Banjir Surut SMAN 21 Setelah air surut akibat banjir yang melanda Bekasi, aktivitas pembersihan dimulai di SMAN 21. Warga, guru, dan siswa bergotong-royong membersihkan lumpur dan puing demi memulihkan proses belajar
Setelah genangan air mulai surut sejak pagi hari, warga sekitar langsung bergerak cepat untuk membantu membersihkan area SMAN 21 Bekasi yang sebelumnya terendam banjir..
itu, pihak sekolah bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan BPBD dalam menyusun rencana mitigasi banjir jangka panjang.
Salah satunya adalah usulan pembuatan tanggul penahan air dan peninggian permukaan halaman sekolah agar tidak lagi mudah tergenang.
Di samping itu, komunitas alumni SMAN 21 juga ikut menyumbang dana serta peralatan kebersihan untuk mempercepat proses pemulihan sekolah.
Mereka datang langsung ke lokasi dan turut membersihkan area kelas dan aula utama yang terdampak cukup berat.
Sementara itu, pihak kelurahan pun menurunkan alat berat untuk mengangkut puing dan sampah yang menumpuk di halaman belakang sekolah.
Tidak hanya itu, anak-anak muda dari karang taruna setempat ikut serta dalam pengangkutan barang-barang berat ke lokasi penampungan sementara.
Dalam konteks ini, kolaborasi lintas elemen masyarakat menjadi kunci utama dalam mempercepat pemulihan SMAN 21 Bekasi.
Tak hanya kerja fisik, dukungan emosional dan motivasi dari para guru kepada siswa juga menjadi bagian penting dalam proses ini.
Misalnya, beberapa guru mengadakan sesi motivasi dan diskusi ringan untuk menjaga semangat belajar para siswa di tengah musibah ini.
Di sisi lain, para orang tua juga menunjukkan dukungan penuh dengan turut menyumbangkan makanan dan minuman bagi relawan.
Bahkan beberapa di antaranya membantu dengan menyediakan tenda darurat sebagai tempat istirahat selama proses pembersihan berlangsung.
Karena itu, suasana haru dan kebersamaan pun tampak jelas di lingkungan sekolah selama beberapa hari terakhir.
Di tengah semua keterbatasan, semangat untuk bangkit tetap membara di kalangan seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar.
Kendati demikian, pihak sekolah tetap menekankan pentingnya menjaga keselamatan selama melakukan aktivitas di area yang masih licin dan berlumpur.
Mereka juga memasang papan peringatan serta mengatur sistem giliran agar proses pembersihan berjalan aman dan tertib.
Untuk mendukung proses ini, Dinas Kebersihan juga mengirimkan truk pengangkut sampah ke lokasi dua kali sehari.
Bersamaan dengan itu, pemerintah kota mulai mendistribusikan bantuan perlengkapan belajar seperti buku tulis dan alat tulis ke sekolah.
Meskipun jumlahnya belum mencukupi, bantuan tersebut cukup membantu siswa untuk tetap semangat mempersiapkan diri kembali belajar.
