Hotel Indonesia Syariah Pekalongan Minta Maaf Usai Usir Tamu Gara-gara Rp10 Ribu, Janji Perbaikan Layanan
Pekalongan – Manajemen Hotel Indonesia Syariah Pekalongan akhirnya angkat bicara setelah video seorang tamu bernama Rama Sahid viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan insiden pengusiran tamu hanya karena adanya biaya tambahan sebesar Rp10 ribu, yang kemudian memicu gelombang kritik dari warganet.
Melalui sebuah video klarifikasi yang dirilis pada 16 Agustus 2025, pihak hotel menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Mereka mengakui bahwa tindakan yang dilakukan staf pada malam kejadian merupakan sebuah kesalahan dan bukan kebijakan resmi hotel.
“Kami selaku manajemen Hotel Indonesia Syariah Kota Pekalongan mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian pada tanggal 13 Agustus 2025 yang dialami oleh Bapak Rama Sahid sebagai tamu,” ujar perwakilan manajemen dalam pernyataan resminya.
Selain kepada Rama, pihak hotel juga menyampaikan permintaan maaf kepada Wali Kota Pekalongan, Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga, serta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Mereka menyadari bahwa insiden kecil ini telah menimbulkan kegaduhan yang cukup besar, bahkan berdampak pada citra pariwisata Kota Pekalongan.
Video yang pertama kali diunggah oleh Rama Sahid memperlihatkan dirinya dihadapkan oleh seorang pria dan wanita yang mengetuk pintu kamarnya dengan keras pada malam hari. Dalam unggahan tersebut, Rama menuliskan keterangan yang mengejutkan:
“Oknum Hotel Indonesia ngusir jam 11 malam, loh kok bisa?”
Menurut penuturannya, Rama sudah membayar penuh kamar hotel melalui aplikasi pemesanan online. Namun, pihak hotel tiba-tiba menagih biaya tambahan sebesar Rp10 ribu dengan alasan selisih harga. Rama menolak permintaan itu karena merasa masalah pembayaran seharusnya diselesaikan langsung antara hotel dan aplikasi, bukan dibebankan kepada tamu.
Karena tidak menemukan titik temu, pihak hotel justru meminta Rama mengajukan refund melalui aplikasi. Namun refund itu berarti ia harus keluar dari kamar di tengah malam. Kondisi pun memanas hingga akhirnya Rama diusir dari kamar yang sudah ia bayar penuh.
“Saya kekeh dengan prinsip saya, nggak ada tambahan biaya sama sekali,” ujar Rama.
“Yang ngakunya akadnya syariah, tetapi setelah sampai sana malah dikasih biaya tambahan,” tambahnya dengan nada kecewa.
Rama juga menegaskan bahwa selama ini dirinya sudah sering menginap di berbagai hotel, termasuk hotel syariah, tetapi baru kali ini mengalami hal seperti ini.
Insiden pengusiran tamu ini langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama di TikTok dan X (Twitter). Banyak warganet yang menyayangkan tindakan pihak hotel yang dianggap merugikan tamu hanya karena nominal yang sangat kecil.
Tak sedikit pula yang menyoroti penggunaan nama “syariah” pada hotel tersebut. Mereka menilai label syariah seharusnya mencerminkan nilai keadilan, transparansi, dan pelayanan yang baik, bukan malah menimbulkan masalah baru.
Gelombang kritik semakin besar setelah video Rama dibagikan ulang oleh akun-akun besar. Nama Hotel Indonesia Syariah Pekalongan pun ramai diperbincangkan, bahkan sempat menjadi trending di beberapa platform.
Selain permintaan maaf, manajemen hotel juga memberikan klarifikasi mengenai sebuah akun TikTok bernama @Natasha987083 yang mengatasnamakan Hotel Indonesia Syariah Pekalongan. Pihak hotel menegaskan bahwa akun tersebut bukan akun resmi hotel.
Klarifikasi ini penting disampaikan karena banyak warganet yang awalnya menduga akun itu benar-benar milik hotel dan menambah panjang kontroversi.
“Kami tegaskan bahwa akun TikTok bernama @Natasha987083 bukanlah akun resmi Hotel Indonesia Syariah Pekalongan,” kata pihak manajemen.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, pihak hotel menyatakan akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelayanan. Mereka berkomitmen membenahi tata kelola, termasuk sistem pembayaran baik melalui aplikasi maupun secara langsung (tunai).
Langkah ini diambil agar kejadian serupa tidak terulang dan tamu bisa merasa lebih nyaman. Pihak hotel menegaskan bahwa kasus pengusiran ini tidak mencerminkan standar pelayanan mereka yang sebenarnya.
“Kami meminta maaf sekali lagi atas kegaduhan yang terjadi dan terdampak pada citra pariwisata Kota Pekalongan. Kami berjanji akan memperbaiki seluruh sistem kinerja hotel,” tegas manajemen.
Kasus ini menjadi pelajaran penting tidak hanya bagi Hotel Indonesia Syariah Pekalongan, tetapi juga bagi seluruh industri perhotelan di Indonesia. Hal-hal kecil seperti selisih harga Rp10 ribu tidak seharusnya menjadi pemicu konflik besar yang berujung pada kerugian reputasi.
Bagi tamu, kasus ini juga bisa menjadi pengingat untuk selalu menyimpan bukti pembayaran dan memahami kebijakan refund dari aplikasi pemesanan online.
Dalam konteks lebih luas, kasus ini menunjukkan betapa cepatnya isu pelayanan pelanggan bisa viral di era digital. Satu kesalahan kecil bisa langsung menyebar dan merusak citra sebuah brand. Oleh karena itu, industri perhotelan dituntut lebih transparan, ramah, dan sigap dalam menangani masalah.
Insiden yang menimpa Rama Sahid di Hotel Indonesia Syariah Pekalongan menunjukkan betapa pentingnya pelayanan yang adil dan profesional. Meski pihak hotel telah meminta maaf, janji perbaikan sistem menjadi kunci agar kepercayaan publik bisa pulih kembali.
Pada akhirnya, peristiwa ini diharapkan menjadi titik balik bagi semua pihak untuk membangun standar layanan hotel yang lebih baik, ramah, serta benar-benar mencerminkan nilai syariah yang sesungguhnya.
Buah Semangka bukan hanya buah penyegar di cuaca panas, tapi juga superfood yang menyimpan 7…
Kondisi jalan rusak di Gorontalo memaksa warga mengangkut jenazah dengan motor menuju rumah duka. Potret…
DPRD desak Pemko Medan bangun pompa air di titik rawan banjir, langkah penting untuk tanggulangi…
Fobia adalah ketakutan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu yang bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari. Artikel…
"Temukan 10 buah-buahan penyerap racun yang membantu detoks alami tubuh. Dari lemon, apel, hingga buah…