Dunia medis kembali mencatat sejarah baru. Ilmuwan di China berhasil melakukan transplantasi paru-paru babi ke manusia untuk pertama kalinya dalam sejarah kedokteran. Keberhasilan ini membuka harapan besar bagi jutaan pasien gagal paru yang menunggu donor organ, sekaligus menimbulkan berbagai pertanyaan etika, agama, dan keamanan jangka panjang.
Selama puluhan tahun, dunia menghadapi masalah kekurangan donor organ. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, hanya sekitar 10–20 persen pasien yang membutuhkan transplantasi organ bisa mendapatkan donor tepat waktu. Banyak pasien meninggal saat menunggu organ pengganti.
Khusus untuk paru-paru, angka donor jauh lebih rendah dibanding ginjal atau hati. Hal ini karena paru lebih rentan rusak, dan hanya sedikit yang bisa digunakan setelah kematian donor. Akibatnya, para ilmuwan berusaha mencari solusi alternatif, salah satunya melalui xenotransplantasi—transplantasi organ dari hewan ke manusia.
Babi sejak lama dianggap kandidat terbaik karena organ tubuhnya memiliki ukuran, struktur, dan fungsi yang mirip dengan manusia. Selain itu, babi mudah dikembangbiakkan dalam jumlah besar. Namun, tantangan utamanya adalah penolakan sistem imun dan risiko penyebaran virus hewan ke manusia.
Terobosan ini dilakukan oleh tim medis di Rumah Sakit Zhongshan, Universitas Fudan, Shanghai. Dalam laporan yang dipublikasikan di media lokal, tim ilmuwan berhasil menanamkan paru-paru babi hasil rekayasa genetika ke dalam tubuh seorang pasien yang menderita gagal paru stadium akhir.
Paru-paru babi yang digunakan bukanlah organ biasa. Melalui teknologi CRISPR-Cas9, para ilmuwan memodifikasi gen babi agar organ tersebut lebih kompatibel dengan sistem imun manusia. Beberapa gen pemicu penolakan dihapus, sementara gen manusia yang berperan penting dalam sistem pertahanan ditambahkan.
Operasi tersebut berlangsung lebih dari 12 jam, melibatkan puluhan dokter bedah, ahli imunologi, dan pakar genetika. Pascaoperasi, pasien menunjukkan tanda-tanda positif: kadar oksigen dalam darah meningkat, fungsi pernapasan stabil, dan tidak ada tanda penolakan akut dalam beberapa hari pertama.
Xenotransplantasi bukanlah hal baru. Upaya serupa sudah dilakukan sejak abad ke-20. Misalnya, pada 1984, bayi bernama Baby Fae di Amerika Serikat menerima transplantasi jantung babon, meski hanya bertahan selama 21 hari. Sejak itu, penelitian terus berkembang, terutama menggunakan babi sebagai donor.
Pada 2022, tim dokter di Maryland, AS, juga berhasil menanamkan jantung babi ke pasien manusia. Namun, pasien hanya bertahan sekitar dua bulan. Meski begitu, kasus ini menjadi pijakan penting yang menunjukkan bahwa xenotransplantasi layak diteliti lebih lanjut.
Keberhasilan transplantasi paru-paru di China ini menjadi langkah berikutnya yang lebih menantang, karena paru adalah organ vital dengan struktur kompleks dan fungsi yang sangat sensitif.
Meski dianggap sukses, keberhasilan ini masih dalam tahap awal. Ada beberapa tantangan besar yang harus dihadapi:
Penolakan Sistem Imun
Tubuh manusia cenderung menolak organ asing. Meskipun gen babi sudah dimodifikasi, risiko penolakan jangka panjang tetap tinggi. Pasien harus mengonsumsi obat imunosupresif seumur hidup, yang berpotensi melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Risiko Zoonosis
Ada kekhawatiran bahwa virus dari babi dapat berpindah ke manusia melalui organ yang ditransplantasikan. Infeksi silang ini bisa berbahaya bahkan memicu pandemi baru jika tidak diawasi ketat.
Etika dan Agama
Penggunaan organ babi menimbulkan perdebatan. Bagi umat Islam dan Yahudi yang menganggap babi haram, penerimaan prosedur ini bisa menjadi dilema besar. Di sisi lain, dari perspektif etika hewan, pertanyaan muncul tentang perlakuan terhadap babi yang khusus dikembangbiakkan untuk diambil organnya.
Efektivitas Jangka Panjang
Saat ini, pasien baru melewati fase awal pascaoperasi. Perlu pemantauan bertahun-tahun untuk mengetahui apakah paru-paru babi benar-benar bisa berfungsi layaknya paru-paru manusia.
Terlepas dari tantangan, keberhasilan ini membuka pintu harapan besar. Jika teknologi ini bisa dikembangkan secara aman dan efektif, xenotransplantasi berpotensi mengakhiri krisis donor organ di seluruh dunia.
Bayangkan, pasien gagal paru tidak lagi harus menunggu bertahun-tahun dalam daftar transplantasi. Dengan peternakan khusus, organ babi hasil rekayasa genetika bisa diproduksi sesuai kebutuhan, bahkan dipersonalisasi agar sesuai dengan DNA pasien.
Selain itu, teknologi ini juga bisa mempercepat penelitian penyakit paru, terapi regeneratif, dan pengembangan obat baru.
Komunitas medis internasional menyambut kabar ini dengan rasa penasaran sekaligus hati-hati. Beberapa ilmuwan menyebut pencapaian ini sebagai “revolusi biomedis abad ke-21,” sementara yang lain mengingatkan agar dunia tidak terburu-buru menganggapnya solusi final.
Regulasi ketat diperlukan agar praktik xenotransplantasi tidak menimbulkan masalah baru. Badan pengawas kesehatan di Eropa dan Amerika Serikat masih membatasi penggunaan organ hewan pada manusia karena risiko infeksi dan etika.
Di China, sebagian masyarakat menyambutnya sebagai kebanggaan nasional, mengingat negeri itu kini menjadi salah satu pionir penelitian bioteknologi dunia. Namun, di media sosial, perdebatan hangat muncul. Ada yang memuji sebagai “mukjizat sains,” tapi tak sedikit pula yang meragukan keamanan serta mempertanyakan kehalalan prosedur ini.
Transplantasi paru-paru babi ke manusia di China adalah tonggak sejarah kedokteran modern. Meski masih dini, keberhasilan ini menegaskan bahwa masa depan medis tengah bergerak menuju era baru di mana batas antara manusia dan hewan semakin tipis.
Apakah xenotransplantasi akan menjadi solusi permanen bagi krisis donor organ, atau justru menimbulkan masalah etis dan medis baru, masih harus kita tunggu jawabannya. Namun, satu hal pasti: dunia kini menyaksikan lahirnya babak baru dalam sejarah penyelamatan nyawa manusia.
BY : PELOR
Tdak seimua orang dapat menikmati udara, cuaca, atau suhu dingin. Selain menggigil karena kedinginan, beberapa…
Tiket dinamis Piala Dunia 2026 mirip dengan mekanisme tiket pesawat atau hotel Tahap distribusi tiket…
Buah belimbing, atau dikenal juga dengan nama star fruit karena bentuknya menyerupai bintang ketika dipotong…
Polri Tetapkan 1 Tersangka Baru : Kasus Tambang Ilegal Batu Bara Rp 5,7 T di…
Kami berkomitmen menghadirkan hunian dan proyek properti di lokasi strategis dengan standar kualitas tinggi, dirancang…