Saat suhu terasa membakar dan keringat mengalir deras, segelas es teh atau air dingin sering jadi penyelamat utama. Rasanya menyegarkan, membuat tenggorokan plong, dan memberi sensasi sejuk seketika. Tapi tahukah kamu? Di balik kenikmatan itu, minum es saat cuaca panas ternyata punya sisi yang belum banyak diketahui orang.
Berikut fakta-fakta menarik yang bisa mengubah cara pandangmu soal “minum es di siang terik”.
🌡️ 1. Tubuh Bisa Kaget Saat Terlalu Panas
Ketika cuaca panas, suhu tubuh meningkat dan pembuluh darah melebar untuk membantu membuang panas. Namun, saat kamu langsung meneguk air es, tubuh bisa “kaget” karena suhu yang terlalu kontras.
Pembuluh darah tiba-tiba menyempit (vasokonstriksi) dan justru menghambat proses pendinginan alami tubuh. Akibatnya, kamu bisa merasa dingin di mulut tapi tetap gerah dari dalam.
🧠 2. Efek Dingin Hanya di Permukaan
Sensasi segar dari air es sebenarnya hanya terjadi di mulut dan tenggorokan, bukan di suhu tubuh bagian dalam. Jadi, meskipun rasanya menyejukkan, tubuhmu tidak otomatis jadi lebih dingin.
Fenomena ini disebut “efek dingin semu” — membuat otak berpikir tubuh sudah sejuk, padahal belum tentu.
🍽️ 3. Bisa Ganggu Pencernaan Kalau Diminum Setelah Makan
Banyak orang senang minum es teh setelah makan berat, tapi kebiasaan ini ternyata bisa memperlambat kerja pencernaan. Suhu dingin membuat enzim di lambung bekerja lebih lambat dan menyebabkan makanan, terutama lemak, sulit terurai.
Akibatnya, perut bisa terasa kembung atau begah.
🥶 4. Bisa Picu “Brain Freeze”
Kalau kamu pernah merasakan sakit kepala mendadak saat meneguk minuman es terlalu cepat, itulah yang disebut brain freeze. Kondisi ini terjadi karena pembuluh darah di langit-langit mulut menyempit lalu melebar cepat.
Meski tidak berbahaya, sensasinya bisa sangat tidak nyaman — terutama saat kamu sedang kehausan berat.
❤️ 5. Tidak Aman untuk Semua Orang
Untuk sebagian orang yang memiliki masalah jantung atau tekanan darah rendah, minum air es secara tiba-tiba bisa memicu refleks tubuh yang memperlambat detak jantung sesaat. Kondisi ini dikenal sebagai refleks vagal, di mana tubuh bereaksi terhadap perubahan suhu ekstrem yang masuk secara mendadak. Meskipun kasusnya tergolong jarang, reaksi tersebut dapat menimbulkan rasa pusing, lemas, atau bahkan sesak napas ringan — terutama ketika tubuh sedang kepanasan ekstrem setelah beraktivitas di bawah terik matahari. Karena itu, penting untuk membiarkan tubuh menyesuaikan diri terlebih dahulu sebelum meneguk air es agar sistem peredaran darah tetap stabil dan jantung tidak mengalami beban mendadak.
💧 6. Tapi Air Dingin Juga Punya Sisi Baik
Jangan salah, air dingin tetap memiliki banyak manfaat jika diminum dengan cara yang benar dan tidak berlebihan. Minum air dingin dalam jumlah wajar bisa membantu menurunkan suhu tubuh setelah berolahraga, meningkatkan hidrasi karena terasa lebih segar dan mudah diminum, serta bahkan membantu pembakaran kalori sedikit lebih banyak saat tubuh menyesuaikan suhu air yang masuk. Selain itu, air dingin juga dapat membantu meredakan sensasi panas berlebih pada tubuh dan menjaga stamina tetap stabil di tengah cuaca terik, asalkan dikonsumsi secara perlahan dan tidak langsung dalam jumlah besar.
🔍 Jadi, Mana yang Lebih Baik?
Minum es saat panas memang tidak dilarang, tetapi sebaiknya hindari yang terlalu dingin dan jangan langsung dikonsumsi setelah aktivitas berat atau makan besar. Air dengan suhu ruang atau sedikit dingin (sekitar 10–15°C) justru lebih ideal karena membantu tubuh menurunkan suhu secara alami tanpa membuat sistem pencernaan “panik”. Selain itu, suhu air yang tidak terlalu ekstrem juga membantu menjaga keseimbangan sirkulasi darah dan memberi efek segar yang lebih tahan lama bagi tubuh.
✨ Kesimpulan
Sensasi segar dari es memang sulit ditolak, apalagi di tengah hari yang terik. Tapi agar tubuh benar-benar merasa nyaman dan sehat, sebaiknya nikmati air dingin dengan perlahan dan tidak berlebihan. Kadang, cara terbaik untuk menyejukkan tubuh bukanlah dengan meneguk es, tapi dengan memberi waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan suhu secara alami.
Penulis : Sandra