Naga adalah makhluk legendaris yang mengisi imajinasi manusia di hampir seluruh belahan dunia. Penampilannya bervariasi: di Barat digambarkan berwujud reptil bersayap dan menyemburkan api, sementara di Asia digambarkan seperti ular besar berekor panjang, tanpa sayap, dan melambangkan keseimbangan alam. Meskipun realitas fisiknya tidak pernah terbukti secara ilmiah, simbolisme dan kisahnya berkembang luas—seperti penggabungan kekuatan reptil, mamalia, dan burung sekaligus
Kata naga dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Perancis Kuno dragon, kemudian dari Latin draco, dan Yunani drákōn—yang dalam pengertiannya berarti ular besar atau makhluk menakutkan dengan pandangan mengerikan. Asalnya kemungkinan dari akar Indo-Eropa derḱ-, yang berarti “melihat”—menyiratkan makhluk dengan pandangan tajam atau ‘mata yang selalu terbuka’
Makhluk bersisik dan menjijikkan seperti naga sudah muncul sejak peradaban kuno. Dalam mitologi Mesopotamia, terdapat Tiamat, naga laut primordial yang melambangkan kekacauan kosmik—dihancurkan oleh dewa Marduk untuk menciptakan langit dan bumi . Dalam mitos India, naga seperti Vrtra menghalangi turunnya hujan dan hanya dikalahkan oleh dewa Indra untuk menyelamatkan umat manusia Kepercayaan terhadap naga juga muncul di Mesir kuno melalui Apep atau Apophis, binatang ular raksasa pembawa kegelapan yang menantang dewa matahari Ra setiap malam
Di China, penggambaran naga sudah ditemukan sejak periode Neolitikum lewat artefak seperti motif naga di keramik dan patung giok dari budaya-prasejarah seperti Hongshan (~4700–2920 BCE) Naga Cina selanjutnya berkembang menjadi simbol kekaisaran, kekuasaan langit, dan pengendali cuaca dan air, serta banyak dijadikan token keberuntungan dan pengetahuan spiritual
Eropa Kuno: Dalam epik seperti Beowulf, naga muncul sebagai makhluk destruktif yang harus ditaklukkan oleh sang pahlawan Figur Hydra dalam mitologi Yunani memperlihatkan bentuk naga berkepala banyak yang melambangkan ujian yang tak bisa ditaklukkan secara mudah Mesoamerika: Dalam mitologi Aztek dan Maya, Quetzalcoatl digambarkan sebagai ular berbulu—cukup berbeda secara moral dari naga Barat—melambangkan ciptaan, angin, hujan, dan kebijaksanaan Jepang: Legenda seperti Yamata-no-Orochi, naga berkepala delapan yang ditaklukkan oleh dewa Susanoo, mencerminkan simbolisme air serta perjuangan pahlawan melawan kekuatan destruktif Korea: Naga disebut imugi, proto-naga yang bisa berubah menjadi naga sejati jika berhasil menangkap Yeouiju—bola permata surgawi—atau menjalani seribu tahun
Menurut antropolog David E. Jones, mitos naga muncul dari ketakutan alami manusia terhadap ular—yang secara evolusi terbentuk sebagai respons terhadap bahaya. Naga kemudian dibayangkan sebagai ular besar yang “lebih menakutkan” untuk memberi pelajaran moral dan memperingatkan generasi muda akan bahaya alam Mitologi naga juga terkait dengan fenomena alam seperti letusan gunung berapi atau gempa—kisah naga menunggu dan menimbulkan malapetaka menjadi simbol kekuatan alam yang tak terkendali.
David Fee—pakar mitologi Inggris—menekankan bahwa cerita naga berkembang karena proses pertukaran budaya melalui perdagangan dan penaklukan. Naga dapat menjadi simbol pelindung atau musuh, tergantung konteks agama dan budaya. Dalam literatur Kristen, naga direduksi menjadi lambang dosa atau kekuatan jahat yang harus ditumpas oleh kekuatan ilahi Di India dan Tibet, naga (naga/naga) dan naga penjaga air juga digabung dalam sistem ajaran Buddhis sebagai pelindung ajaran dan simbol spiritual
Ahli sejarah dan naturalis seperti Conrad Gessner (abad 16) pernah menyisipkan deskripsi naga dalam ensiklopedi fauna, mencampur mitos dan pengamatan nyata . Namun abad ke-18 menandai awal skepticism ilmiah, saat naga akhirnya dikategorikan sebagai makhluk khayalan yang muncul dari kesalahpahaman fosil dan narasi yang berlebihan .
Meskipun naga tidak pernah benar-benar ada dalam bentuk biologis, mitos mereka tercipta dari kombinasi fosil purba, pengalaman manusia dengan hewan berbahaya, dan kebutuhan budaya untuk menjelaskan kekuatan alam serta menyampaikan nilai moral. Naga menjadi figura universal yang muncul di beragam budaya—dari Tiamat dan Apep, Quetzalcoatl dan Yamata-no-Orochi, hingga naga simbol kekaisaran Tiongkok—menjadi cerminan kolaborasi antara sejarah, psikologi, dan spiritualitas manusia.
Legenda naga menginspirasi seni, literatur, dan ritual kebudayaan. Mereka tetap hidup—meski hanya dalam ingatan kolektif umat manusia—memberi warna pada warisan budaya dan pemahaman tentang hubungan kita dengan alam, mitos, dan identitas.
BY : PELOR
Tdak seimua orang dapat menikmati udara, cuaca, atau suhu dingin. Selain menggigil karena kedinginan, beberapa…
Tiket dinamis Piala Dunia 2026 mirip dengan mekanisme tiket pesawat atau hotel Tahap distribusi tiket…
Buah belimbing, atau dikenal juga dengan nama star fruit karena bentuknya menyerupai bintang ketika dipotong…
Polri Tetapkan 1 Tersangka Baru : Kasus Tambang Ilegal Batu Bara Rp 5,7 T di…
Kami berkomitmen menghadirkan hunian dan proyek properti di lokasi strategis dengan standar kualitas tinggi, dirancang…