Iran Gempur Israel: Soroka Hospital dan Permukiman Sipil Jadi Sasaran
Iran Gempur Israel Serangan Terbesar Iran Sejak Awal Konflik
Iran Gempur Israel, Dalam eskalasi terbaru yang mengejutkan dunia, Iran melancarkan serangan masif ke wilayah Israel pada Rabu malam. Serangan ini terdiri dari puluhan misil balistik dan drone bersenjata yang menyasar target sipil dan militer. Salah satu lokasi yang paling parah terdampak adalah Soroka Medical Center di kota Be’er Sheba, di mana beberapa bagian rumah sakit mengalami kerusakan serius akibat hantaman misil langsung.
Pemerintah Israel menyatakan bahwa lebih dari 300 proyektil dan drone ditembakkan dari wilayah Iran. Sejumlah besar dari senjata tersebut dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome, namun sebagian berhasil menembus dan menghantam wilayah padat penduduk. Transisi dari ketegangan diplomatik menjadi agresi militer terbuka ini menunjukkan bahwa konflik kini memasuki fase paling mematikan.
Tel Aviv dan Ramat Gan Jadi Target
Tak hanya Be’er Sheba, serangan juga menyasar wilayah Tel Aviv dan Ramat Gan, dua kawasan urban dengan populasi tinggi. Rudal yang menghantam kawasan ini menyebabkan kebakaran besar di sejumlah blok apartemen serta menewaskan dan melukai warga sipil. Tim penyelamat melaporkan lebih dari 180 orang terluka, sementara puluhan lainnya dalam kondisi kritis.
Warga Tel Aviv panik dan berhamburan ke tempat perlindungan ketika sirene peringatan berbunyi. “Kami mendengar ledakan sangat keras, dan tiba-tiba jendela rumah hancur berantakan,” ujar Miriam Goldstein, seorang warga lokal. Serangan terhadap pemukiman sipil menandai pergeseran strategi Iran yang sebelumnya lebih fokus pada fasilitas militer.
Respon Cepat Israel Mengenai Iran Gempur Israel
Sebagai tanggapan atas serangan ini, Israel segera melancarkan serangan balasan ke berbagai fasilitas militer dan nuklir di Iran, termasuk Natanz, Arak, dan Isfahan. Jet tempur Israel diberangkatkan dalam waktu kurang dari dua jam setelah serangan dimulai. Pemerintah Israel menegaskan bahwa mereka akan “mengambil harga penuh dari rezim Teheran.”
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan pernyataan resmi bahwa Israel akan mempertahankan haknya untuk melindungi warga negara dari segala bentuk agresi. Ia juga menyebut serangan ke rumah sakit sebagai “kejahatan perang yang tidak bisa ditoleransi.” Dengan kalimat tegas dan aktif, Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan tinggal diam.
Eskalasi Regional Semakin Mengerikan
Serangan ini memicu reaksi keras dari berbagai negara di kawasan. Arab Saudi, Turki, dan Mesir menyerukan de-eskalasi dan memperingatkan risiko perang regional penuh. Sementara itu, Amerika Serikat melalui Presiden Trump menyatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan keterlibatan militer jika situasi memburuk.
Transisi dari konflik dua negara menjadi potensi konflik regional kini semakin nyata. Para analis militer menyebutkan bahwa langkah Iran menargetkan rumah sakit dan area sipil bisa menjadi justifikasi internasional bagi intervensi militer dari kekuatan asing. Hal ini membuka peluang bagi konfrontasi lebih luas di Timur Tengah.
Korban Sipil dan Krisis Kemanusiaan
Jumlah korban sipil terus bertambah seiring operasi pencarian dan penyelamatan berlangsung. Rumah sakit di Be’er Sheba dan Tel Aviv kewalahan menangani lonjakan pasien. Organisasi kemanusiaan internasional seperti Palang Merah dan WHO menyerukan gencatan senjata darurat agar bantuan medis dapat masuk dengan aman.
Banyak warga kini mengungsi ke wilayah utara Israel yang dinilai lebih aman. Pemerintah Israel membuka lebih dari 50 pusat pengungsian sementara. Krisis kemanusiaan yang muncul akibat serangan ini memperburuk kondisi warga yang sebelumnya sudah terguncang oleh ketegangan politik dan ekonomi.
Dunia Mendesak Perdamaian
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar sidang darurat dalam waktu 24 jam. Banyak negara menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri dan mengutamakan jalur diplomatik. Namun, dengan meningkatnya serangan dan balasan militer, harapan untuk de-eskalasi tampak semakin menipis.
Meski tekanan internasional terus meningkat, baik Iran maupun Israel menunjukkan tekad untuk terus mempertahankan posisi masing-masing. Di tengah meningkatnya korban dan kehancuran, dunia menunggu—dengan harap-harap cemas—akankah akal sehat dan diplomasi kembali berbicara, atau justru dunia akan menyaksikan babak baru dari perang berskala besar.
BY =VINZ