FIFA Didesak Cabut Status Amerika Serikat sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2026 Buntut Kematian Charlie Kirk

Bola.net – FIFA tengah berada di bawah sorotan tajam setelah muncul desakan agar mencabut hak Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia 2026.
Desakan ini bermunculan menyusul tragedi yang menewaskan aktivis konservatif, Charlie Kirk, akibat insiden penembakan di Utah.
Piala Dunia 2026 sendiri akan digelar di tiga negara, yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Namun, tragedi berdarah ini kembali memunculkan keraguan besar mengenai kemampuan AS dalam menjamin keamanan, baik untuk pemain maupun jutaan suporter yang akan hadir.
Kirk, yang baru berusia 31 tahun, ditembak saat menghadiri sebuah acara di Utah Valley University (UVU).
Ironisnya, peristiwa itu terjadi ketika ia sedang menjawab pertanyaan soal isu kekerasan senjata, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal setelah sempat mendapat perawatan di rumah sakit.
Kekerasan Senjata Jadi Sorotan
Kematian Kirk menambah panjang daftar kasus kekerasan senjata yang kerap menghantui kehidupan politik dan sosial di Amerika Serikat. Sebelumnya, mantan Presiden Donald Trump juga sempat menjadi target percobaan pembunuhan dalam dua insiden berbeda, salah satunya di lapangan golf pribadinya di West Palm Beach.
Data terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan hampir 47 ribu orang meninggal akibat luka terkait senjata api sepanjang 2023.
Situasi ini memicu perdebatan sengit tentang regulasi kepemilikan senjata di AS, sekaligus menimbulkan keraguan apakah negara tersebut bisa menjamin keamanan event olahraga terbesar dunia.
Di media sosial, sejumlah fans sepak bola pun menyerukan agar FIFA mencabut hak tuan rumah dari AS.
Meski tekanan publik semakin kuat, FIFA sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda untuk meninjau ulang status AS sebagai tuan rumah. Organisasi sepak bola dunia itu tetap menegaskan komitmen mereka menjaga standar keamanan tertinggi dalam setiap penyelenggaraan Piala Dunia.
“Keselamatan dan keamanan suporter serta pemain adalah bagian penting dari operasional Piala Dunia FIFA,” ujar seorang juru bicara FIFA.
“Kami terus bekerja sama dengan otoritas federal, negara bagian, suku, dan pemerintah kota, bersama komite kota penyelenggara, untuk menetapkan standar keamanan terbaik,” lanjutnya.
Kedekatan FIFA dan Donald Trump
Presiden FIFA, Gianni Infantino, yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Donald Trump, juga berusaha meredakan kekhawatiran publik. Ia menegaskan bahwa keamanan menjadi prioritas utama, meski sejumlah kota di AS pernah dilanda demonstrasi besar terkait isu sosial dan politik.
“Tidak, saya tidak punya kekhawatiran apa pun. Kami sangat memperhatikan semua aspek keamanan,” ucap Infantino.
“Yang paling penting bagi kami adalah menjamin keamanan semua suporter yang datang ke stadion. Ini prioritas kami, dan juga prioritas semua otoritas di sini. Kami ingin semua orang yang hadir bisa menikmati momen yang baik,” imbuhnya.
Pernahkah FIFA Cabut Status Tuan Rumah?
Sejauh sejarahnya, FIFA nyaris tak pernah mencabut hak tuan rumah Piala Dunia. Namun, terdapat beberapa preseden di turnamen besar lain.
Salah satunya pada 1986, ketika Kolombia terpaksa mundur dari status tuan rumah karena keterbatasan infrastruktur dan masalah finansial. FIFA kemudian menunjuk Meksiko sebagai pengganti.
Kasus terbaru terjadi pada 2023, ketika Indonesia dicabut statusnya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Keputusan itu lahir setelah PSSI membatalkan undian turnamen akibat polemik politik terkait penolakan terhadap timnas Israel.
Fakta ini menjadi pengingat bahwa meski jarang, FIFA tetap bisa mengambil langkah tegas jika menilai keamanan dan kelancaran turnamen berada dalam ancaman.
Carragher berpendapat jika badan sepak bola dunia FIFA terus menambah turnamen baru, performa para bintangnya akan mengalami penurunan signifikan. Menurutnya, setiap pemain dapat menampilkan kemampuan puncak mereka di lapangan, tidak dijadikan sebagai “robot” yang dieksploitasi tanpa henti.
Pandangan tersebut disampaikan Carragher saat sesi diskusi media bersama sejumlah tokoh sepak bola ternama. Dalam kesempatan itu, ia berbincang dengan Thierry Henry, Micah Richards, dan Kate Scott mengenai masa depan sepak bola dunia.
Carragher secara khusus mengganggu turnamen FIFA Club World Cup yang dinilainya sebagai beban tambahan tidak perlu. Ia menganggap penyelenggara tidak mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap kesejahteraan para atlet.
Piala Dunia Antarklub FIFA dan Rencana Ekspansi
Edisi perdana Piala Dunia Antarklub FIFA yang melibatkan 32 klub akan diselenggarakan pada musim panas mendatang di Amerika Serikat. Apalagi FIFA dikabarkan sedang mengeksplorasi opsi untuk memperluas cakupan kompetisi ini lebih jauh lagi.
Salah satu kemungkinan yang tengah dikaji adalah mengubah turnamen menjadi ajang yang digelar setiap dua tahun. Namun hingga saat ini, FIFA belum merilis pengumuman resmi terkait perubahan format tersebut.
Pihak penyelenggara menegaskan akan melakukan konsultasi mendalam dengan berbagai pemangku kepentingan sebelum memutuskan langkah selanjutnya. Proses ini dinilai penting untuk memastikan kelangsungan dan kualitas kompetisi.
FIFA sendiri mengklaim sukses besar untuk edisi perdana turnamen ini. Berdasarkan data Nielsen Sports, total penonton dari berbagai platform media mencapai angka fantastis 2,7 miliar orang di seluruh dunia.