Categories: Trending

Gen Z Kejebak Paylater! Inilah Fakta Mengejutkan Kenapa Dompet Mereka Selalu Bolong

Paylater: Gaya Hidup Modern atau Perangkap Finansial?

Beberapa tahun terakhir, istilah paylater menjadi begitu akrab di telinga masyarakat, terutama generasi muda. Paylater menawarkan kemudahan transaksi tanpa perlu mengeluarkan uang di awal. Cukup dengan sekali klik, barang impian bisa langsung sampai rumah. Tidak heran jika Gen Z menjadi pengguna paling aktif layanan ini.

Namun, di balik kemudahan tersebut, tersimpan rahasia gelap: banyak anak muda yang justru terjebak dalam utang menumpuk karena tidak mampu mengendalikan diri.

Fakta Mengejutkan: Gen Z Punya Lebih dari Satu Paylater

Sebuah survei yang dilakukan lembaga riset keuangan pada 2024 menunjukkan, lebih dari 58% Gen Z di Indonesia memiliki dua akun paylater atau lebih. Bahkan ada yang sampai menggunakan empat sekaligus dari berbagai aplikasi.

Awalnya mereka menganggap hal ini biasa saja. Akan tetapi, ketika tagihan datang bersamaan, barulah mereka sadar betapa berat beban yang harus ditanggung. Fenomena inilah yang membuat Gen Z sering merasa “gaji habis sebelum akhir bulan.”

Ilusi Kaya: Gaji + Limit Paylater

Banyak Gen Z yang merasa seolah-olah punya uang lebih banyak karena adanya limit paylater. Misalnya, gaji Rp4 juta ditambah limit Rp2 juta, mereka merasa punya Rp6 juta untuk dibelanjakan. Padahal, kenyataannya itu bukan tambahan gaji, melainkan utang yang wajib dibayar.

Ilusi inilah yang membuat banyak anak muda terlihat seakan hidup berkecukupan, padahal di balik layar dompet mereka sebenarnya bocor parah.

Tekanan Media Sosial: Demi Gengsi dan FOMO

Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) menjadi salah satu alasan utama Gen Z sulit mengendalikan diri. Melihat teman pamer gadget terbaru, outfit branded, atau liburan ke tempat hits, mereka merasa tertinggal jika tidak ikut serta.

Paylater pun menjadi senjata untuk menutupi gengsi. Meski finansial tidak mendukung, mereka tetap membeli demi citra di media sosial. Akhirnya, gaya hidup ini berubah menjadi beban utang jangka panjang.

Data OJK dan BI: Paylater Meningkat Drastis

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, transaksi paylater di Indonesia meningkat lebih dari 40% dalam dua tahun terakhir. Sementara itu, Bank Indonesia menilai paylater punya kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi digital.

Namun, di balik sisi positifnya, peningkatan ini juga memperlihatkan sisi negatif: angka kredit macet dari layanan paylater ikut naik, dan mayoritas penggunanya adalah anak muda yang belum mapan secara finansial.

Studi Kasus Nyata: Hidup Hanya untuk Bayar Cicilan

Kita bisa melihat contoh nyata dari kisah seorang mahasiswa di Jakarta yang memiliki tiga akun paylater berbeda. Awalnya ia hanya ingin membeli sepatu dengan cicilan. Lama-kelamaan, ia menggunakan paylater untuk makan, transportasi, hingga kebutuhan harian.

Kini, separuh uang bulanannya habis hanya untuk membayar cicilan. Ia mengaku menyesal, tapi sudah terlanjur terjebak. Kisah seperti ini bukan hanya satu atau dua orang, melainkan ribuan anak muda di seluruh Indonesia.

Efek Domino ke Kesehatan Mental

Masalah finansial tidak berhenti pada angka di aplikasi. Banyak Gen Z yang mengaku mengalami stres, kecemasan, hingga depresi ringan akibat tekanan tagihan. Notifikasi pengingat pembayaran menjadi mimpi buruk.

Bahkan ada kasus di mana anak muda berkonflik dengan orang tua karena ditagih debt collector. Hal ini menunjukkan bahwa dampak paylater jauh lebih serius daripada sekadar urusan dompet.

Kenapa Gen Z Rentan?

Ada beberapa alasan utama kenapa generasi ini paling mudah terjebak:

  1. Literasi keuangan rendah – Banyak yang tidak paham soal bunga, denda, dan risiko utang.

  2. Konsumtif dan impulsif – Cenderung membeli berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan.

  3. Tekanan sosial – Ingin selalu terlihat update di media sosial.

  4. Akses mudah – Paylater bisa diaktifkan dalam hitungan menit tanpa syarat rumit.

Perbandingan dengan Generasi Milenial

Jika dibandingkan dengan milenial, Gen Z lebih berani mengambil risiko. Milenial masih mengandalkan kartu kredit atau tabungan sebelum membeli barang. Sementara Gen Z memilih jalan pintas dengan paylater.

Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mindset: milenial lebih menghitung risiko, sementara Gen Z lebih fokus pada kepuasan instan.

Dampak Jangka Panjang terhadap Ekonomi

Jika fenomena ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan muncul generasi yang terbiasa hidup dengan utang sejak muda. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memengaruhi stabilitas ekonomi pribadi maupun nasional. Kredit macet massal bisa menjadi bom waktu jika tidak ditangani dengan bijak.

Solusi: Edukasi Keuangan Sejak Dini

Salah satu solusi utama adalah meningkatkan literasi finansial di kalangan Gen Z. Edukasi soal manajemen uang, investasi, hingga risiko utang harus diperkenalkan sejak sekolah atau kuliah.

Selain itu, peran orang tua juga penting dalam memberikan contoh gaya hidup hemat. Dengan begitu, anak muda tidak mudah tergoda gaya hidup konsumtif.

Tips Praktis Menghindari Jebakan Paylater

  1. Batasi jumlah aplikasi – Jangan lebih dari satu paylater.

  2. Catat semua cicilan – Buat daftar pengeluaran bulanan.

  3. Prioritaskan kebutuhan – Bedakan antara kebutuhan dan keinginan.

  4. Jangan tergoda promo – Ingat, diskon bukan berarti hemat.

  5. Disiplin bayar tepat waktu – Hindari denda dan bunga.

  6. Sisihkan tabungan – Minimal 20% gaji harus ditabung.

Testimoni Anak Muda yang Berhasil Lepas dari Paylater

Seorang pekerja muda di Bandung bercerita bagaimana ia hampir bangkrut gara-gara paylater. Ia punya empat akun aktif dengan total cicilan lebih dari Rp3 juta per bulan.

Namun, ia mulai mengubah pola hidup: menghapus aplikasi belanja online, mencatat pengeluaran, dan fokus menabung. Kini, ia berhasil melunasi semua cicilan dan punya tabungan darurat. Cerita sukses seperti ini bisa jadi inspirasi bagi Gen Z lain untuk lepas dari jeratan paylater.

Jalan Keluar: Dari Paylater ke Investasi

Daripada mengandalkan paylater, Gen Z bisa mengalihkan uang mereka ke instrumen investasi ringan seperti reksa dana, emas digital, atau deposito. Dengan begitu, uang justru bertumbuh, bukan habis untuk bayar cicilan.

Harapan untuk Masa Depan Gen Z

Generasi Z dikenal cerdas, kreatif, dan melek teknologi. Jika mereka bisa mengelola keuangan dengan lebih bijak, bukan tidak mungkin mereka menjadi generasi paling sukses secara finansial. Namun, syaratnya hanya satu: berani keluar dari ilusi paylater yang membuat dompet bocor.

by : st

Update24

Recent Posts

7 Alasan Kuat Hewan Peliharaan Bikin Hidup Lebih Bahagia

Hewan peliharaan bukan hanya sekadar teman di rumah. Banyak penelitian ilmiah membuktikan bahwa keberadaan hewan…

2 jam ago

5 Tips Biar Nggak Gampang Masuk Angin di Musim Hujan!

Pendahuluan: Musim Hujan dan Ancaman Masuk Angin Setiap kali musim hujan tiba, ada satu penyakit…

5 jam ago

Mata Berkedut: 7 Fakta Medis, dan Tanda Tubuh yang Perlu Diwaspadai

Mata berkedut adalah pengalaman yang hampir semua orang pernah alami. Sensasi ini biasanya muncul secara…

5 jam ago

Ini 5 Arti Mimpi Hamil dan Cara Menyikapinya

Terkadang, mimpi hanya dianggap sebagai bunga tidur. Tapi pada beberapa kepercayaan, mimpi juga kerap dikaitkan…

5 jam ago

11 Kota, 2 Hari, 1 Tuntutan : Ledakan Kemarahan: Remaja Maroko Guncang Negeri

Maroko – September 2025Gelombang kemarahan yang dipimpin oleh remaja dan pemuda Maroko mengguncang negeri Afrika…

6 jam ago

81 Kasus, 28 Meninggal Krisis Mematikan: Wabah Ebola Menggila di Jantung Afrika

Pada 4 September 2025, Kementerian Kesehatan Republik Demokratik Kongo (DRC) resmi menyatakan adanya wabah baru…

6 jam ago