Categories: Trending

Heboh! 12 Fakta Air Aqua Ternyata Cuma dari Sumur Bor? Peneliti BRIN Buka-bukaan, Fakta Sebenarnya Bikin Melongo!

1. Ramai di Media Sosial: Aqua Dituding Hanya Air Sumur Biasa

Beberapa hari terakhir, media sosial ramai memperbincangkan sebuah klaim mengejutkan: air minum dalam kemasan (AMDK) merek Aqua disebut-sebut hanya berasal dari sumur bor biasa. Berita ini viral setelah sejumlah unggahan di platform seperti TikTok dan X (Twitter) menunjukkan video orang menggali sumur, lalu membandingkan air hasil bor dengan air kemasan Aqua.
“Lihat, sama aja, jernih juga!” ujar salah satu warganet dalam video tersebut.
Komentar pun membanjiri unggahan itu, sebagian menyindir harga air kemasan yang dianggap “terlalu mahal untuk sekadar air tanah”, sementara sebagian lain membela dengan menyebut proses filtrasi dan standarisasi Aqua tidak bisa disamakan dengan air sumur biasa.

Namun, benarkah Aqua cuma mengambil air dari sumur bor seperti yang dikatakan warganet? Untuk menjawabnya, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akhirnya angkat bicara dan mengungkap fakta ilmiahnya.


2. Peneliti BRIN: “Air Aqua Tidak Sama dengan Air Sumur Biasa!”

Peneliti senior BRIN bidang geologi air, Dr. Widya Hartono, menjelaskan bahwa klaim tersebut menyesatkan dan tidak berdasar secara ilmiah.
Menurutnya, sumur bor memang digunakan dalam proses pengambilan air oleh perusahaan AMDK seperti Aqua, tetapi bukan sembarang sumur.

“Istilah ‘sumur bor’ di industri air minum bukan berarti sembarang sumur di pekarangan rumah. Itu adalah sumur artesis dalam — kedalamannya bisa mencapai ratusan meter — yang mengambil air dari lapisan akuifer terlindungi dan sudah melalui proses alami selama puluhan hingga ratusan tahun,” ujar Widya dalam wawancara dengan media, Sabtu (26/10/2025).

Air dari akuifer ini biasanya terlindungi oleh lapisan batuan kedap air, sehingga jauh dari kontaminasi permukaan seperti limbah atau bakteri.
Setiap lokasi sumber air juga diuji kualitas, mineral, dan stabilitas debitnya sebelum ditetapkan sebagai sumber produksi.


3. Proses Panjang Sebelum Aqua Sampai ke Tangan Konsumen

Meskipun sumbernya dari alam, Aqua tidak serta-merta langsung dikemas begitu saja.
Widya menjelaskan bahwa air yang diambil melalui sumur artesis melewati serangkaian proses filtrasi dan sterilisasi ketat, yang mengikuti standar BPOM dan SNI (Standar Nasional Indonesia).

Tahapannya antara lain:

  1. Penyaringan awal untuk memisahkan partikel besar atau endapan.

  2. Filtrasi berlapis, termasuk penggunaan karbon aktif untuk menghilangkan bau dan rasa tidak diinginkan.

  3. Sterilisasi dengan sinar UV untuk memastikan tidak ada mikroorganisme patogen.

  4. Pengujian kualitas di laboratorium internal dan eksternal setiap batch produksi.

“Air yang masuk ke botol Aqua bukan sekadar jernih, tapi harus memenuhi standar mikrobiologi, fisika, dan kimia yang sangat ketat. Inilah yang membedakan antara air tanah biasa dan air minum dalam kemasan,” jelas Widya.


4. Aqua Bukan Sekadar Air — Tapi Produk Ilmiah

Banyak masyarakat beranggapan bahwa semua air jernih bisa diminum. Namun, dari sudut pandang ilmiah, kejernihan bukan berarti kemurnian.
Beberapa air sumur tampak jernih tetapi bisa mengandung logam berat, bakteri E. coli, atau senyawa kimia yang tidak terdeteksi oleh mata.

Aqua dan merek AMDK lain justru menjamin keamanan dan kestabilan kualitas airnya melalui sistem pemantauan berkelanjutan.
Setiap pabrik Aqua bahkan memiliki laboratorium mikrobiologi dan kimia sendiri yang diaudit secara berkala oleh lembaga internasional.

Widya menegaskan, “Air alami yang keluar dari sumur artesis Aqua sudah memiliki komposisi mineral tertentu yang terjaga secara alami. Tapi tetap saja, perusahaan wajib memastikan kualitasnya seragam di seluruh Indonesia.”


