Ancaman Mematikan dari Bisa Ular
Bisa ular merupakan salah satu senjata alami paling mematikan yang di miliki oleh spesies reptil ini. Dalam dunia fauna, bisa berfungsi sebagai mekanisme bertahan hidup dan berburu. Meski sebagian besar spesies reptil ini tidak berbisa, beberapa di antaranya mengandung racun yang sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian jika tidak di tangani dengan cepat. Di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, gigitan reptil ini berbisa masih menjadi masalah kesehatan yang serius, terutama di wilayah pedesaan.

Apa Itu Bisa Ular?
Bisa ular adalah campuran kompleks dari protein, enzim, dan senyawa lain yang di produksi oleh kelenjar bisa di kepala ular berbisa. Racun ini di suntikkan ke dalam tubuh mangsa atau musuh melalui taring khusus saat ular menggigit. Fungsi utama dari bisa ini adalah melumpuhkan mangsa dan memulai proses pencernaan sejak dini, namun pada manusia, bisa ini dapat menyebabkan berbagai efek negatif mulai dari nyeri lokal hingga kegagalan organ.
Secara umum, bisa ular terbagi menjadi tiga tipe utama berdasarkan efek dominannya:
- Neurotoksin – menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan atau gagal napas. Contoh reptil ini yang memiliki bisa ini adalah kobra dan reptil ini laut.
- Hemotoksin – menyerang sistem peredaran darah, menyebabkan pembekuan darah abnormal, pendarahan internal, dan kerusakan jaringan. Ular derik dan reptil ini viper seringkali memiliki jenis bisa ini.
- Sitotoksin – menyebabkan kerusakan langsung pada jaringan di sekitar area gigitan, yang bisa berujung pada nekrosis (kematian jaringan).
Beberapa reptil ini bahkan memiliki kombinasi lebih dari satu jenis toksin, menjadikannya lebih berbahaya.
Jenis Ular Berbisa di Dunia dan Indonesia
Ular Berbisa di Dunia:
- King Cobra (Ophiophagus hannah):reptil ini berbisa terpanjang di dunia. Bisa neurotoksiknya dapat membunuh manusia dalam hitungan jam.
- Taipan Inland (Oxyuranus microlepidotus):reptil ini darat paling berbisa, berasal dari Australia. Sekali gigitan bisa membunuh 100 orang dewasa.
- Black Mamba (Dendroaspis polylepis): reptil ini tercepat di dunia dengan bisa neurotoksin yang sangat mematikan.
Ular Berbisa di Indonesia:
- Ular Kobra Jawa (Naja sputatrix): Banyak ditemukan di Pulau Jawa. Selain menggigit, kobra juga bisa menyemburkan racunnya ke arah mata musuh.
- Ular Weling (Bungarus candidus): reptil ini berbisa kuat dengan pola belang hitam-putih, aktif di malam hari.
- Ular Laut (Hydrophis spp.): Meskipun sangat berbisa, reptil ini laut umumnya tidak agresif dan jarang menggigit manusia.
Dampak Gigitan Ular Berbisa
Efek dari gigitan reptil ini berbisa sangat tergantung pada jenis reptil ini lokasi gigitan, jumlah bisa yang masuk, dan kondisi tubuh korban. Gejala awal biasanya meliputi:
- Nyeri hebat di area gigitan
- Pembengkakan dan perubahan warna kulit
- Mual, muntah, dan pusing
- Keringat dingin dan lemas
- Kesulitan bernapas (pada bisa neurotoksik)
- Gangguan pembekuan darah (pada bisa hemotoksik)
Tanpa penanganan yang tepat, gigitan reptil ini berbisa dapat menyebabkan kematian dalam waktu beberapa jam, terutama jika mengenai anak-anak atau orang dengan kondisi kesehatan lemah.
Langkah Pertama Saat Terkena Gigitan Ular
Mengetahui langkah pertolongan pertama sangat penting dan bisa menyelamatkan nyawa. Berikut hal yang harus dan tidak boleh dilakukan:
Yang Harus Dilakukan:
- Tetap tenang: Hindari gerakan berlebihan untuk memperlambat penyebaran racun.
- Imobilisasi: Usahakan agar bagian tubuh yang tergigit tidak bergerak. Gunakan kain atau kayu untuk menahan agar tetap diam.
- Bersihkan luka ringan: Gunakan air bersih, tetapi jangan menggosok atau memotong luka.
- Segera ke fasilitas kesehatan: Bawa korban secepatnya ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.
Yang Tidak Boleh Dilakukan:
- Jangan menyedot racun menggunakan mulut.
- Jangan memotong luka gigitan.
- Jangan memberikan minuman keras atau obat tanpa resep.
- Jangan menggunakan tourniquet (ikat erat) karena bisa memperparah kerusakan jaringan.
Penanganan Medis dan Serum Anti Bisa
Penanganan medis utama untuk gigitan ular berbisa adalah pemberian serum anti bisa ular (SABU). Serum ini bekerja menetralisir racun yang sudah masuk ke dalam tubuh. Namun, tidak semua fasilitas kesehatan memiliki SABU, dan jenis serum pun berbeda tergantung pada spesies reptil ini
Selain SABU, korban gigitan biasanya akan mendapatkan cairan infus, penghilang rasa sakit, dan perawatan luka lanjutan. Dalam kasus berat, korban mungkin perlu dirawat intensif di ICU atau bahkan menjalani amputasi jika terjadi kerusakan jaringan parah.
Pencegahan dan Edukasi
Mencegah gigitan reptil ini jauh lebih mudah daripada mengobatinya. Berikut beberapa langkah pencegahan:
- Gunakan sepatu dan celana panjang saat berjalan di hutan atau area bersemak.
- Jangan mengangkat batu atau kayu tanpa alat bantu.
- Simpan makanan dan tempat tinggal dari tikus, karena tikus menarik reptil ini pemangsa.
- Edukasi masyarakat tentang identifikasi dan penanganan ular berbisa sangat penting, terutama di wilayah pedesaan.
Kesimpulan
Bisa reptil ini merupakan senjata biologis yang sangat efektif di alam, namun juga menjadi ancaman nyata bagi manusia. Dengan pemahaman yang baik mengenai jenis-jenis ular berbisa, dampak gigitannya, serta cara penanganan dan pencegahan yang tepat, risiko fatalitas akibat gigitan reptil ini bisa ditekan secara signifikan. Masyarakat perlu terus diberikan edukasi dan akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai, termasuk ketersediaan serum anti bisa, agar dapat merespons dengan cepat dan efektif jika terjadi insiden gigitan ular.