Cuaca Ekstrem 19–25 September Kawasan Indonesia: BMKG Imbau Kesiapsiagaan Terhadap Hujan Lebat dan Angin Kencang
Indonesia kembali diingatkan oleh BMKG untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi antara 19–25 September. Hujan lebat, petir, dan angin kencang menjadi ancaman yang nyata, terutama di beberapa wilayah yang secara khusus disebut sebagai area berpotensi tinggi. Berikut uraian lengkap — mulai dari penyebab, lokasi yang terdampak, potensi bahaya, hingga tips mitigasi bagi masyarakat.
Kondisi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung dalam rentang waktu 19–25 September disebabkan oleh beberapa faktor atmosferik dan dinamika regional sebagai berikut: yukmaju
DMI (Dipole Mode Index) negatif
Salah satu penyebab utama meningkatnya potensi hujan adalah DMI yang negatif. Kondisi ini mendorong munculnya kelembapan di atmosfer dan memperkuat aliran uap air dari Samudra Hindia yang mendukung pembentukan awan hujan lebat.
Anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) bernilai negatif
OLR negatif menunjukkan bahwa radiasi gelombang panjang yang keluar dari atmosfer lebih sedikit dari normal, yang berarti awan hujan konvektif berpotensi terbentuk secara signifikan dan berkembang.
Aktivitas gelombang atmosfer: MJO, gelombang Kelvin, dan konvergensi/pertemuan angin
Madden–Julian Oscillation (MJO) serta gelombang atmosfer lain seperti gelombang Kelvin turut memperkuat ketidakstabilan atmosfer. Daerah konvergensi atau pertemuan angin juga semakin memperbesar potensi hujan lebat dan angin kencang.
Kelembapan udara tinggi serta atmosfer yang labil
Adanya udara yang jenuh kelembapan plus kondisi atmosfer yang mudah “bangkit” awan/konveksi menjadikan peluang hujan lebat dan angin kencang lebih tinggi. Faktor lokal seperti topografi juga memengaruhi.
Berdasarkan prakiraan BMKG dan prospek cuaca mingguan, berikut daftar wilayah yang perlu siaga pada periode 19–25 September karena potensi cuaca ekstrem:
Wilayah | Jenis Potensi Cuaca Ekstrem |
---|---|
Sumatera Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung | Hujan sedang hingga lebat secara sporadis, potensi petir dan angin kencang. Daerah-daerah pegunungan dan pesisir lebih tinggi risikonya. |
Jawa Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta | Hujan lebat diperkirakan terutama pada sore hingga malam hari; wilayah dataran tinggi dan lereng bukit perlu perhatikan potensi longsor. Angin kencang bisa tiba-tiba di beberapa area. |
Kalimantan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara | Hujan lebat terutama di wilayah barat dan tengah, disertai kemungkinan petir dan angin. Drainase buruk dan sungai sempit bisa menyebabkan genangan banjir. |
Sulawesi & Nusa Tenggara Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur | Potensi hujan sedang–lebat disertai angin; wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil harus lebih waspada terhadap gelombang tinggi. |
Maluku & Papua Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan | Diprediksi mengalami hujan lebat sampai sangat lebat, terutama pada siang dan malam hari. Angin kencang lokal juga mungkin terjadi. Infrastruktur di daerah terpencil perlu diperkuat antisipasinya. |
Dengan kondisi cuaca seperti diperkirakan, sejumlah dampak dan risiko nyata bisa timbul:
Banjir dan genangan di wilayah dataran rendah, terutama di kota besar atau pemukiman di aliran air/ranting sungai.
Tanah longsor di daerah lereng atau perbukitan, terutama jika tanah jenuh air, atau bila sebelumnya sudah ada kerusakan tanah akibat penggundulan atau drainase yang buruk.
Gangguan transportasi: jalan licin, visibilitas menurun, banjir jalan, bahkan lumpur atau batu longsor yang bisa menutup akses.
Kerusakan properti ringan: atap terbang, pohon tumbang, lampu jalan rusak, kabel listrik terganggu.
Keselamatan manusia: risiko petir, arus air deras; masyarakat yang berada di luar rumah harus waspada.
BMKG melalui prospek cuaca mingguan mengeluarkan peringatan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami hujan ringan hingga lebat selama periode tersebut.
Wilayah “siaga” terhadap hujan lebat sampai sangat lebat termasuk: Bengkulu, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Wilayah dengan peningkatan potensi angin kencang khususnya Jawa Barat.
Untuk mengurangi dampak dari cuaca ekstrem, berikut beberapa langkah yang sebaiknya dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah daerah:
Pantau terus informasi cuaca resmi
Gunakan aplikasi resmi BMKG, media sosial, website BMKG. Jangan tergantung pada info dari pihak tidak resmi karena akurasi dan pembaruan sangat penting.
Siapkan perlengkapan darurat
Senter, baterai cadangan
P3K
Peralatan evakuasi jika diperlukan
Perlengkapan anti-hujan seperti jas hujan, payung yang kuat
Perhatikan bangunan dan pohon sekitar
Cabut ranting pohon yang besar dan rapuh.
Pastikan atap rumah dalam kondisi baik dan rapat.
Perkuat struktur ringan yang bisa diterbangkan angin.
Pastikan saluran air/drainase berfungsi baik
Bersihkan sampah dan sedimen di selokan dan gorong-gorong.
Jangan membuang sampah sembarangan yang bisa menyumbat aliran air.
Hindari aktivitas di luar saat cuaca memburuk
Bila hujan deras disertai petir, cari tempat berlindung yang aman.
Hindari berada di pohon tinggi, objek logam, atau dekat dinding yang rentan roboh.
Untuk perjalanan darat, terutama di daerah rawan longsor atau banjir, pertimbangkan untuk menundanya.
Kesiapsiagaan pemerintah daerah dan layanan publik
Pastikan pos bencana, BPBD, dan instansi terkait siap merespon.
Tempat penampungan sementara disiapkan apabila evakuasi diperlukan.
Informasi jalur evakuasi disosialisasikan dengan jelas ke masyarakat.
Periode 19–25 September diprediksi akan menjadi masa cuaca yang menantang di berbagai bagian Indonesia. Hujan lebat, angin kencang, petir, dan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor menjadi kemungkinan nyata. Meskipun tidak semua wilayah akan terdampak secara parah, daerah yang berada di dataran rendah, pesisir, lereng bukit, atau memiliki drainase dan infrastruktur yang kurang baik harus ekstra waspada.
Kunci untuk mengurangi dampak dari cuaca ekstrem ini adalah kesiapsiagaan—baik individu, keluarga, komunitas, dan pemerintah lokal. Dengan langkah-langkah mitigasi yang sederhana namun konsisten, serta pemantauan informasi cuaca yang cepat dan akurat, risiko kerugian dan bahaya keselamatan bisa diminimalisir.
buah Kiwi dikenal sebagai buah eksotis yang memiliki rasa unik, perpaduan antara manis dan asam…
Deretan rekomendasi kabel data micro USB terbaik dari berbagai merk, mulai dari Samsung, Vivan, UNEED, dan…
Gelombang Protes Anti-Imigrasi Mengguncang Inggris Inggris kembali menjadi sorotan dunia setelah gelombang protes Anti-Imigrasi merebak…
Taipei, 24 September 2025 – Topan Ragasa, badai terkuat yang melanda Taiwan dalam kurun lima…
Vitamin E adalah salah satu vitamin penting yang berperan sebagai antioksidan kuat dalam tubuh. Zat…
Pendahuluan Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah menjadi salah satu teknologi paling revolusioner dalam…