5. Asal-usul Air Aqua: Bukan di Sembarang Tempat

Aqua memiliki lebih dari 20 sumber air alami di berbagai daerah Indonesia, mulai dari Kaki Gunung Salak, Pandaan, Klaten, Mataram, hingga Lampung.
Setiap sumber air tersebut dipilih dengan survei geologi dan hidrologi mendalam, bukan asal menggali sumur.

Sebelum sebuah lokasi dijadikan sumber air, dilakukan tahapan riset:

  • Analisis geologi untuk memetakan lapisan akuifer dan aliran air tanah.

  • Uji kualitas air alami, mencakup kadar pH, kalsium, magnesium, dan total dissolved solids (TDS).

  • Studi keberlanjutan (sustainability study) agar pengambilan air tidak merusak keseimbangan ekosistem sekitar.

Menariknya, Aqua juga bekerja sama dengan para ahli lingkungan untuk menjaga kelestarian daerah tangkapan air.
“Setiap liter air yang diambil harus diimbangi dengan konservasi agar debit alami tetap stabil,” kata Widya.


6. Netizen Terbelah: Antara Logika dan Emosi

Viralnya isu ini juga mencerminkan dinamika masyarakat di era digital.
Beberapa pengguna media sosial menyebarkan klaim tanpa riset, sementara sebagian lain mencoba menelusuri fakta ilmiah.

Di platform X, misalnya, tagar #AirAquaSumurBor sempat menduduki trending.
Beberapa komentar lucu seperti, “Berarti saya juga bisa buka pabrik air mineral, tinggal gali sumur belakang rumah,” menambah ramai suasana.
Namun di sisi lain, muncul pula thread panjang dari kalangan akademisi yang meluruskan informasi dengan data ilmiah.

Seorang pengguna menulis:

“Sumur bor rumah kita kedalamannya 10–30 meter, sementara sumur artesis Aqua bisa 100–200 meter lebih. Lapisan airnya beda total. Jangan samakan apel sama semangka.”


7. Fakta Sains: Air Tanah, Sumur, dan Akuifer

Untuk memahami lebih jauh, perlu diketahui bahwa air tanah terdiri dari berbagai lapisan.
Lapisan paling atas disebut air tanah dangkal — ini yang biasanya diambil dengan sumur rumah tangga.
Sementara air tanah dalam atau artesis berasal dari akuifer yang terperangkap di antara lapisan batuan padat.

Perbedaan mendasar antara keduanya:

Aspek Sumur Biasa Sumur Artesis (Sumber Aqua)
Kedalaman 10–30 meter 100–250 meter
Risiko kontaminasi Tinggi (limbah, bakteri) Sangat rendah
Kualitas mineral Tidak stabil Stabil, alami
Proses alami penyaringan Minim Puluhan tahun lewat batuan berlapis
Kelayakan langsung diminum Tidak aman tanpa filtrasi Bisa, tapi tetap diuji dan disterilisasi

Dengan perbedaan tersebut, wajar jika harga air kemasan lebih tinggi karena proses dan jaminan mutunya jauh di atas air tanah biasa.


8. Tanggung Jawab Lingkungan: Aqua Tak Sekadar Jualan

Selain soal kualitas air, Aqua dikenal dengan berbagai inisiatif keberlanjutan lingkungan.
Sejak awal berdiri pada 1973, perusahaan ini mengusung filosofi “kebaikan yang mengalir”, yakni menyediakan air sehat sambil menjaga sumber daya alam.

Beberapa program yang telah dilakukan:

  • Reboisasi daerah resapan air di kaki gunung sumber air.

  • Program edukasi warga sekitar tentang pentingnya konservasi air.

  • Inisiatif pengumpulan dan daur ulang botol plastik melalui gerakan #BijakBerplastik.

  • Kemitraan dengan masyarakat lokal untuk menjaga hutan dan daerah tangkapan air.

Bahkan, setiap sumber air Aqua dilengkapi zona perlindungan seluas puluhan hektar, yang tidak boleh digunakan untuk pembangunan atau industri lain.


9. Ahli Gizi Bicara: Kandungan Mineral Aqua Bermanfaat

Selain aman diminum, kandungan mineral alami Aqua ternyata juga memiliki manfaat kesehatan.
Ahli gizi dari Universitas Indonesia, Dr. Fadli Rahman, menyebutkan bahwa komposisi kalsium, magnesium, dan bikarbonat di dalam Aqua membantu menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.

