London, Agustus 2025 – Setelah musim lalu yang penuh dinamika dan nyaris membawa trofi Liga Premier ke Emirates Stadium, manajer Arsenal Mikel Arteta menyampaikan keyakinannya bahwa skuad asuhannya tidak akan kehabisan tenaga alias “bensin” di musim 2025/2026 ini. Dalam wawancara terbarunya bersama media lokal, Arteta menegaskan bahwa belajar dari pengalaman adalah kunci untuk menjaga konsistensi tim sepanjang musim kompetisi yang panjang dan melelahkan.
Arteta, yang kini memasuki musim keenamnya sebagai pelatih kepala Arsenal, menyadari betul tekanan dan ekspektasi yang semakin besar dari para pendukung The Gunners. Setelah musim 2024/2025 yang mengecewakan di pekan-pekan terakhir, banyak pengamat menyebut Arsenal “kehabisan bensin” dan gagal menjaga ritme permainan. Namun, pelatih asal Spanyol itu menegaskan bahwa musim ini akan berbeda.
Musim lalu, Arsenal sempat memimpin klasemen hingga pekan ke-31, namun kehilangan poin secara beruntun di laga-laga penting membuat mereka tergelincir ke posisi tiga pada akhir musim. Kelelahan fisik dan mental disebut-sebut sebagai penyebab utama penurunan performa tim.
“Kami menganalisis secara mendalam mengapa kami tidak mampu mempertahankan performa di fase krusial. Faktor fisik, beban jadwal, dan kedalaman skuad menjadi pelajaran penting bagi kami,” ujar Arteta dalam konferensi pers jelang laga perdana musim ini.
Arteta menambahkan bahwa tim pelatih dan departemen medis telah bekerja keras selama pramusim untuk memastikan para pemain berada dalam kondisi fisik terbaik, dan juga memiliki rotasi yang cukup untuk menghadapi jadwal padat di Liga Inggris, Liga Champions, dan Piala FA.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan Arsenal untuk menghindari kehabisan energi adalah memperkuat kedalaman skuad. Di bursa transfer musim panas 2025, klub asal London Utara ini telah mendatangkan beberapa pemain kunci yang diharapkan bisa menambah daya tahan dan fleksibilitas tim.
Nama-nama seperti:
Martin Zubimendi dari Real Sociedad untuk memperkuat lini tengah,
Amadou Onana sebagai gelandang bertahan alternatif,
dan kembalinya Folarin Balogun dari masa pinjaman menjadi bagian dari strategi rotasi yang lebih matang.
Arteta menyatakan bahwa sekarang Arsenal punya lebih banyak opsi untuk merotasi pemain tanpa kehilangan kualitas di lapangan.
“Salah satu kekurangan kami musim lalu adalah terlalu mengandalkan 13–14 pemain utama. Musim ini kami memiliki 18–20 pemain yang siap tampil di level tertinggi kapan pun dibutuhkan,” tegasnya.
Tak hanya soal fisik, Arteta juga menyoroti pentingnya keseimbangan mental. Di musim lalu, tekanan ketika memimpin klasemen dan ekspektasi tinggi menjadi beban psikologis bagi sebagian pemain muda seperti Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli. Oleh karena itu, tim kini melibatkan psikolog olahraga secara rutin untuk menjaga keseimbangan emosional skuad.
“Penting bagi kami untuk tidak hanya menguatkan tubuh, tapi juga pikiran. Kami ingin pemain bisa menikmati permainan tanpa terbebani,” katanya.
Selain itu, dengan pengalaman lebih banyak di kompetisi Eropa dan domestik, para pemain muda Arsenal dinilai sudah semakin matang dalam menyikapi tekanan.
Musim ini, Arsenal dinilai memiliki komposisi skuad yang ideal, menggabungkan pemain muda berbakat dengan sosok senior berpengalaman. Pemain seperti:
Declan Rice dan Martin Ødegaard sebagai pemimpin di lini tengah,
Gabriel Jesus di lini depan,
serta pemain muda seperti Saka, Saliba, dan Trossard yang makin berkembang pesat.
Keseimbangan antara energi muda dan kedewasaan permainan ini menjadi modal penting bagi Arsenal untuk menjaga konsistensi sepanjang musim.
Arteta menambahkan, “Tim ini masih sangat muda, tapi sekarang mereka bukan anak-anak lagi. Mereka sudah melewati masa-masa sulit dan tahu cara bangkit. Musim ini, kami akan lebih siap secara mental.”
Meski optimis, Arteta tetap realistis melihat tantangan besar di musim ini. Dengan Arsenal kembali tampil di Liga Champions dan menghadapi jadwal yang lebih padat, manajemen rotasi pemain akan menjadi kunci.
Arsenal juga harus bersaing ketat dengan klub-klub papan atas lainnya seperti Manchester City, Liverpool, dan Chelsea yang juga memperkuat skuad mereka. Namun, Arteta menilai bahwa tantangan itu justru menjadi motivasi bagi timnya.
“Kami tidak takut menghadapi lawan manapun. Justru tekanan itu membuat kami lebih fokus dan berambisi untuk membuktikan bahwa kami bisa bersaing di level tertinggi,” ujar pelatih berusia 43 tahun itu.
Arteta tidak menutupi ambisinya untuk membawa Arsenal kembali menjadi juara Liga Premier Inggris, sesuatu yang telah lama dinanti oleh para fans sejak era Arsène Wenger. Namun ia juga menegaskan bahwa proses adalah bagian penting dari perjalanan.
“Kami punya target besar, tentu saja. Tapi kami juga ingin menikmati proses. Setiap pertandingan adalah kesempatan untuk berkembang. Kami ingin jadi tim yang tangguh secara kolektif, bukan hanya mengejar hasil jangka pendek,” katanya.
BY : PELOR
https://yokmaju.com/
Pendahuluan Ganja adalah tanaman yang sering menjadi perdebatan global karena manfaat dan risikonya. Meskipun banyak…
Temukan 10 makanan yang terbukti bisa menghambat pertumbuhan sel kanker. Dari brokoli hingga jamur, ketahui…
Mata Sehat adalah jendela dunia. Dengan mata yang sehat, kita bisa menikmati keindahan alam, membaca,…
Jakarta, 2 Oktober 2025 — Keputusan Marselino Ferdinan bergabung dengan klub Slovakia, AS Trenčín, lewat…