KTP Warga Israel di Cianjur yang sempat viral di internet sebelum dikonfirmasi palsu oleh pemerintah.
Media sosial digegerkan oleh beredarnya foto KTP Warga Israel di Cianjur atas nama Aron Geller, lengkap dengan NIK dan alamat di Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur. Foto itu menyebar cepat di X, TikTok, hingga grup WhatsApp.
Banyak warganet penasaran, benarkah ada Warga Negara Israel yang memiliki KTP Indonesia? Namun setelah ditelusuri, ternyata ini hanyalah KTP palsu yang sengaja dibuat untuk menimbulkan kehebohan.
Dalam beberapa jam saja, kata kunci “KTP Warga Israel di Cianjur” langsung jadi trending di Google dan Twitter.
Tim dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Cianjur langsung menindaklanjuti laporan tersebut. Setelah melakukan pengecekan mendalam, mereka memastikan nama Aron Geller tidak terdaftar dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) nasional.
Artinya, data itu tidak pernah diterbitkan secara resmi oleh pemerintah Indonesia. Bahkan, alamat yang tercantum di KTP juga tidak ditemukan adanya warga asing yang tinggal di lokasi tersebut.
Pemerintah menegaskan bahwa KTP Warga Israel di Cianjur itu tidak sah dan palsu.
Dalam pernyataannya, Kemendagri melalui Ditjen Dukcapil menjelaskan bahwa sistem KTP elektronik memiliki pengamanan berlapis, sehingga tidak mungkin orang asing mendapatkan KTP tanpa data biometrik resmi.
Pemkab Cianjur juga telah mengonfirmasi ke lapangan, dan warga sekitar tidak mengenal nama Aron Geller seperti yang tercantum dalam KTP tersebut.
Kepala Dinas Dukcapil menegaskan bahwa berita soal KTP Warga Israel di Cianjur merupakan hoaks yang sengaja dibuat untuk menciptakan keresahan publik.
Di era digital, informasi palsu bisa menyebar hanya dalam hitungan menit. Banyak masyarakat yang langsung percaya tanpa melakukan verifikasi.
Kasus KTP Warga Israel di Cianjur jadi contoh nyata bagaimana foto editan atau manipulasi digital bisa menimbulkan kehebohan nasional.
Pakar literasi digital menyarankan masyarakat untuk selalu memeriksa sumber berita dan tidak mudah membagikan informasi viral sebelum memastikan kebenarannya.
Usai kejadian ini, Pemkab Cianjur dan Kemendagri sepakat untuk memperketat sistem administrasi kependudukan agar kasus serupa tidak terulang.
Beberapa langkah di antaranya:
Peningkatan keamanan data dan sistem KTP elektronik.
Pelatihan petugas Dukcapil untuk mendeteksi dokumen palsu.
Kampanye literasi digital kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap hoaks.
Pemerintah juga mengimbau warga untuk melaporkan setiap dugaan dokumen palsu ke instansi resmi.
Kasus KTP Warga Israel di Cianjur membuktikan bahwa hoaks bisa muncul dari mana saja. Untungnya, pihak pemerintah cepat bertindak dan memastikan kebenarannya.
Jadi, sebelum membagikan sesuatu yang viral, pastikan informasi tersebut datang dari sumber resmi dan terpercaya. Dengan begitu, kita semua bisa ikut menjaga ruang digital tetap sehat dan bebas dari berita palsu.
Tdak seimua orang dapat menikmati udara, cuaca, atau suhu dingin. Selain menggigil karena kedinginan, beberapa…
Tiket dinamis Piala Dunia 2026 mirip dengan mekanisme tiket pesawat atau hotel Tahap distribusi tiket…
Buah belimbing, atau dikenal juga dengan nama star fruit karena bentuknya menyerupai bintang ketika dipotong…
Polri Tetapkan 1 Tersangka Baru : Kasus Tambang Ilegal Batu Bara Rp 5,7 T di…
Kami berkomitmen menghadirkan hunian dan proyek properti di lokasi strategis dengan standar kualitas tinggi, dirancang…