“Air mineral alami berbeda dari air hasil osmosis balik (RO) yang terlalu murni hingga kehilangan mineral. Tubuh manusia tetap memerlukan sedikit kandungan mineral seperti magnesium untuk metabolisme,” ujarnya.

Inilah alasan mengapa Aqua menegaskan produknya adalah air mineral alami, bukan sekadar air murni hasil penyulingan.


10. Kesimpulan: Fakta yang Perlu Dipahami

Jadi, apakah benar Aqua hanya berasal dari sumur bor biasa?
Jawabannya: tidak sesederhana itu.

Memang benar bahwa Aqua menggunakan sistem sumur bor — tapi itu sumur artesis dalam, bukan sumur biasa di rumah.
Air yang diambil berasal dari lapisan akuifer terlindungi yang telah mengalami proses alami selama puluhan tahun, kemudian diuji dan diolah dengan standar internasional.

Fakta ilmiah ini didukung oleh BRIN dan berbagai lembaga riset independen.
Klaim “air Aqua sama saja dengan air tanah” adalah penyederhanaan berlebihan yang menyesatkan publik.


11. Fenomena Sosial: Mengapa Misinformasi Mudah Viral

Kasus ini juga menjadi cerminan bagaimana era digital memudahkan penyebaran setengah kebenaran.
Konten sederhana seperti video perbandingan air bisa viral karena memicu emosi, bukan karena keakuratan data.
Fenomena ini disebut “infodemi” — banjir informasi yang tidak selalu benar.

Menurut sosiolog media, Dr. Adinda Prameswari, masyarakat cenderung lebih percaya pada narasi yang terdengar “masuk akal secara emosional” daripada yang berbasis data ilmiah.

“Begitu seseorang berkata ‘Aqua cuma dari sumur’, otak kita langsung merasa itu logis, karena kita juga punya sumur. Padahal konteksnya berbeda jauh,” jelasnya.


12. Catatan Akhir: Air, Ilmu, dan Kesadaran Konsumen

Air adalah sumber kehidupan, dan pemahaman tentang asal-usul serta kualitasnya sangat penting.
Sebagai konsumen, kita berhak tahu dari mana air yang kita minum berasal, tetapi juga wajib berhati-hati terhadap informasi yang tidak diverifikasi.

Kasus viral ini mengajarkan bahwa kritis boleh, asal disertai literasi ilmiah.
Bukan sekadar ikut-ikutan tren, melainkan memahami bagaimana sains bekerja di balik produk yang kita konsumsi setiap hari.

Jadi, ketika seseorang berkata “Aqua itu cuma air sumur biasa”, kini Anda tahu jawabannya:
Bukan cuma air sumur — tapi hasil riset, teknologi, dan pengawasan mutu yang ketat selama puluhan tahun.


Penutup: Dari Sumur ke Sains

Air memang tampak sederhana, tapi di balik sebotol Aqua tersimpan perjalanan panjang dari kedalaman bumi hingga laboratorium modern.
Mulai dari tetes air yang menembus lapisan batuan selama puluhan tahun, hingga akhirnya disterilisasi dan dikemas, semuanya mengikuti standar ilmiah.

Aqua bukan sekadar air — ia adalah representasi keseimbangan antara alam, teknologi, dan tanggung jawab manusia.
Dan mungkin, setelah tahu faktanya, Anda tak akan lagi melihat sebotol Aqua dengan cara yang sama.

by : st

Update24

Recent Posts

Mengenal Jenis-Jenis Fobia: Ketakutan yang Menguasai Pikiran dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan salah satu bentuk gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut berlebihan terhadap suatu…

2 jam ago

Pasar Malam dan UMKM Meriahkan Event Akhir Pekan di GBK

Pasar Malam dan UMKM Meriahkan Event Akhir Pekan di GBK 1. Suasana Meriah di GBK…

4 jam ago

🌟 Menuju Versi Terbaik Diri Sendiri: Manfaat Gym yang Tak Terbantahkan

Langkah Awal Menuju Kehidupan Sehat Setiap orang tentu ingin memiliki tubuh sehat dan bugar. Namun,…

4 jam ago

Fakta Mengejutkan! Puluhan Siswa di Banyuwangi Keracunan Diduga Akibat Minuman MBG, Kasus Mengguncang Sekolah!

Puluhan siswa di Banyuwangi keracunan usai minum MBG. Sebanyak 41 anak dilarikan ke rumah sakit,…

5 jam ago