Filipina Serukan Perdamaian di Tengah Eskalasi Konflik Perbatasan Thailand–Kamboja

Konflik bersenjata yang meletus pada 24 Juli 2025 antara Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan semakin memunculkan ketegangan regional yang serius. Berawal dari bentrokan di dekat candi Ta Muen Thom dan Ta Moan Thom, ketegangan tersebut mencapai puncaknya saat jet tempur F‑16 Thailand menjatuhkan bom ke target militer Kamboja. Insiden ini menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk belasan warga sipil, serta melukai puluhan lainnya KOMPAS.com+3YouTube+3ANTARA News+3The Wall Street Journal+4Reuters+4ucanews.com+4.

🧭 Kronologi Konflik

1. Sumber Ketegangan
   Setelah seorang prajurit Kamboja tewas akibat bentrokan di awal Juli, konflik mulai meningkat. Thailand menuduh Kamboja meletakkan ranjau darat yang melukai tentara Thailand, sementara Kamboja membantah keras dan menyatakan wilayahnya justru diserang secara sepihak The Wall Street Journalucanews.com.

2. Aksi Militer Escalation
   Pada 24 Juli, Kamboja dilaporkan menembakkan roket BM‑21 ke wilayah Thailand, mengenai fasilitas publik di wilayah Surin dan Sisaket sehingga menimbulkan korban jiwa sipil dan kerusakan infrastruktur ucanews.com+1euronews+1. Thailand membalas dengan melancarkan serangan udara menggunakan jet F‑16 menuju posisi militer Kamboja, sementara kedua negara saling menuduh memulai agresi YouTube+1KOMPAS.com+1.

3. Evakuasi dan Dampak Terhadap Warga Sipil
   Sekitar 40.000 warga Thailand dievakuasi dari 86 desa perbatasan. Mereka berlindung di bunker beton dan tempat aman lainnya saat rentetan tembakan dan ledakan mengguncang wilayah tersebut ucanews.com+3euronews+3KOMPAS.com+3. Korban sipil dilaporkan termasuk anak-anak dan orang lanjut usia.

4. Diplomasi yang Membeku
   Kedua negara saling memanggil pulang duta besar dan saling mengusir diplomat asing dari wilayah masing-masing. ASEAN dan negara-negara seperti Malaysia serta China menyerukan penurunan eskalasi dan negosiasi damai segera ucanews.com+2GMA Network+2India Today+2.

🇵🇭 Reaksi Filipina

Filipina, sebagai anggota ASEAN, turut bersuara dengan mendesak kedua pihak menyelesaikan konflik melalui jalur diplomatik dan hukum internasional. Dalam pernyataannya, Departemen Luar Negeri Filipina:

• Tidak memihak pihak manapun.

• Menekankan perlunya memprioritaskan keselamatan warga sipil.

• Mengimbau kedua anggota ASEAN menjaga jalur komunikasi terbuka untuk de-eskalasi konflik KOMPAS.com+2YouTube+2teknologi.bisnis.com+2The Guardian.

Selain itu, Filipina menyatakan siap memberikan bantuan kepada warganya yang mungkin terdampak konflik, meskipun sejauh ini belum ada laporan orang Filipina yang terkena dampak langsung GMA Network.

🌏 Perspektif Regional ASEAN

Filipina memposisikan dirinya sebagai mediator netral di tengah ketegangan ini. Pernyataan diplomatik mereka merefleksikan nilai dasar ASEAN tentang penyelesaian sengketa melalui dialog, tanpa kekerasan. Langkah ini mencerminkan kesungguhan Manila untuk menjaga stabilitas kawasan dan meredam potensi konflik yang lebih luas.

🔍 Dampak Geopolitik dan Analisis

• Risiko investasi & pariwisata: Konflik dapat mengganggu citra regional dan memperkecil minat investor asing.

• Preseden buruk konflik terus-menerus: Jika tidak segera diselesaikan, bentrokan ini bisa menjadi trigger untuk konflik lebih besar.

• Penguatan peran ASEAN: Posisi Filipina menegaskan peran penting ASEAN dalam menjaga perdamaian antar anggotanya.

💬 Kontroversi dan Polemik Media Sosial

Gambar kebakaran di SPBU Sisaket akibat serangan roket Kamboja viral di media sosial Thailand dan seluruh dunia ucanews.com. Klaim-klaim dari kedua pihak mengenai siapa yang memulai konflik ramai diperbincangkan, memperkeruh opini publik. Laos dan Vietnam juga dikabarkan memantau perkembangan karena potensi dampak silang regional.

🧠 Kesimpulan

Konflik Thailand–Kamboja yang terjadi pada 24 Juli 2025 telah menjadi salah satu insiden paling serius dalam dekade terakhir – menelan korban sipil dan menyorot rapuhnya stabilitas perbatasan berbenturan. Filipina mengambil peran diplomatik konstruktif, menuntut penyelesaian damai sesuai hukum internasional dan kebijakan ASEAN. Pernyataan ini penting untuk mendorong kedua negara kembali ke meja dialog dan mencegah eskalasi lebih jauh.