Drainase Buruk, Jalan KL Yos Sudarso dan Marelan Raya Kembali Terendam Banjir
Drainase Buruk, Jalan KL Yos Sudarso dan Marelan Raya Kembali Terendam Banjir
Jalan Utama yang Kembali Terendam
Fenomena banjir di Jalan KL Yos Sudarso dan Marelan Raya bukanlah hal baru bagi masyarakat Kota Medan. Setiap kali hujan deras mengguyur, kawasan tersebut hampir selalu berubah menjadi lautan air. Kondisi ini menimbulkan keluhan dari pengendara, pejalan kaki, hingga para pemilik usaha di sepanjang jalan. Banyak warga menilai bahwa penyebab utama masalah ini adalah buruknya sistem drainase yang tidak mampu menampung debit air hujan yang tinggi. Akibatnya, aktivitas masyarakat lumpuh dan arus lalu lintas macet parah. Pemerintah daerah sebenarnya telah berulang kali berjanji untuk memperbaiki saluran air, namun hingga kini solusi permanen belum juga terwujud. Dengan kondisi seperti ini, wajar apabila warga merasa kecewa dan menuntut adanya tindakan nyata, bukan sekadar janji belaka.
Penyebab Utama Banjir di Jalan KL Yos Sudarso
Banjir yang melanda Jalan KL Yos Sudarso dan Marelan Raya tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi, melainkan juga oleh faktor lain yang cukup kompleks. Salah satu penyebab paling menonjol adalah buruknya kondisi drainase yang sudah tidak mampu menampung aliran air hujan. Saluran air yang dangkal serta banyaknya tumpukan sampah membuat aliran tersumbat. Selain itu, pembangunan yang masif tanpa memperhatikan sistem resapan air semakin memperparah situasi. Minimnya ruang terbuka hijau juga berkontribusi karena air hujan tidak dapat meresap ke tanah. Kondisi ini seolah menjadi lingkaran masalah yang tidak pernah terselesaikan. Meskipun pemerintah telah melakukan normalisasi saluran beberapa kali, hasilnya tetap tidak maksimal. Inilah yang membuat warga merasa masalah banjir sudah menjadi bagian dari keseharian mereka.
Dampak Ekonomi yang Ditimbulkan
Banjir di jalan utama tidak hanya menghambat lalu lintas, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Para pedagang di sekitar Jalan KL Yos Sudarso mengaku mengalami penurunan omzet karena akses menuju toko mereka terhalang genangan air. Selain itu, kendaraan bermotor yang terendam air kerap mengalami kerusakan dan membutuhkan biaya perbaikan yang tidak sedikit. Para sopir angkutan umum juga merasakan dampak karena terpaksa mengurangi trayek akibat kemacetan panjang. Lebih jauh lagi, perusahaan logistik dan distribusi barang turut terkena imbas karena jalur distribusi menjadi terhambat. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mengurangi minat investor yang ingin menanamkan modal di wilayah tersebut. Oleh sebab itu, masalah drainase buruk bukan hanya isu teknis, melainkan juga menyangkut kestabilan ekonomi daerah.
Kutipan Warga
“Setiap kali hujan deras turun, kami sudah pasrah. Jalanan pasti banjir, kendaraan mogok, dan usaha kami merugi. Pemerintah harus serius mencari solusi, jangan hanya menunggu laporan baru bergerak,” ujar salah seorang warga Marelan yang sudah puluhan tahun tinggal di sekitar lokasi.
Dampak Sosial dan Kesehatan
Selain menimbulkan kerugian ekonomi, banjir yang terjadi secara rutin juga memberikan dampak sosial dan kesehatan bagi masyarakat. Genangan air yang tidak segera surut menjadi tempat berkembang biak nyamuk penyebab demam berdarah. Anak-anak seringkali terpaksa melewati genangan air untuk berangkat ke sekolah, sehingga berisiko terkena penyakit kulit dan infeksi. Tidak hanya itu, banjir juga menyebabkan stres bagi warga yang harus berjuang setiap kali hujan deras datang. Rasa cemas muncul karena kemungkinan air masuk ke rumah atau merusak barang-barang berharga. Dampak sosial lainnya adalah terganggunya hubungan antarwarga akibat perbedaan kepentingan dalam penanganan banjir. Misalnya, ada warga yang membuka saluran air menuju rumah tetangganya agar genangan di depan rumahnya cepat surut. Hal ini tentu memicu konflik kecil yang lama-lama dapat mengganggu kerukunan sosial.
Peran Pemerintah Daerah
Pemerintah Kota Medan sebenarnya telah melakukan beberapa upaya dalam mengatasi masalah banjir di Jalan KL Yos Sudarso dan Marelan Raya. Beberapa kali pengerukan drainase dilakukan untuk memperlancar aliran air. Namun, hasil yang dicapai masih jauh dari harapan. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan anggaran serta kurangnya pengawasan terhadap pembangunan di sekitar kawasan tersebut. Banyak proyek perumahan dan ruko baru yang berdiri tanpa memperhatikan tata ruang dan saluran air. Kondisi ini diperparah oleh lemahnya penegakan hukum terhadap para pelanggar aturan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan komitmen kuat dari pemerintah daerah untuk tidak hanya melakukan tindakan jangka pendek, tetapi juga merancang solusi jangka panjang yang menyeluruh.