langkah bersejarah tengah disiapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Dari tumpukan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, kini lahir peluang besar untuk menghasilkan energi bersih. Proyek ambisius ini menjadi simbol transformasi ibu kota menuju kota hijau dan berkelanjutan.

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Bantargebang menjadi tonggak baru dalam pengelolaan limbah di Indonesia. Melalui teknologi modern berbasis waste to energy, ribuan ton sampah yang menumpuk setiap hari akan diubah menjadi listrik siap pakai. Langkah ini tak hanya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, tetapi juga memangkas volume sampah yang selama ini menjadi masalah klasik Jakarta.

Dari Masalah Menjadi Sumber Energi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menegaskan proyek ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menciptakan solusi berkelanjutan. “Gunungan sampah yang dulu dianggap beban, kini menjadi potensi luar biasa. Kami ingin menjadikan Bantargebang sebagai pusat inovasi energi hijau,” ujarnya, Jumat (17/10/2025).

Setiap harinya, lebih dari 7.500 ton sampah dikirim dari Jakarta ke Bantargebang. Dengan penerapan sistem PLTSa, sebagian besar limbah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi listrik yang mampu menerangi ribuan rumah warga.

Teknologi yang digunakan mengandalkan sistem incinerator ramah lingkungan, di mana gas buang akan disaring menggunakan filter canggih agar tidak mencemari udara. Proyek ini juga menjadi langkah strategis untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 yang dicanangkan pemerintah pusat.

Investasi Hijau Bernilai Triliunan

Pembangunan fasilitas ini tak main-main. Nilai investasinya mencapai lebih dari Rp 4 triliun, melibatkan konsorsium antara BUMD, perusahaan swasta nasional, dan mitra teknologi dari Jepang serta Korea Selatan. Pemerintah menargetkan uji coba operasional dilakukan pada pertengahan 2026.

“Ini bukan sekadar proyek pengelolaan sampah. Ini adalah investasi untuk masa depan energi bersih Jakarta,” tegas Asep.

Selain menghasilkan listrik, residu hasil pembakaran juga akan dimanfaatkan sebagai bahan bangunan seperti paving block dan batako. Dengan begitu, proyek ini tidak hanya menghasilkan energi, tetapi juga membuka peluang ekonomi sirkular yang berkelanjutan.

Dukungan dan Harapan Warga

Warga sekitar Bantargebang menyambut antusias rencana besar ini. Bagi mereka, proyek ini diharapkan mampu mengurangi bau tidak sedap serta polusi udara yang selama ini menjadi keluhan utama.

“Kalau sampah bisa diubah jadi listrik, itu luar biasa. Semoga lingkungan kami jadi lebih bersih dan sehat,” kata Eko, warga setempat yang tinggal di sekitar TPST.

Jakarta Menuju Kota Tanpa Sampah

Dengan proyek ini, Jakarta selangkah lebih dekat menuju status kota cerdas dan bebas sampah (zero waste city). Program ini juga sejalan dengan upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan memperluas penggunaan energi terbarukan.

Pemprov DKI optimistis, jika proyek Bantargebang sukses, model serupa akan diterapkan di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Langkah Jakarta ini bukan sekadar proyek infrastruktur—melainkan simbol kebangkitan baru dalam pengelolaan lingkungan dan energi nasional. Dari tumpukan sampah, kini muncul cahaya harapan: listrik bersih untuk masa depan Indonesia yang lebih hijau. ⚡