bisnisEkonomi & KeuanganKeuanganTrending

IHSG Anjlok, Rupiah Tertekan: Pasar Keuangan Indonesia Kian Gelisah

IHSG Anjlok, Rupiah Tertekan: Pasar Keuangan Indonesia Kian Gelisah

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali jatuh pada perdagangan hari ini, Rabu (9/4). Sejak pembukaan pasar, indeks langsung bergerak negatif dan terus menurun hingga penutupan sesi pertama. Nilai tukar rupiah pun ikut terperosok, semakin memperburuk sentimen pasar.
Pada awal perdagangan, IHSG turun lebih dari 1,2%. Penurunan tersebut berlanjut hingga sesi siang dan menyentuh level 6.200, angka terendah dalam tiga bulan terakhir. Saham-saham unggulan seperti BBCA, BBRI, dan TLKM kehilangan cukup banyak nilai. Di sisi lain, investor asing terus melepas saham-saham dalam jumlah besar dan mencatatkan aksi jual bersih selama tiga hari berturut-turut.
Tidak hanya IHSG, rupiah juga mengalami tekanan besar. Kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan nilai tukar rupiah berada di Rp16.980 per dolar AS. Angka ini mendekati batas psikologis Rp17.000. Para pelaku pasar mulai menunjukkan kepanikan, terutama karena tekanan datang dari berbagai sisi.
Pertama, kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga acuan The Fed menciptakan arus keluar modal dari negara berkembang. Kedua, konflik geopolitik di Timur Tengah memicu lonjakan harga minyak, sehingga menambah beban impor Indonesia. Ketiga, data ekonomi domestik belum menunjukkan pemulihan signifikan setelah pemilu. Oleh karena itu, investor semakin pesimistis.
Sementara itu, Bank Indonesia belum melakukan intervensi besar di pasar valuta asing. Para analis menilai, ketidakhadiran langkah konkret dari otoritas moneter justru memicu spekulasi negatif. Banyak investor mulai memindahkan dananya ke instrumen yang lebih aman seperti emas, dolar AS, atau obligasi negara lain.
Meskipun tekanan meningkat, beberapa pelaku pasar tetap bersikap rasional. Analis dari Mandiri Sekuritas, Denny Hartono, mengatakan bahwa kondisi ini bersifat jangka pendek. Ia menekankan bahwa Indonesia masih memiliki cadangan devisa yang kuat dan tingkat konsumsi domestik yang stabil. Namun, ia juga mendorong pemerintah untuk segera mengambil tindakan.
Pemerintah belum menyampaikan kebijakan fiskal atau stimulus baru. Sejumlah pengamat menilai, lambatnya respons pemerintah berisiko menurunkan kepercayaan pasar. Oleh karena itu, mereka mendesak koordinasi yang lebih cepat antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
IHSG Anjlok rupiah tertekan, Di sisi lain, para investor ritel mulai mengurangi eksposur terhadap saham-saham berisiko. Mereka beralih ke saham-saham sektor primer atau produk-produk safe haven. Aktivitas ini menunjukkan perubahan strategi investasi yang signifikan dalam menghadapi volatilitas pasar.
Kondisi saat ini memerlukan langkah cepat dan tegas. Pemerintah perlu menghadirkan kepastian dan mengomunikasikan strategi pemulihan ekonomi secara terbuka. Tanpa tindakan nyata, pasar bisa kehilangan arah dan mengalami koreksi lebih dalam.
Dengan demikian, IHSG yang anjlok dan rupiah yang melemah menandai tantangan serius bagi ekonomi Indonesia. Semua pihak harus bergerak bersama untuk mengembalikan kepercayaan pasar dan menjaga stabilitas keuangan nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *